Tentara Israel Serbu Kantor Aljazeera di Tepi Barat, Beri Waktu 45 Hari untuk Tutup
Sejumlah tentara Israle menyerbu kantor biro Aljazeera di Ramallah, Tepi Barat dan memerintahkan untuk tutup dalam waktu 45 hari.
Tentara Israel hari ini menyerbu kantor biro Aljazeera di Ramallah, Tepi Barat dan memerintahkan media berbasis di Doha, Qatar itu untuk menghentikan operasi.
Dilansir Aljazeera, Ahad (22/9), sejumlah tentara berpakaian lengkap memaksa masuk ke dalam kantor gedung Aljazeera dan menyerahkan surat ultimatum berisi perintah agar Aljazeera menutup kantornya dalam waktu 45 hari kepada Kepala Biro Aljazeera di Tepi Barat, Walid al-Umari.
- Aljazeera: Ada 10.000 Tentara Turki di Militer Israel, Mereka Ikut Perang di Gaza
- Tentara Israel Giring Ratusan Pria Palestina dengan Tangan Diborgol dan Mata Tertutup, Dibawa ke Dekat RS Indonesia, Nasibnya Tak Diketahui
- Media Israel Rilis Video Ketika Para Tentara Memperkosa Tahanan Palestina, Begini Detik-Detik Kejadian Mengerikan Itu
- Tentara Israel Menangis saat Baku Tembak dengan Pejuang Palestina di Gaza Utara, ini Videonya 'Tentara Kok Cengeng'
Umari menuturkan tentara Israel memerintahkan Aljazeera segera tutup karena dianggap "menghasut dan mendukung terorisme."
Jurnalis di gedung Aljazeera Jivari Budeiri mengatakan tentara Israel memakai gas air mata di hadapan Biro Alajzeera dan Alun-Alun Am-Manara di pusat Tepi Barat. Dia mengatakan tentara Israel juga merazia kamera mereka. Budeiri mengatakan dia khawatir tentara Israel akan menghancurkan arsip yang dimilki Aljazeera, yang saa ini tersimpan di kantor itu.
Kendaraan militer Israel kemudian meninggalkan Ramallah setelah penyerbuan itu.
Menghapus kebenaran
Jurnalis Aljazeera di Ramallah Nida Ibrahim mengatakan penyerbuan dan perintah penutupan ini tidaklah mengherankan setelah Israel sebelumnya mengusir Aljazeera dari Israel.
"Kami sudah mendengar pejabat Israel mengancam akan menutup kantor biro. Kami mendengar pemerintah Israel tengah membahas ini dan meminta militer di Tepi Barat menutup kantor dan menghentikan operasi Aljazeera. Tapi kami tidak menduga itu terjadi hari ini," kata Ibrahim.
Penyerbuan har ini terjadi hanya beberapa bulan setelah pemerintah Israel melarang Aljazeera beroperasi di Israel pada Mei lalu menyusul perang di Gaza.
Penutupan awal dikatakan sama 45 hari tapi itu terus diperbarui sehingga jurnalis Aljazeera masih tidak bisa meliput dari dalam negeri Israel.
"Menargetkan jurnalis dengan cara seperti ini selalu bertujuan menghapus kebenaran dan mencegah publik mendapatkan kebenaran," kata Umari.
Mustafa Barghouti, sekretaris jenderal Prakarsa Nasional Palestina, mengatakan Israel tidak punya hak, baik secara hukum, untuk menutup kantor mana pun di Ramallah yang berada di bawah wewenang dan keamanan
Otoritas Paestina (PA). Dia mengatakan izin Aljazeera untuk beroperasi dikeluarkan oleh PA.
"Ini adalah wajh asli Israel, negara yang mengklaim sebagai demokrasi dan menjunjung kebebasan pers," kata dia.