Warga Korea Utara Dilaporkan Mengalami Kelaparan dan Ratusan Ribu Anak Gizi Buruk
Sanksi Dewan Keamanan PBB, penutupan perbatasan dengan China karena Covid-19, dan kekeringan 2020 menyusul hujan topan menyebabkan kelangkaan makanan yang parah di Korea Utara, di mana kekhawatiran meningkat terkait meluasnya malnutrisi atau gizi buruk dan potensi terulangnya kelaparan tahun 1990 di negara itu.
Sanksi Dewan Keamanan PBB, penutupan perbatasan dengan China karena Covid-19, dan kekeringan 2020 menyusul hujan topan menyebabkan kelangkaan makanan yang parah di Korea Utara, di mana kekhawatiran meningkat terkait meluasnya malnutrisi atau gizi buruk dan potensi terulangnya kelaparan tahun 1990 di negara itu.
Belum lama ini, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengakui masalah tersebut dalam pertemuan Komite Pusat Partai Buruh. Dalam pertemuan pada Juni itu, Kim juga menyinggung sektor pertanian yang gagal mencapai target produksi gandum karena kerusakan akibat topan tahun lalu. Kim juga menyebut dampak Covid-19.
-
Di mana Korea Utara terletak? Korea Utara merupakan negara yang terletak di Asia Timur. Ibu kotanya bernama Pyongyang dan berseberangan dengan Korea Selatan.
-
Kapan Kim Jong-un mencium pipi seorang murid di Korea Utara? Cium Pipi Kim terlihat mencium pipi seorang murid putra dari seorang pilot jet tempur yang tewas saat melakukan latihan militer.
-
Apa makna dari kata bijak Korea "가장 중요한 것은 지금 이 순간이다"? "가장 중요한 것은 지금 이 순간이다" - "Hal terpenting adalah saat ini."
-
Di mana Kim Jong-un melakukan inspeksi? Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menggelar inspeksi mendadak (sidak) ke pabrik senjata Korea Utara. Demikian menurut sejumlah foto yang dirilis kantor berita KCNA Sabtu lalu. Dalam keterangannya KCNA mengatakan Kim sedang mengunjungi kompleks pabrik artileri kaliber besar dan memberikan arahan kepada para pekerja di pabrik itu.
-
Kapan Vladimir Putin berkunjung ke Korea Utara? Sebagai informasi, beberapa waktu yang lalu Presiden Rusia Vladimir Putin berkunjung ke Korea Utara (Korut). Saat tiba di Pyongyang pada Rabu (19/6/2024) Putin terlihat disambut dengan karpet merah dan pelukan hangat dari Kim Jong Un.
-
Apa yang baru-baru ini diungkap oleh Kim Jong-un? Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengungkap sosok putrinya ke dunia internasional untuk pertama kalinya.
“Penting bagi seluruh partai dan negara untuk berkonsentrasi pada pertanian,” kata Kim, dikutip dari Al Jazeera, Kamis (1/7).
Pakar Korea Utara di Universitas SOAS London, Hazel Smith, melukiskan gambaran yang gamblang tentang apa yang dia tahu sedang terjadi di negara tersebut.
“Anak-anak di bawah tujuh tahun, perempuan hamil dan menyusui, orang-orang lemah, lansia, ini adalah orang-orang yang kelaparan, saat ini,” jelasnya.
Korea Utara membutuhkan 5,2 juta ton makanan pada 2020, tapi hanya memproduksi 4 juta ton, seperti tercantum dalam laporan Institut Pembangunan Korea di Seoul bulan lalu.
Pada laporan Juni, FAO memperkirakan, bahkan dengan impor, Korea Utara akan mengalami kesenjangan pangan 780.000 ton untuk 2020-2021, menguraikan efek kekeringan pada awal 2020, disusul serangkaian topan dan hujan lebat pada Agustus dan September yang sangat menghambat produksi pangan.
“Jika kesenjangan ini tidak cukup ditutupi melalui impor komersial dan/atau bantuan pangan, rumah tangga dapat mengalami masa sulit antara Agustus dan Oktober 2021,” kata FAO.
UNICEF memperingatkan bahaya yang mengancam dalam pembaruan terbarunya di negara itu.
