Trump Diusulkan Raih Nobel Perdamaian karena Gagas Normalisasi UEA-Israel
Anggota parlemen Norwegia itu juga memuji Trump sebagai sosok yang mampu menjembatani komunikasi antara pihak yang bertikai.
Seorang anggota parlemen Norwegia hari ini mencalonkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk meraih penghargaan bergengsi Nobel Perdamaian karena berhasil menjadi perantara normalisasi hubungan diplomatik Uni Emirat Arab dengan Israel.
"Atas jasanya itu, menurut saya dia sudah berupaya menciptakan perdamaian di antara negara-negara melebihi kandidat peraih Nobel Perdamaian lainnya," kata Christian Tybring-Gjedde, yang memimpin delegasi Norwegia untuk NATO kepada stasiun televisi Fox News, seperti dilansir laman the Times of Israel, Rabu (9/9).
-
Apa yang diramalkan tentang Donald Trump? Roberts menunjukkan bahwa Trump mungkin lebih fokus pada kekalahannya di masa lalu dibandingkan peluang yang ada saat ini. Maksudnya adalah Trump diramalkan bakal kalah di pemilu presiden tahun ini.
-
Kapan Donald Trump diramal? Jauh sebelum Donald Trump mengalami penembakan saat kampanye, pada Januari 2024 lalu, ia pernah diramal.
-
Dimana peristiwa penembakan terhadap Donald Trump terjadi? Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Apa motif pelaku penembakan terhadap Donald Trump? Identitas dan motif pelaku penembakan belum jelas hingga saat ini.
-
Siapa yang meramal Donald Trump? Ramalannya itu dilakukan oleh seorang paranormal bernama Paula Roberts yang disiarkan oleh Fox News pada Januari lalu.
-
Apa yang terjadi kepada Donald Trump saat sedang berkampanye? Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump ditembak. Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
Tybring-Gjedde menulis surat rekomendasinya itu kepada Komite Nobel seraya mengharapkan negara Timur Tengah lainnya mengikuti langkah UEA karena kesepakatan normalisasi ini bisa menjadi peluang untuk mengubah Timur Tengah menjadi kawasan yang harmonis dan sejahtera," kata dia dalam suratnya.
Anggota parlemen Norwegia itu juga memuji Trump sebagai sosok yang mampu menjembatani komunikasi antara pihak yang bertikai dan menciptakan dinamika dalam konflik yang lain seperti pada isu Kashmir yang menjadi sumber konflik India dan Pakistan, Korea Utara dan Korea Selatan, serta isu program nuklir Korea Utara.
Selain itu dia juga mengagumi keputusan Trump untuk menarik mundur banyak pasukan AS dari Timur Tengah.
"Trump sudah memecah kebuntuan selama 39 tahun yang terjadi pada setiap presiden AS dengan menghindari perang. Presiden terakhir yang melakukan itu adalah peraih Nobel Perdamaian Jimmy Carter."
Israel dan UEA mengumumkan pada 13 Agustus lalu kedua negara sudah menjalin hubungan diplomatik sepenuhnya.
Tybring-Gjedde sebelumnya sudah menominasikan Trump untuk meraih Nobel Perdamaian 2018 setelah Trump menggelar pertemuan dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
Anggota parlemen yang berasal dari partai konservatif itu membantah dia ingin "menjilat" Trump dengan nominasi ini.
"Saya bukan penggemar berat Trump. Komite harus melihat faktanya dan menilai dia berdasarkan fakta itu--dan bukan berdasarkan tingkah lakunya," kata dia kepada Fox News. "Mereka yang sudah pernah menerima Nobel Perdamaian sebelumnya tidak lebih baik dari Donald Trump. Sebagai contoh, Barack Obama tidak berbuat apa-apa."
Peraih Nobel Perdamaian yang dipilih oleh lima anggota komite yang ditunjuk oleh parlemen Norwegia--tidak akan diumumkan sampai Oktober nanti.
(mdk/pan)