Tak hanya susui bayi, wanita Laos ini berikan ASI untuk tentara
Yang dilakukan Kanchia terbilang tabu di komunitas dan negaranya.
Seorang wanita di Laos memberikan air susu ibu (ASI) miliknya tak hanya ke anaknya, namun juga ke sejumlah orang dewasa. Kanchia mendapat banyak permintaan ASI dari orang-orang yang tidak dikenalnya.
Yang dilakukan Kanchia terbilang tabu di komunitas dan negaranya. Pasalnya dia sendiri tidak kenal orang asing yang akan diberikan ASI tersebut.
Hal ini terjadi pada tahun 1950-an, ketika warga Vietnam bersama tentara Lao berperang melawan penjajahan Prancis. Kanchia yang kala itu berusia 18 tahun menetap di dekat mata air Huoi Dua, jauh di dalam hutan Truong Son di Laos.
Dilansir dari AsiaOne, Senin (17/7), saat Kanchia tengah menyusui anaknya, seorang tentara Vietnam datang dan memintanya membawa beberapa ASI untuk membantu rekan kerjanya yang sakit parah. Orang itu terjangkit malaria.
Pasalnya, sebuah gudang milik tentara Vietnam yang berisi makanan telah dihancurkan oleh bom Amerika Serikat. Mereka juga memblokir jalan yang bisa digunakan untuk mengangkut makanan.
Tak punya pilihan lain, para prajurit minta makan ke warga yang mengungsi di hutan, salah satunya kepada Kanchia. Hal ini mereka lakukan, terutama jika ada rekannya yang terluka atau sakit.
Melihat lelah dan lemahnya para tentara Vietnam, karena berperang tanpa 'amunisi' cukup, ibu muda itu memutuskan melepas tabu lama di negaranya. Tanpa takut, dia membagikan ASI untuk menyelamatkan tentara tersebut.
"Awalnya saya sangat malu dan tidak berani menjawab saat diminta memberikan ASI," kata Kanchia.
Dia mengaku, di bawah tradisi Lao, ASI ibu dianggap 'darah' yang hanya bisa diberikan kepada anak-anaknya saja.
"Namun ketika saya melihat tentara Vietnam yang sakit, saya dibawa ke tempat kami, saya memutuskan rasa malu dan mengabaikan kebiasaan tradisional kami," imbuhnya.
Berkat ASI Kanchia, tentara Vietnam itu bisa pulih dan terus berjuang bersama tentara Lao melawan penjajah. Dia mengaku sangat menghormati para tentara Vietnam karena secara sukarela membantu tentara Lao dalam berperang melawan penjajah.
Dia menuturkan banyak yang mempertanyakan keputusannya, tak sedikit mencibir dan menuding dia pelanggar tradisi.
"Namun saya tidak peduli. Tentara Vietnam secara sukarela datang ke negara kami untuk memperjuangkan kami dan bersedia mengorbankan hidup mereka, bagi saya mereka pantas mendapatkan perawatan dari kami," katanya.
Kisah ini diceritakan belum lama oleh Saikhong Sayasin, Sekretaris Jenderal Asosiasi Persahabatan Laos-Vietnam. Menurut dia, kisah Kanchia sangat istimewa.
"Saya sangat tergerak mendengar cerita ini, jantung seorang ibu. Hanya ibu yang berani dan penuh kasih melakukan hal ini," ujar dia.
Setelah Laos merdeka pada 1975, tentara sukarelawan Vietnam kembali ke negara mereka. Kini, persahabatan dua negara itu sangat baik.
Kanchia sendiri melanjutkan hidupnya dan memiliki 12 anak. Kini, dia tinggal bersama anak dan cucunya di Kabupaten Lamam.