Thailand Panik, Serbuan Ikan 'Alien' Rusak Lingkungan dan Ekonomi, Sudah Menyebar di 17 Provinsi
Pemerintah Thailand kini tengah kewalahan dengan penyebaran ikan ini.
Thailand kini tengah menghadapi krisis ekologi akibat serbuan ikan mujair. Spesies yang paling cepat menyebar ini berasal dari Afrika Barat. Ikan ini menyebar cepat lewat saluran air.
Meski sudah berusaha dikendalikan populasinya, ikan mujair ini terus merajalela mengancam lingkungan dan ekonomi. Saat ini ikan itu sudah menyebar hingga ke 17 provinsi di Negeri Gajah Putih. Demikian dilaporkan BBC.
- Terungkap Ini Biang Kerok Produk Impor Ilegal Banjir di Tanah Air
- Ternyata, Ini Penyebab Ikan Indonesia Susah Masuk Pasar Uni Eropa
- Pemerintah Minta Jumlah Tangkapan Ikan Dikurangi, Nelayan Bisa Lakukan Cara Ini
- Resmi Dinyatakan Punah, Begini Penampakan Ikan Pari Jawa Hewan Pertama di Dunia Lenyap Akibat Manusia
Penyelidikan dari anggota parlemen kini tengah dilakukan untuk mencari tahu penyebab dan siapa yang bertanggung jawab.
Anggota parlemen dari Bangkok Nattacha Boonchaiinsawat mengatakan, "Kami tidak akan mewariskan ekosistem yang rusak kepada generasi masa depan."
Dia memperkirakan dampak dari menyebarnya ikan mujair ini akan merugikan ekonomi Thailand hingga sedikitnya 10 juta baht atau sekitar Rp 4,5 miliar.
Melepaskan predator
Ikan mujair hitam ini menimbulkan ancaman besar bagi industri akuakultur Thailand karena memangsa spesies berharga seperti udang dan larva siput.
Spesies invasif ini mampu berkembang biak dengan sangat cepat sehingga sulit diberantas.
Dilansir Malay Mail, Ahad (1/9), pemerintah Thailand menerapkan berbagai strategi untuk mengatasi masalah ini, termasuk mendorong partisipasi publik dalam kampanye penangkapan ikan, melepaskan predator, dan bahkan mengembangkan ikan steril yang dimodifikasi secara genetik.
Namun ahli memperingatkan semua upaya itu kemungkinan tidak cukup untuk menghentikan penyebaran ikan mujair.
Salah satu yang jadi masalah adalah asal usul dari ikan mujari itu.
Habitatnya luas
Pemerintah menduga eksperimen dari laboratorium Charoen Pokphand Food (CPF) sebagai penyebab namun pihak perusahaan membantah dan mengancam akan mengambil tindakan hukum.
Di tengah penyelidikan ini, masih belum diketahui bagaimana ikan itu bisa masuk ke saluran air di Thailand.
Apa pun penyebabnya, entah itu dari laboratorium atau diselundupkan ke Thailand, dampak dari ikan ini cukup besar.
Ahli meyakini ikan mujair ini tidak bisa diberantas karena perkembangbiakannya yang sangat cepat dan habitatnya yang luas.
Fokus penanganan kini diarahkan kepada pengelolaan dampak dan mencegah kerusakan ekosistem lebih jauh.
Pihwak berwenang menganjurkan predator alami ikan mujair ini seperti ikan kerapu asia dan ikan lele berkumis panjang untuk mengendalikan populasi mereka.
Namun upaya ini terkendalam reproduksi mujair yang cepat. Ikan betina mujair bisa menghasilkan 500 benih sekaligus.
Untuk mengatasi masalah ini lebih lanjut, pihak berwenang kini tengah mengembangkan ikan mujair yang dimodifikasi secara genetika hingga menghasilkan keturunan mandul. Pemerintah berencana melepaskannya akhir tahun ini untuk mengekang populasi.
- Tolak Permintaan Banggar DPR, Sri Mulyani Mantap Tak Ingin Lagi jadi Menteri Keuangan Era Prabowo-Gibran
- Aurelie Moeremans, Dari Model Berbakat hingga Aktris Layar Lebar, Perjalanan Penuh Lika-liku
- Potret Rumah Gubuk Berdinding Bambu Berlantai Tanah Milik Pria Beristri Dua, Tempat Tidurnya Bikin Salfok
- Pramono Anung Mundur dari Seskab, Istana Sebut Reshuffle Kabinet Mungkin Terjadi
- Pemerintah Beberkan Bukti Sektor Manufaktur Tetap Tangguh
Berita Terpopuler
-
Pramono Anung Mundur dari Seskab, Istana Sebut Reshuffle Kabinet Mungkin Terjadi
merdeka.com 19 Sep 2024 -
Gus Miftah Bocorkan Rencana Jokowi Usai Purnatugas: Tidur Dua Minggu di Solo
merdeka.com 19 Sep 2024 -
Gus Miftah: Jokowi Ingin Pengasuh Pesantren Jaga Masa Transisi ke Pemerintahan Prabowo
merdeka.com 19 Sep 2024 -
Data NPWP Jokowi, Gibran dan Kaesang Diduga Bocor, Sri Mulyani Perintahkan Ditjen Pajak Lakukan Penyelidikan
merdeka.com 19 Sep 2024 -
Jokowi Tak Mau Buru-Buru Teken Kepres Pemindahan IKN, Ternyata Ini Alasannya
merdeka.com 18 Sep 2024