Tiga Jurnalis Turki Tulis Buku Tentang Rincian Pembunuhan Khashoggi
Buku dengan judul "Kekejaman Diplomatik: Rahasia Gelap Pembunuhan Jamal Khashoggi" ditulis dalam bahasa Turki dan mulai dijual bulan lalu.
Sebuah buku baru yang ditulis oleh tiga jurnalis Turki mengungkap rincian proses pembunuhan dan mutilasi jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi di Konsulat Istanbul, 2 Oktober lalu.
"Pertama, kita akan katakan kepada dia 'Kami akan membawamu ke Riyadh," ujar seorang anggota tim pembunuh kepada rekannya, seperti ditulis buku itu. "Kalau dia tidak datang, kita akan membunuhnya di sini dan menyingkirkan mayatnya."
-
Kapan Saipul Jamil berangkat ke Arab Saudi? Saipul berangkat bersama kelompok terbang awal dari Indonesia. Ia sudah berada di Arab Saudi sejak beberapa hari yang lalu.
-
Kapan Timnas Indonesia bertanding melawan Arab Saudi? Maarten Paes akhirnya melakukan debutnya bersama Timnas Indonesia dan hasilnya cukup mengejutkan. Sebelumnya, Paes diperkirakan tidak akan tampil saat Timnas Indonesia bertandang ke markas Timnas Arab Saudi pada matchday 1 Grup C ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, yang berlangsung pada Jumat (06/09/2024).
-
Siapa kapten Timnas Arab Saudi? Kapten Tim Nasional Arab Saudi adalah Salem Al-Dawsari, sementara Asnawi Mangkualam menjabat sebagai kapten Timnas Indonesia.
-
Siapa kapten dari tim nasional Arab Saudi? Sebagai kapten dan pemain kunci tim, winger kiri ini mencuri perhatian di Piala Dunia 2022 dengan mencetak gol dan membantu Arab Saudi mengalahkan Argentina 2-1 di fase grup.
-
Kapan Timnas Indonesia main lawan Arab Saudi? Timnas Indonesia akan menghadapi Arab Saudi dalam laga pertama putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, pada Jumat (6/9/2024) dini hari WIB.
Buku dengan judul "Kekejaman Diplomatik: Rahasia Gelap Pembunuhan Jamal Khashoggi" ditulis dalam bahasa Turki dan mulai dijual bulan lalu.
Buku itu mengutip rekaman audio yang berisi tentang sejumlah kejadian sebelum dan ketika Khashoggi dibunuh oleh tim beranggotakan belasan figur Saudi, demikian seperti dilansir The New York Times, Jumat (18/1).
Rekaman itu, yang berisi momen sebelum kematian Jamal Khashoggi, saat berkunjung ke Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober, merupakan bukti yang diperoleh dan disimpan pejabat Turki. Dan pejabat intelijen Turki membocorkan beberapa detail rekaman guna memaksa Arab Saudi untuk mengakui kejahatan tersebut.
polisi Turki geledah rumah selidiki pembunuhan Khashoggi ©AFP
Pejabat intelijen Turki itu kemudian memberikan pengarahan kepada tiga jurnalis investigasi Sabah--yang dekat dengan pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan--yang kemudian mengolahnya menjadi sebuah buku.
Buku baru itu juga memberikan deskripsi paling lengkap hingga saat ini tentang isi rekaman, yang keberadaannya telah mencuat sejak awal penyelidikan kasus tersebut.
Rekaman itu berisi suara adegan ketika tim operasi Saudi menyusun rencana mereka sebelum Jamal Khashoggi tiba di konsulat, dan kemudian tentang apa yang terjadi selanjutnya.
Seorang pejabat keamanan Turki yang tidak ingin diketahui identitasnya membenarkan rincian yang dijelaskan dalam buku itu akurat.
Buku itu tidak menjelaskan bagaimana pemerintah Turki memperoleh rekaman itu. Tetapi dikatakan bahwa pejabat intelijen Turki telah mengumpulkan rekaman audio dari beberapa lokasi di konsulat.
Rekaman itu pulalah yang disebut-sebut diberikan oleh Turki kepada pejabat intelijen negara Barat, salah satunya Direktur CIA Amerika Serikat, Gina Haspel.
Para wartawan mengidentifikasi salah satu pejabat di rekaman itu sebagai Maher Abdulaziz Mutreb, seorang pejabat keamanan dan sering menjadi pendamping Putra Mahkota Saudi, Muhammad bin Salman. Mutreb terdengar memberi perintah dan mengarahkan percakapan tim pembunuh dengan Jamal Khashoggi, kata buku itu.
Jurnalis Sabah dalam buku itu mengatakan, Mutreb memberikan rencana kepada Salah al-Tubaigy, seorang pejabat forensik tinggi pemerintah Saudi, mengatakan kepadanya bahwa mereka akan mencoba membawa Khashoggi kembali ke Arab Saudi. Jika Khashoggi menolak, "Kami akan membunuhnya di sini dan menyingkirkan mayatnya," kata Mutreb memberitahu Tubaigy, menurut buku itu.
"Pertama, kami akan memberitahunya (Khashoggi) 'Kami akan membawamu ke Riyadh,'" kata Mutreb kepada Tubaigy, menurut buku itu dengan mengutip rekaman audio.
"Jika dia (Khashoggi) tidak datang, kita akan membunuhnya di sini dan menyingkirkan mayatnya," lanjut Mutreb.
"Jamal (Khashoggi) tinggi, sekitar 1,80 meter," kata Tubaigy.
"Sendi hewan kurban mudah dibelah, tetapi memotong-motong (manusia) memerlukan waktu."
"(Tapi) saya selalu bekerja dengan mayat," katanya. "Aku tahu cara memotong dengan baik. Saya belum pernah bekerja pada tubuh yang hangat sampai sekarang, tetapi saya bisa mengatasinya dengan mudah. Biasanya saat mengerjakan mayat, saya memakai headphone dan mendengarkan musik, sambil minum kopi dan merokok."
"Setelah saya memotong-motongnya, Anda akan membungkusnya dalam kantong plastik dan memasukkannya ke dalam koper dan mengambil (bagian-bagian tubuhnya)," Tubaigy menambahkan.
Dalam beberapa menit setelah memasuki konsulat Saudi di Istanbul, Khashoggi dibawa ke kantor konsul. "Lepaskan lenganku, apa yang kamu lakukan?" terdengar Khashoggi berteriak.
Begitu Khashoggi memasuki ruangan, tulis para wartawan, Mutreb terdengar berkata, "Ayo, duduk. Kami datang untuk membawa Anda ke Riyadh."
Jawaban Khashoggi singkat dan jelas, "Saya tidak akan pergi ke Riyadh."
Tim pembunuh ingin Khashoggi mengirim pesan berikut kepada putranya Salah Khashoggi, "Anakku, aku di Istanbul. Jangan khawatir jika Anda tidak mendengar kabar dari saya untuk sementara waktu."
Khashoggi menolak, dan Mutreb memerintahkan orang-orangnya untuk mengeluarkan alat-alat yang mereka bawa untuk memotong-motong tubuhnya, kata buku itu. Audio menangkap suara alat-alat tersebut diletakkan di atas meja.
"Apakah kamu akan membunuhku? Apakah Anda akan mencekik saya?" Khashoggi terdengar bertanya.
Mutreb mengatakan kepadanya bahwa dia akan "dimaafkan" jika dia bekerja sama, jelas para wartawan dalam buku itu.
Mutreb kemudian memerintahkan lima agen Saudi untuk menyerang Khashoggi.
Salah satu agen, "kemungkinan besar Thaar Ghaleb al-Harbi," jelas buku itu, mencoba menutup mulut Khashoggi, tetapi audio menunjukkan bahwa Khashoggi mengelak.
Al-Harbi termasuk di antara penjaga kerajaan Saudi, dan dipromosikan tahun lalu ke pangkat letnan karena keberanian dalam membela istana Putra Mahkota di Jeddah. Buku itu mengatakan kelompok itu juga termasuk Mohammed Saad Alzahrani, penjaga kerajaan lainnya.
Para pembunuh akhirnya berhasil meletakkan kantong plastik di atas kepala Khashoggi, kata buku itu. Butuh lima menit sampai dia menarik napas terakhir, dan kata-kata terakhirnya tercatat sebagai, "Jangan tutup mulutku. Saya menderita asma. Jangan, kamu mencekikku."
Khashoggi meninggal pada pukul 13:24, buku itu melaporkan, hanya 10 menit setelah memasuki gedung pada 2 Oktober 2018.
"Detik terakhir di konsulat berlalu dengan suara serak korban yang meninggalkan dunia ini," tulis para wartawan.
Setelah Khashoggi meninggal, Mustafa al-Madani, pria Saudi yang dikirim untuk menjadi "peniru" Khashoggi dan Saif Saad al-Qahtani, melepas pakaian korban, kata buku itu.
Harbi dan Zahrani membantu Tubaigy ketika dia memotong-motong tubuh, kata buku itu, menggambarkan ahli forensik menghujani perintah kepada orang-orang di sekitarnya. "Tunggu apa lagi?" Teriaknya.
Ketika adegan itu berlangsung, personel konsulat merasa mual, kata buku itu.
"Menurut audio," para wartawan menulis, "potongan-potongan yang terdengar mungkin adalah suara penggunaan alat yang mirip dengan pisau untuk memotong tulang-tulang tubuh, sementara suara bernada tinggi seperti gergaji otopsi listrik yang sering terdengar, juga ikut terekam."
Reporter: Rizki Akbar Hasan
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Pangeran bin Salman Masih Minta Nasihat dari Tersangka Utama Pembunuh Khashoggi
Lenyapnya Kabar Tersangka Utama Pembunuh Khashoggi
Sidang Perdana, 5 Terdakwa Pembunuh Khashoggi Dituntut Hukuman Mati
Netflix Dikritik Karena Tarik Tayangan Berisi Kritikan untuk Putra Mahkota Arab Saudi
Media Turki Rilis Video Tim Pembunuh Bawa Koper Diduga Berisi Jasad Khashoggi
Selain Trump dan Kim Jong-un, Lima Sosok Ini Paling Curi Perhatian Dunia di 2018