Warga Rusia Ogah Diterjunkan ke Ukraina untuk Ikut Perang
Keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memobilisasi parsial (sebagian) angkatan bersenjatanya ditolak masyarakat dengan menggelar demo. Sejumlah demonstran ditangkap pihak berwenang.
Keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memobilisasi parsial (sebagian) angkatan bersenjatanya ditolak masyarakat dengan menggelar demo. Sejumlah demonstran ditangkap pihak berwenang.
Mereka enggan diterjunkan ke medan perang dan berusaha menghindari panggilan militer meski ancaman tahanan mengintai.
-
Bagaimana Bule Rusia tersebut diamankan? Bule tersebut, diketahui linglung di Lapangan Puputan, Badung, Kota Denpasar, pada Rabu (30/8) kemarin sekitar pukul 20:39 WITA.
-
Bagaimana cara Timnas Rusia dalam menjaga gawangnya tetap bersih? Selain itu, Rusia berhasil menjaga gawangnya tetap bersih dalam empat dari lima laga terakhir. Ini adalah pencapaian yang sangat mengesankan.
-
Apa yang terjadi pada Bule Rusia tersebut? Bule tersebut, saat diamankan di Kantor Satpol PP Kota Denpasar, Bali, sempat membuka pakaian dan celananya hingga telanjang dan sempat memanjat pintu sel. "Mungkin dia depresi. Iya (Telanjang) saat baru di ruangan karena depresi ngamuk-ngamuk buka baju itu mungkin, di ruangan binaannya," kata Kepala Satpol PP Kota Denpasar, AA Ngurah Bawa Nendra saat dikonfirmasi, Kamis (31/8).
-
Apa yang ditemukan oleh para peneliti Rusia di Punggung Bukit Atlantik Tengah? Mereka menangkap ikan yang tampak mirip dengan yang ditemukan di Kanada. Setelah para peneliti mengataminya lebih dekat, ikan tersebut memiliki kepala berukuran sedang, mata “sangat kecil” yang memiliki pupil tetapi tidak memiliki lensa dan gigi melengkung.
-
Kenapa Bule Rusia tersebut diamankan? Seorang perempuan warga Negara Asing (WNA) asal Rusia bernama Xenia (25) diamankan oleh Satpol PP Kota Denpasar, diduga depresi dan mengalami gangguan jiwa.
-
Kapan para ilmuwan Rusia menanam semangka di Antartika? Tepat 103 hari setelah benih ditanam, para peneliti disambut dengan delapan buah semangka yang tumbuh.
“Itu (mobilisasi) seperti film fiksi ilmiah dari tahun 1980-an. Jujur saja agak menakutkan,” jelas Dmitry (28 tahun), seperti dilansir BBC, Kamis (22/9).
“Saya tidak yakin apa yang harus dilakukan selanjutnya: naik pesawat berikutnya ke luar negeri atau tinggal di Rusia sedikit lebih lama dan dikejar polisi di beberapa demonstrasi anti-perang,” kata dia.
Bukan hanya Dmitry, namun Sergei (26), bukan nama sebenarnya, mengaku dia juga dipanggil militer Rusia meski dia adalah seorang dosen dan mahasiswa S3 yang tidak memiliki pengalaman tempur.
Sergei mendapat surat panggilan mobilisasi dan diminta untuk segera menandatangani surat itu serta datang ke tempat rekrutmen tentara.
Sebelumnya Presiden Putin mengatakan bahwa yang akan dipanggil mobilisasi hanyalah orang-orang yang telah melakukan dinas aktif dan memiliki keterampilan khusus serta pengalaman tempur.
Sergei pun khawatir karena hukum Rusia menyatakan bahwa orang-orang yang menghindari panggilan negara dapat ditahan karena tindakan kriminal.
Nasib Sergei tidak beda jauh dari masyarakat Rusia lain, namun mereka punya cara untuk menghindarinya, seperti yang dilakukan Vyacheslav, seorang warga Moskow, yang mencari bantuan medis untuk menghindari perintah itu.
“Kesehatan mental atau pengobatan untuk kecanduan narkoba terlihat seperti pilihan yang baik (untuk menghindari panggilan), murah atau bahkan gratis,” katanya.
“Jika Anda mabuk (karena narkoba) dan ditangkap saat mengemudi, mudah-mudahan SIM Anda dicabut dan harus menjalani perawatan. Anda tidak bisa memastikan tapi mudah-mudahan ini cukup untuk menghindari dibawa menjadi tentara,” lanjutnya.
Kakak ipar Vyacheslav nyaris lolos panggilan karena dia tidak ada di rumah saat petugas menelepon.
“Dia sekarang mengunci dirinya di ruangan dan menolak untuk keluar,” kata Vyacheslav.
“Dia punya dua anak kecil berusia tiga dan satu tahun: apa yang harus dia lakukan?” lanjutnya.
Bahkan seseorang dari Kaliningrad mengatakan “saya akan mematahkan lengan saya, kaki saya, saya akan masuk penjara, apa pun untuk menghindari semua ini.”
Kabur ke luar negeri
Masih ada cara lain untuk menghindari panggilan, yaitu seperti yang dilakukan Mikhail (25) dengan pergi ke negara tetangga.
Mikhail pergi ke Georgia semenjak mulainya perang, namun beberapa waktu lalu dia sempat kembali ke kotanya di wilayah Ural. Mikhail ingin kembali lagi ke kotanya namun dia takut dengan panggilan itu.
“Kami dalam keadaan panik. Di kota saya banyak yang sudah menerima surat panggilan tetapi saya tidak terdaftar untuk tinggal di sini jadi tidak akan mendapatkannya,” jelasnya.
Mikhail sendiri sudah tidak lagi peduli dengan keadaan negaranya. Mikhail menjelaskan bahwa dia hanya hidup untuk saat ini tanpa memedulikan masa depan.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)