Di Korea Utara “10 juta orang dianggap rawan pangan, 140.000 anak di bawah 5 tahun menderita kekurangan gizi akut dan tingkat kekurangan gizi dan kematian yang lebih tinggi diantisipasi untuk tahun 2021,” jelas UNICEF dalam Laporan Situasi Kemanusiaan yang diterbitkan pada bulan Februari.
“Ada lebih banyak pengemis, beberapa orang meninggal karena kelaparan di daerah perbatasan,” kata peneliti senior Human Rights Watch, Lina Yoon tentang kesaksian dari seorang misionaris yang bekerja di Korea Utara.
Menderita akibat sanksi PBB
Dewan Keamanan PBB memberlakukan sanksi 2375 dan 2397 pada September dan Desember 2017, untuk membatasi impor minyak mentah dan produk minyak olahan Korea Utara.
Kekurangan bahan bakar, petani terhambat dalam menanam dan memanen hasil tanam dan membawa produk mereka ke pasar.
“Pertanian di mana pun di dunia bergantung pada minyak. Ini bukan ilmu roket,” kata Smith, menguraikan apa yang dia lihat sebagai penyebab utama potensi bencana kemanusiaan yang terjadi di Korea Utara.
Smith mengatakan rakyat Korea Utara yang benar-benar menderita akibat sanksi ini.
“Mereka (sanksi) tidak mempengaruhi pemerintah atau elit, perusahaan yang terlibat dalam penghilangan sanksi. Mereka tidak kelaparan,” ujarnya.
Selain sanksi, keadaan juga diperburuk penutupan perbatasan dengan China, karena Beijing bertanggung jawab atas sekitar 90 persen perdagangan luar negeri Korea Utara.
Setelah Pyongyang menutup diri dalam upaya untuk mencegah Covid-19, impor dari China anjlok 81 persen pada 2020, menurut Forum Asia Timur, sebuah lembaga think-tank Seoul.
Tidak adanya impor diperkirakan telah menyebabkan kekacauan di pasar Korea Utara, dengan harga 1 kilogram beras di Pyongyang naik 22 persen dalam satu minggu di bulan Juni, menurut Daily NK, media yang dikelola pembelot yang berbasis di Seoul. Kontrol perdagangan juga berkontribusi pada lonjakan harga beberapa barang impor – sebotol sampo naik 10 kali lipat, dan sekarang berharga sekitar Rp 2 juta.
Fluktuasi harga juga mendorong warga Korea Utara untuk mengubah kebiasaan makan mereka – mengganti nasi dengan jagung, yang lebih murah.
Menurut Direktur Korea Utara Pusat Penelitian Asia Timur Laut Institut Jurnal Jaringan Strategi Global, Kwon Tae-jin, warga Korea Utara semakin tidak bahagia.
“Jika ini terus berlanjut, mungkin ada keraguan soal kepemimpinan Kim Jong Un dan dia akan merasakan tekanan politik, yang tampaknya dia anggap sebagai ancaman,” kata Kwon kepada Al Jazeera.
Tekanan itu mungkin yang mendorong Kim untuk mengakui ada masalah.
Pengakuan itu adalah “upaya untuk memberi tahu penduduk dan memberi mereka rasa aman”, Choi Su-min, seorang peneliti di Institut Sejong di Seoul mengatakan kepada Al Jazeera.
Penangguhan sanksi
Smith melakukan analisis paling rinci terkait kelaparan itu dan memperkirakan kematian mungkin sekitar setengah juta. Dia mengatakan akhir-akhir ini – meskipun Korea Utara menjadi salah satu negara paling terisolasi di dunia – orang luar tidak sepenuhnya mengabaikan situasi tersebut.
Menurutnya yang harus dipertanyakan saat ini adalah apa yang harus dilakukan soal sanksi Dewan Keamanan PBB dan keengganan Korea Utara untuk menegosiasikan pencegahan nuklirnya.
Smith merekomendasikan peninjauan sanksi, dan sanksi yang berlaku sejak tahun 2017, yang menargetkan minyak, segera ditangguhkan, “karena kami tahu mereka memiliki efek yang sangat berbahaya pada populasi secara keseluruhan, dan yang paling rentan.”
(mdk/pan)