Tiga Strategi China untuk Capai Target Nol-Covid
Di China, deteksi kasus Covid-19 biasanya melalui tes asam nukleat massal, yang dilakukan di seluruh kota dan berulang kali sampai wabah menurun.
Di China, deteksi kasus Covid-19 biasanya melalui tes asam nukleat massal, yang dilakukan di seluruh kota dan berulang kali sampai wabah menurun.
Contoh terbaru di Tianjin, yang dicengkeram wabah varian Omicron pertama, pemerintah melakukan tes massal di seluruh kota pada Minggu untuk mengukur tingkat infeksi dalam waktu 48 jam.
-
Di mana perangkat sakelar optik China diuji? Peralatan ini disebut sebagai “spaceborne optical switching technology”. Teknologi ini merupakan perangkat pertama kali diuji pada satelit.
-
Apa yang ditemukan di China baru-baru ini? Spesies Baru Titanosaurus Ditemukan di China, Hidup di Zaman Kapur Ahli paleontologi di Tiongkok menemukan fragmen fosil dari genus dan spesies baru dinosaurus sauropoda titanosaurian yang hidup di Bumi selama periode Kapur.
-
Bagaimana perangkat sakelar optik China bekerja? Perangkat ini diklaim mampu menghapuskan fungsi komponen sakelar tradisional. Sebuah komponen kunci dalam jaringan komunikasi yang bertanggung jawab atas distribusi data ke suatu jalur tertentu. Secara tradisional, komponen sakelar akan mengubah sinyal cahaya menjadi data digital atau disimulasikan dengan listrik sebagai perantaranya.
-
Apa yang ditemukan di China selatan? Sebuah fosil buaya yang telah punah ditemukan dengan kondisi terpenggal di China selatan.
-
Dimana kamera luar angkasa China di orbit? Setelah berhasil mengorbit di ketinggian 310 mil di luar angkasa pada 16 Januari lalu, baru-baru ini perusahaan tersebut merilis hasil foto kamera 360 milik mereka yang terpasang pada satelit yang mengorbit di Bumi.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan di China? Ilmuwan menemukan fosil larva cacing yang hidup sekitar 500 juta tahun lalu.
"Bukan tugas yang mudah mengetes 14 juta penduduk di kota besar ini dalam waktu yang paling singkat yang memungkinkan," jelas pemerintah Tianjin dalam surat terbuka kepada warga pada Senin.
"Kami melakukan ini untuk mengendalikan wabah secepat mungkin, melindungi kesehatan dan keselamatan rakyat kami, dan mencegah virus menyebar ke tempat lain, khususnya ke ibu kota Beijing," lanjut surat tersebut, dikutip dari laman South China Morning Post, Rabu (12/1).
Warga yang tidak melakukan tes Covid akan mendapati status atau kode kesehatannya tidak bisa terbaca di sistem lalu lintas, sehingga mereka dilarang meninggalkan kota itu atau memasuki Beijing, yang akan menjadi tuan rumah pelaksanaan Olimpiade Musim Dingin kurang dari empat pekan mendatang.
Memiliki kode kesehatan, yang mengindikasikan status Covid seseorang melalui sebuah aplikasi yang mewajibkan penggunaan nama asli saat pendaftaran, penting di China daratan dan harus ditunjukkan sebagai syarat memasuki berbagai tempat atau saat bepergian.
China fokus pada deteksi dini dan pelaporan infeksi, dan menunjukkan dengan tepat sumber infeksi melalui tes berdasarkan kebijakan nol-Covidnya, serta fokus melakukan penelusuran kontak, karantina dalam waktu lama, dan pengendalian perbatasan yang ketat.
Menurut arahan nasional tes Covid massal yang diterbitkan pada September tahun lalu, otoritas kesehatan daerah diwajibkan menetapkan cakupan tes mereka berdasarkan bagaimana wabah menyebar dan risikonya.
Kota-kota dengan penduduk lebih dari 5 juta jiwa diwajibkan merampungkan serangkaian tes dalam tiga hari dan bisa meminta bantuan pemerintah nasional jika diperlukan, sementara kota-kota yang lebih kecil diberi batas waktu dua hari.
Pada tahap awal wabah di mana sumbernya tidak diketahui, pemerintah harus melakukan tiga fase tes massal. Frekuensi dan cakupan tes harus disesuaikan dengan hasil tes sebelumnya dan penelusuran kontak.
