Aljazeera: Ada 10.000 Tentara Turki di Militer Israel, Mereka Ikut Perang di Gaza
Juli lalu perlemen Turki mengajukan rancangan undang-undang untuk mencabut kewarganegaraan Turki bagi mereka yang ikut berperang membantu Israel di Gaza.
Stasiun televisi Aljazeera berbahasa Arab melaporkan ada sekitar 10.000 tentara Turki di Israel.
Sementara itu, 4.000 dari pasukan ini berpartisipasi dalam perang di Gaza, dan 65 dari mereka terbunuh.
-
Apa yang dilakukan tentara Israel di Gaza? 'Pertama-tama, mereka mengatakan 'empat orang'. Ternyata dua anak-anak dan dua orang dewasa, dan ternyata, itu ada seorang pria, seorang perempuan, dan dua anak-anak. Anda gambarkan saja sendiri bagaimana,' kata S.
-
Apa yang dilakukan tentara Israel? 'Al-Jazeera menerbitkan adegan-adegan yang memperlihatkan tentara pendudukan menggunakan tahanan Palestina sebagai perisai manusia di Jalur Gaza, menunjukkan para tahanan diikat dengan tali dan memaksa mereka memasuki rumah-rumah yang hancur atau mencari bahan peledak dan terowongan,' tulis unggahan.
-
Kenapa tentara Israel tembak warga Palestina di Gaza? Pasukan penjajah Israel yang dikerahkan ke Jalur Gaza diberi wewenang untuk 'menembaki warga Palestina sesuka hati, termasuk warga sipil,' dan telah mengubah Gaza menjadi 'lanskap yang dipenuhi mayat'. Demikian diungkapkan +972 Mag dalam laporannya pada Senin (8/7).
-
Siapa yang menyerang Gaza? Israel masih terus melakukan serangan-serangan ke wilayah Gaza, Palestina sejak 7 Oktober 2023 lalu.
Sementara itu, bulan Juli lalu parlemen Turki mengajukan Rancangan Undang-undang (RUU) yang bertujuan untuk mencabut kewarganegaraan dan menyita aset warga Turki yang berpartisipasi dalam perang genosida Israel di Gaza.
RUU tersebut diusulkan oleh partai Huda Par yang dipimpin oleh Zekeriya Yapicioglu. RUU itu mengatakan laporan media menunjukkan keberadaan sekitar 4.000 warga negara ganda Turki-Israel yang berpartisipasi dengan tentara pendudukan Israel dalam pembantaian massal yang menargetkan warga Palestina.
Yapicioglu mengungkapkan warga Turki dengan kewarganegaraan ganda yang berada di militer Israel jumlahnya cukup banyak.
"Kita tidak bisa diam saja terhadap mereka yang terlibat dalam kejahatan perang dan kembali ke Turki melanjutkan hidup mereka secara normal, seolah-olah mereka tidak melakukan apa pun," kata dia, seperti dikutip dari laman Middle East Monitor.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti