Terbanyak dalam Sejarah, Israel Bunuh Lebih Banyak Jurnalis Dibanding Konflik Manapun Selama 30 Tahun Terakhir
Membunuh jurnalis di tengah konflik adalah pelanggaran hukum internasional
Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) mengatakan selama 12 bulan terakhir 128 jurnalis dan pekerja media telah tewas selama perang di Gaza.
-
Siapa yang diizinkan untuk membunuh jurnalis di Gaza menurut militer Israel? Tentara Israel menyatakan media yang berafiliasi dengan kelompok perlawanan Palestina seperti Hamas adalah target militer yang sah, sehingga jurnalis yang bekerja untuk media tersebut boleh dibunuh.
-
Apa isi selebaran yang dijatuhkan Israel di Gaza? Selebaran Ramadan yang ditulis dalam bahasa Arab itu berisi seruan agar "memberi makan mereka yang membutuhkan dan berbicaralah yang baik". Di saat yang sama ratusan ribuan penduduk Gaza saat ini sedang kelaparan karena blokade Israel terhadap makanan dan air bersih.
-
Bagaimana media Israel menutupi kondisi sebenarnya tentara Israel di Gaza? Dia menuturkan media Israel menutup-nutupi ini terutama karena alasan untuk menjaga moral tentara di tengah gencarnya kritikan terhadap pemerintahan Netanyahu.
-
Apa yang terjadi di kota Gaza saat ini? Potret terkini kota Gaza setelah dihancurkan Israel, kini terlihat seperti kota mati.
-
Apa saja yang sedang dihemat oleh tentara Israel di Gaza? Penembak tank yang ditempatkan di Gaza diperingatkan untuk menghemat peluru untuk digunakan di wilayah utara Israel, di mana kemungkinan perang skala penuh melawan Hizbullah di Lebanon semakin meningkat.
-
Kapan investigasi The Guardian tentang pembunuhan jurnalis di Gaza dirilis? Investigasi ini merupakan bagian dari apa yang disebut sebagai proyek Gaza, yang dipimpin LSM Forbidden Stories yang berbasis di Prancis, yang telah menganalisis pembunuhan jurnalis di Jalur Gaza sejak awal agresi Israel pada 7 Oktober 2023.
Serangan Zionis Israel ke Gaza telah menewaskan lebih banyak jurnalis dibandingkan konflik manapun sepanjang tiga dasawarsa terakhir, kata CPJ.
Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ), organisasi perlindungan jurnalis yang berbasis di Amerika ini telah memantau pelanggaran HAM terhadap jurnalis di seluruh dunia dan mencatat sedikitnya 128 pekerja media tewas antara 7 Oktober 2023 hingga 4 Oktober 2024 dalam serangan Israel ke Gaza.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina memperkirakan sedikitnya 175 jurnalis dan pekerja media terbunuh antara 7 Oktober 2023 dan 6 Oktober 2024.
Dilansir dari Middle East Eye (MEE), organisasi ini menyebut, ini adalah periode paling mematikan bagi para jurnalis sejak mereka memulai aktivitas dokumentasinya pada 1992.
Korban paling banyak sepanjang sejarah
Kelompok pegiat HAM lain seperti Euro-Med Monitor dan Reporters Without Borders juga melakukan dokumentasi terhadap konflik Suriah dan Irak, mereka mencatat sedikitnya 700 jurnalis tewas dari tahun 2011 hingga 2022 dan 300 jurnalis profesional maupun non profesional terbunuh saat meliput konflik Suriah.
- Jurnalis Jerman Akhirnya Akui Takut Kritik Israel dan Sebut Kata 'Genosida'
- Israel Bunuh Jurnalis Palestina, Media Barat Tutupi Kebenaran Genosida di Gaza
- Arab Saudi Kutuk Serangan Israel ke Iran, Sebut Negara Zionis Itu Langgar Hukum Internasional
- Asal Usul ICJ Putuskan Pendudukan Israel Atas Tanah Palestina Ilegal & Sejarah Pencaplokannya
Konflik di timur tengah lainnya seperti yang terjadi di Irak telah menewaskan 61 jurnalis, sementara perang Yaman menewaskan 42 jurnalis sejak 2014. Meski begitu, korban jurnalis tewas akibat serangan Zionis Israel tetap menduduki tingkat paling atas sepanjang 30 tahun terakhir.
Carlos Martinez de la Serna, perwakilan dari CPJ mengatakan "Sejak perang di Gaza dimulai, para wartawan telah membayar harga tertinggi dengan nyawa mereka untuk laporan yang mereka sajikan. Tanpa perlindungan, peralatan, kehadiran internasional, komunikasi, atau makanan dan air, mereka masih melakukan pekerjaan penting mereka untuk menyampaikan kebenaran kepada dunia."
"Setiap jurnalis yang dibunuh, terluka, ditangkap atau dipaksa hidup di pengasingan, kita kehilangan serpihan kebenaran. Mereka yang bertanggung jawab atas perbuatan itu menghadapi dua pengadilan: pengadilan di bawah hukum internasional dan di hadapan sejarah yang tak kenal ampun."
Lebih banyak ketimbang Perang Dunia Kedua
Menargetkan jurnalis di tengah konflik adalah pelanggaran hukum internasional.
Israel sendiri saat ini sedang diadili di Mahkamah Internasional atas dugaan pelanggaran Konvensi Genosida 1948, dalam kasus yang diajukan oleh Afrika Selatan pada bulan Desember. Permohonan Afrika Selatan menyebutkan penargetan jurnalis Palestina sebagai bagian dari buktinya.
"Jurnalis Palestina terbunuh pada tingkat yang jauh lebih tinggi daripada yang pernah terjadi dalam konflik manapun dalam 100 tahun terakhir. Dalam dua bulan sejak 7 Oktober 2023, jumlah jurnalis yang terbunuh telah melampaui jumlah jurnalis yang terbunuh selama Perang Dunia II," demikian pernyataan dalam permohonan tersebut, seperti dikutip dari MEE.
Militer Israel tanpa rasa bersalah justru membantah pihaknya sengaja menargetkan wartawan.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti