Vaksin Covid-19 dari Darah Simpanse Buatan China Siap Diujicoba ke Manusia
Produsen vaksin tersebut sudah merampungkan pengujian terhadap hewan dan mulai mendaftar untuk menjalankan uji coba terhadap manusia di China dan negara-negara lainnya.
China kembali mengembangkan vaksin Covid-19 untuk diuji coba kepada manusia.
Vaksin vektor adenovirus untuk mengatasi Virus Corona Covid-19 itu kini siap menjalani uji coba terhadap manusia di dalam dan luar China.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang ditemukan di China baru-baru ini? Spesies Baru Titanosaurus Ditemukan di China, Hidup di Zaman Kapur Ahli paleontologi di Tiongkok menemukan fragmen fosil dari genus dan spesies baru dinosaurus sauropoda titanosaurian yang hidup di Bumi selama periode Kapur.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Bagaimana Pertempuran Wuhan berakhir? Pada 25 Oktober 1938, pasukan Jepang berhasil memasuki Wuhan setelah mengalahkan pertahanan Tiongkok.
-
Kenapa cecak diekspor ke China? China adalah importir besar cecak, tokek, dan spesies kadal yang diyakini berkhasiat meringankan berbagai penyakit.
-
Kapan Pertempuran Wuhan terjadi? Pertempuran ini berlangsung pada 11 Juni 1938, mencakup serangkaian operasi militer yang terjadi antara pasukan Kekaisaran Jepang dan pasukan Republik Tiongkok di wilayah Wuhan, yang merupakan pusat politik, militer, dan ekonomi yang penting bagi Tiongkok pada masa itu.
Para peneliti dari Universitas Tsinghua, Universitas Kedokteran Tianjin, dan perusahaan Walvax Biotechnology Co., Ltd. yang berbasis di Kunming, mulai mengembangkan vaksin tersebut sejak awal merebaknya pandemi Covid-19. Jika dibandingkan dengan kandidat lainnya, vaksin tersebut dibuat menggunakan darah simpanse.
Karena pada umumnya tidak ada antibodi penetral adenovirus simpanse yang tersimpan di tubuh manusia, vaksin dengan virus tersebut sebagai pembawanya akan mendapat keuntungan berupa reaksi merugikan yang rendah, kapasitas produksi yang tinggi, dan imunitas yang kuat pascavaksinasi, papar Zhang Linqi, kepala peneliti dari Universitas Tsinghua.
Produsen vaksin tersebut sudah merampungkan pengujian terhadap hewan dan mulai mendaftar untuk menjalankan uji coba terhadap manusia di China dan negara-negara lainnya.
"Tidak ada efek samping serius yang muncul pada hewan," kata Zhang, seraya menambahkan hasil dari penelitian praklinis mendukung keamanan vaksin Covid-19 ini dan mengindikasikan potensi uji klinis lanjutan.
Zhang menyebutkan bahwa uji klinis tahap 3 untuk memverifikasi keampuhan vaksin itu akan dilaksanakan di sejumlah area pandemi di luar China.
"Seperti vaksin-vaksin COVID-19 buatan China lainnya, kami juga menghadapi situasi di mana tidak ada cukup pasien COVID-19 di China yang bisa berpartisipasi dalam uji coba tahap 3."
Sebuah basis industrialisasi vaksin vektor adenovirus simpanse yang telah dipatenkan, diluncurkan pada Minggu 27 Desember di Distrik Daxing, Beijing, seperti dilansir dari Xinhua, Selasa (29/12). Jika terbukti efektif setelah uji coba, vaksin tersebut akan diproduksi massal di basis tersebut.
Pabrik-pabrik manufakturnya saat ini sedang dalam tahap konstruksi, dan vaksin tersebut kemungkinan akan mulai dipasarkan pada pertengahan 2021. Kapasitas produksi tahunan untuk vaksin COVID-19 itu akan melebihi 200 juta dosis, kata pernyataan Walvax.
China saat ini memiliki lima vaksin yang memasuki uji klinis tahap 3, termasuk satu vaksin vektor adenovirus yang dikembangkan oleh Akademi Ilmu Militer dan perusahaan CanSino Biologics Inc.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/pan)