"Pada prinsipnya, tempat-tempat karantina dan jalan-jalan atau komunitas-komunitas yang menemukan kasus dalam tiga fase terakhir harus melakukan tes setiap hari, sementara warga di wilayah tanpa kasus dalam 14 hari (terakhir) bisa dites setiap lima hari sekali," jelas pemberitahuan pemerintah.
Deteksi dini
Di kota Xian, yang lockdown sejak 23 Desember, telah melakukan sejumlah fase tes massal, yang disebut otoritas kesehatan bertujuan untuk mendeteksi kasus dan infeksi tanpa gejala sedini mungkin.
"Masa inkubasi virus corona berarti bahwa beberapa orang mungkin tidak menyebarkan cukup virus untuk dideteksi pada saat pengumpulan sampel," kata Wakil Direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Xian, Wei Xiaoli bulan lalu.
"Satu kasus mungkin juga terlewatkan jika swab tidak dilakukan dengan tepat."
Di kota berpenduduk 13 juta jiwa itu, beberapa fase tes bisa sulit mengidentifikasi semua pasien.
Xian menghadapi wabah dalam beberapa pekan terakhir yang bersumber dari sebuah hotel karantina yang dilaporkan pada awal Desember 2021. Kota ini pernah melaporkan lebih dari 150 kasus per hari dan pada 27 Desember melaporkan 175 kasus infeksi saat puncak wabah. Kasus turun di bawah 100 pada 2 Januari, untuk pertama kalinya sejak malam tahun baru, dan trennya semakin menurun sejak saat itu.
Xian kembali melakukan tes massal fase ketujuh pekan lalu. Mengingat populasi kota ini sekitar 12,95 juta, itu berarti akan dilakukan lebih dari 90 juta tes Covid-19.
Ahli virologi Universitas Hong Kong, Jin Dong-Yan mengatakan, kota-kota di China seringkali memerlukan sejumlah fase tes massal disertai seruan kepada masyarakat agar tidak meninggalkan rumah atau daerahnya, karena tes massal juga bisa berisiko memunculkan kerumunan dan menyebarkan infeksi.
Contohnya pada Juli 2021, 35 orang di kota Yangzhou tertular setelah mendatangani tempat tes Covid.
Jin mengatakan, varian Omicron yang sangat menular juga membuat tes massal lebih menantang, karena "penerima vaksin mungkin memiliki muatan virus dan dites negatif dua sampai tiga kali setelah hasil tesnya positif."
Tak ada tsunami wabah di China
Sesuai arahan nasional, pemerintah daerah diwajibkan melakukan tes populasi yang besar dengan membagi mereka menjadi unit-unit kecil seperti blok apartemen, desa-desa, sekolah, dan perusahaan - sehingga tidak ada orang yang terlewat.
Pejabat Xian meluncurkan operasi dari pintu ke pintu pekan lalu untuk mengecek apakah 100.000 orang yang tinggal di wilayah pinggiran telah melakukan tes dan apakah mereka kesulitan mendapatkan akses kesehatan.
Untuk mengatasi meningkatkan permintaan tes, banyak kota di China termasuk Beijing, Guangzhou dan Nanjing, membuat tenda sementara sebagai laboratorium di beberapa tempat seperti GOR. Beberapa tenda bahkan dilengkapi mesin tes otomatis.
Di Manzhouli di Inner Mongolia, yang lockdown pada November, pemerintah dengan cepat menggerakkan laboratorium mobile dan lembaga tes pihak ketiga untuk mendorong kapasitas tes dari 12.000 sampai 152.000 sehari.
Yangzhou, telah melakukan 17,6 juta tes Covid-19 dalam 12 putaran atau fase dalam waktu tiga minggu pada Agustus tahun lalu, yang membantu menghentikan penularan virus.
Tetapi pengujian intensif juga menyebabkan gangguan serius pada kehidupan sehari-hari, dan sangat merugikan sistem perawatan kesehatan masyarakat dan keuangan pemerintah di kota kecil di provinsi Jiangsu.
Tes massal menghabiskan anggaran pemerintah Yangzhou sekitar 3,5 miliar yuan dalam 20 hari.
“Biaya (pengendalian Covid-19) akan tinggi di daratan karena wilayahnya yang luas dan populasi yang besar,” kata Jin.
Namun hal ini juga memiliki sisi positif dari segi kesehatan masyarakat.
Seperti yang dikatakan Jin: “Wabah seperti tsunami sangat tidak mungkin terjadi di China daratan.”
(mdk/pan)