Virus Mematikan yang Lebih Menakutkan dari Covid-19
Menurut WHO, tingkat kematian pasien yang dirawat di rumah sakit karena demam Lassa ini mencapai 15 persen.
Pada saat Victory Ovuoreoyen mendengar dia terinfeksi virus Lassa, pria itu berpikir itulah akhir hidupnya. Dia hampir tidak bisa berjalan dan mengalami demam, muntah-muntah, dan diare parah. Dia dilarikan ke rumah sakit di kota Owo, Nigeria.
Selama empat hari di bangsal isolasi, bisa bisa duduk tegak di ranjang perawatan.
-
Apa aja penyebab bekas jerawat jadi hitam? Ada banyak faktor yang dapat menjadi penyebab bekas jerawat menjadi hitam dan sulit hilang.
-
Gimana cara mengatasi bekas jerawat hitam? Mengatasi bekas jerawat menghitam juga memerlukan pendekatan yang holistik dan konsisten. Berikut ini adalah penjelasan selengkapnya mengenai penyebab bekas jerawat menghitam dan bagaimana cara mengatasinya, dilansir dari berbagai sumber.
-
Kapan ambeien menjadi sangat menyakitkan? Yang kedua adalah rasa sakit yang ekstrem, seperti "rasa sakit yang parah sehingga tidak bisa berjalan atau duduk." Ini biasanya disebabkan oleh ambeien trombosis, di mana bekuan darah kecil terbentuk dalam pembuluh darah yang bengkak di luar anus.
-
Kenapa kesehatan lidah penting? Seiring dengan fungsinya yang kompleks, kesehatan lidah dapat mencerminkan kondisi keseluruhan dari kesehatan seseorang. Perubahan warna, tekstur, atau adanya gejala seperti luka, bintik, atau pembengkakan pada lidah bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius.
-
Kenapa materai penting? Penggunaan meterai memberikan kekuatan hukum pada dokumen dan menjadikannya sah di mata hukum. Selain itu, materai membantu mencegah pemalsuan atau penyalahgunaan dokumen dengan memastikan bahwa dokumen tersebut telah melalui proses administrasi yang benar.
-
Kenapa singkatan penting? Secara umum, telah disebutkan bahwa singkatan berguna untuk efisiensi, yaitu mempermudah dan mempercepat komunikasi tertulis maupun lisan.
Dokter meyakinkan pria 48 tahun itu bahwa dia akan sembuh dari penyakit yang mirip Ebola itu. Ovuoreoyen beruntung. Walaupun 80 persen dari orang yang terinfeksi Lassa tidak sakit parah dan sebagian besar kasus tidak dilaporkan, tingkat kematian bagi pasien yang dirawat di rumah sakit 15 persen, menurut WHO. Dengan masa inkubasi angtara dua dan 21 hari, gejala parah penyakit ini bisa mulai muncul selama seminggu.
Dikutip dari Al Jazeera, Selasa (23/8), demam Lassa ini menurunkan jumlah trombosit dalam darah dan kemampuannya untuk menggumpal, menyebabkan perdarahan internal. Kegagalan organ yang fatal dapat terjadi dalam beberapa hari.
Gejala awal yang dirasakan pasien seperti sakit kepala dan nyeri otot, sakit tenggorokan, mual dan demam.
Owo di negara bagian Ondo, terletak 300 kilometer dari ibu kota Nigeria, Abuja, merupakan episentrum wabah Lassa yang muncul awal tahun ini, menyebabkan lebih dari 160 kematian. Di daerah ini, masyarakat lebih takut Lassa daripada virus corona karena di negara bagian Ondo, tercatat ada 171 kematian karena Lassa sejak 2020 dan 85 kematian akibat Covid-19, menurut data Pusat Pengendalian Infeksi dan Penelitian di rumah sakit setempat.
Tenaga kesehatan yang menangani pasien Lassa di bangsal khusus ini diwajibkan memakai hazmat, penutup kepala, masker, dan perisai wajah (face shield), serta sepatu boots karet yang telah didisenfeksi dan sarung tangan. Hanya mereka yang memakai alat pelindung lengkap yang boleh memasuki "zona merah" atau bangsal isolasi pasien Lassa.
"Kami tidak main-main dengan virus ini. Ini sangat menular sehingga kami hanya diizinkan memasuki bangsal dengan alat pelindung lengkap," jelas kepala perawat di sebuah rumah sakit di kota Owo, Funmilola Alabi.
Empat dari korban meninggal karena Lassa tahun ini adalah tenaga medis.
Virus ini belum banyak diketahui di dunia. Lassa ditemukan pada 1969 di daerah Lassa, Nigeria utara, sekitar 1.000 kilometer dari Owo. Sejak saat itu, Lassa menjadi endemik di setidaknya lima negara di Afrika Barat. Nigeria, negara paling padat di Afrika, melaporkan jumlah kasus tertinggi sampai 1.000 kasus per tahun. Tahun ini, pada Januari saja, Nigeria mecatat 211 kasus terkonfirmasi dan 40 pasien meninggal.
Menurut data Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Afrika, demam Lassa menginfeksi sekitar 100.000 sampai 300.000 penduduk Afrika setiap tahun.
Orang yang terinfeksi bisa menularkan ke orang lain melalui cairan tubuh. Lassa seringkali menyebabkan keguguran dan bisa ditularkan dari ibu ke bayinya. Virus ini juga bisa berada dalam ASI sampai enam bulan.
Seperti virus lain yang menyebabkan demam berdarah yang belum ada obatnya dan mudah berkembang biak, para ilmuwan telah memperingatkan bahwa virus Lassa dapat digunakan sebagai senjata biologis.
Lassa biasanya menyebar di daerah pinggiran yang kumuh. Sumber infeksi juga berasal dari makanan yang terkontaminasi tikus.
Belum ada vaksin
Menurut ahli mikrobiologi klinis, Adebola Olayinka, penyakit ini tidak menyebar dengan cepat ke seluruh dunia, sebagaimana Covid-19. Tapi dia memperingatkan hal ini bisa berubah.
"Lihat cerita Ebola," ujar ahli penyakit menular ini.
"Ini (Ebola) ada di Republik Demokratik Kongo selama puluhan tahun, tapi pada 2014 dengan cepat sampai ke Afrika Barat dan kemudian ke Inggris dan Amerika Serikat."
Olayinka mengatakan belum ada obat atau vaksin yang terbukti bisa melawan demam Lassa. Saat ini obat yang digunakan untuk mengobati penyakit ini adalah ribavirin, obat antivirus yang biasanya digunakan untuk mengobati Hepatitis C. Namun efektivitasnya untuk mencegah Lassa belum diteliti secara menyeluruh.
Diperlukan penelitian praklinis dan uji coba klinis untuk membuktikan kemanjuran obat ini. Menurut Olayinka, kurangnya penelitian terkait Lassa karena virus ini tidak menyebar di negara Barat.
"Lihat cepatnya vaksin Covid dikembangkan," ujarnya.
"Tapi jika satu penyakit menular tidak mempengaruhi negara kaya, ia tidak akan mendapat perhatian yang sama."
(mdk/pan)