Tiga cara Indonesia berantas terorisme jadi acuan dunia
Indonesia memiliki tiga cara untuk menanggulangi terorisme, melalui media sosial, kerja sama gerakan global, dan pemberdayaan perempuan. Hal ini yang kemudian dicontoh negara lain untuk memberantas terorisme.
Indonesia punya tiga cara menanggulangi terorisme, di antaranya memperkuat counter narrative melalui media sosial, melakukan kerja sama gerakan global untuk mendorong moderasi dan toleransi, dan memberdayakan peran perempuan untuk mendorong budaya moderat dan toleransi.
Cara ini rupanya dinilai efektif oleh negara lain yang memiliki kendala serupa sehingga banyak negara yang mencontoh Indonesia. Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Wakil Menteri Luar Negeri, A.M Fachir.
-
Apa saja isu yang dibahas dalam KTT ASEAN? KTT ASEAN menjadi forum penting yang mana para pemimpin negara anggota berkumpul untuk membahas berbagai macam isu. Mulai dari isu-isu strategis, kerja sama regional, dan perkembangan ekonomi di kawasan Asia Tenggara.
-
Apa yang menjadi salah satu isu yang dibahas dalam KTT ke-43 ASEAN? Stabilitas kawasan akan kembali menjadi salah satu isu yang dibahas dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN di Jakarta pada 5–7 September 2023.
-
Kenapa KTT ASEAN digelar di Jakarta? KTT yang akan diselenggarakan di Jakarta tersebut menjadi momen penting bagi Indonesia sebagai tuan rumah untuk memfasilitasi dialog dan kerjasama antara pemimpin negara anggota.
-
Di mana KTT ke-43 ASEAN akan digelar? Stabilitas kawasan akan kembali menjadi salah satu isu yang dibahas dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN di Jakarta pada 5–7 September 2023.
-
Siapa orang terkaya di ASEAN? Mengutip data Forbes Real Time Billionaires, berikut merupakan top 3 sultan di Asia Tenggara. 1. Low Tuck Kwong Pria kelahiran Singapura ini merupakan anak dari David Low Yi Ngo, yang berganti kewarganegaraan menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pada tahun 1992.
-
Kapan KTT ke-43 ASEAN akan dilaksanakan? Stabilitas kawasan akan kembali menjadi salah satu isu yang dibahas dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN di Jakarta pada 5–7 September 2023.
"Sebagai negara Muslim terbesar sekaligus juga demokratis, Indonesia punya beberapa pengalaman yang bisa dibagi. Karena itu, negara kita sering dijadikan model untuk berbagai penanganan isu global. Negara kita memang sangat beragam dan itu membuat kita menjadi cerminan miniatur dunia," Kata Fachir saat ditemui usai dialog bertajuk 'ASEAN-UN Regional Dialogue on Preventing Violent Extremism' di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (8/11).
Fachir menyebut, banyak kegiatan dilakukan di Indonesia untuk membahas kerjasama mengenai pemberantasan terorisme, salah satunya pertemuan negara ASEAN dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Ini menunjukkan betapa isu ini menjadi perhatian dari semua negara," ungkap Fachir.
Pengalaman Indonesia, kata Fachir, baik dari sisi pencegahan konflik, resolusi konflik, dan penanganan dan radikalisme selalu dibagi pada kesempatan semacam ini.
"Bagi negara lain, Indonesia dinilai berhasil dalam melakukan hard approach maupun soft approach untuk counter terrorism. Contohnya, saat kita berhasil menangani bom Bali dan bom Jakarta," imbuh Fachir.
"Bahkan insiden bom Jakarta dinilai sesuatu yang sangat berhasil karena penanganannya sangat cepat sekali. Baik penanganan peristiwa itu sendiri maupun membuat situasi menjadi normal kembali. Kita bahkan menggerakkan publik untuk mengatakan tidak takut kepada teroris," sambungnya.
Selain itu, Indonesia juga juga punya pengalaman melawan terorisme di Poso, Ambon, dan Maluku. Semuanya menjadi pembelajaran buat negara-negara lain untuk menangani hal yang sama yang mungkin bisa dijadikan pengalaman untuk ke depannya.
(mdk/che)