Warga Uighur di Mesir tiarap karena diburu atas perintah China
Mereka khawatir kalau pulang ke China bakal dipenjara atau disiksa.
Komunitas muslim Uighur di Mesir panik setelah aparat keamanan setempat menggerebek dan merazia sejumlah rumah, sekolah, dan masjid. Kabarnya, tindakan itu atas permintaan pemerintah China.
Menurut seorang sumber dan saksi yang merupakan orang Uighur, tetapi bisa meloloskan diri, menyatakan mulanya aparat menangkap sejawatnya yang masa berlaku visa-nya sudah habis. Mereka bakal ditahan selama tiga bulan.
"Tapi sekarang mereka tidak memeriksa visa kami lagi. Mereka asal tangkap dan saya tidak tahu ada di mana rekan-rekan saya saat ini," kata sumber itu, seperti dilansir dari laman middleeasteye, Sabtu (8/7).
Foto-foto penangkapan itu beredar di dunia maya. Warga Uighur masih berlaku visa-nya dan sedang berlibur di pantai di dekat Alexandria juga dicokok. Konon warga Uighur sedang menuntut ilmu kini memilih sembunyi, tetapi dicari-cari polisi. Kabarnya, aparat melakukan razia di Universitas Al-Azhar buat mencari mahasiswa Uighur yang rata-rata belajar sastra Arab dan Islam.
"Polisi biasanya menangkap para pemuda Uighur. Namun, mereka juga membawa para perempuan. Kami sembunyi ketika kami mendengar aparat mengetuk pintu kediaman," kata anggota komunitas Uighur bernama Sumayya.
Penangkapan itu dilakukan setelah pemerintah China memerintahkan warga Uighur yang belajar di luar negeri supaya pulang pada 20 Mei. Hal itu konon dilakukan buat mengawasi warga Uighur dari pengaruh pandangan politik. Kabarnya, perwakilan pemerintah China kerap bertandang ke beberapa kawasan ditinggali orang Uighur, seperti di wilayah pinggiran Kairo, Kota Nasr. Mereka menyampaikan pengumuman supaya warga Uighur lekas kembali.
Lembaga nirlaba Human Rights Watch meminta pemerintah Mesir memberitahukan di mana mereka menahan orang Uighur, dan tidak memulangkan mereka ke China di mana dikhawatirkan mereka bisa disiksa dan mengalami persekusi.
Banyak warga Uighur memilih sembunyi ketimbang dideportasi, karena mereka takut bakal dikirim ke 'kamp konsentrasi' di China.
Sebab, banyak cerita kalau orang Uighur hilang setelah tiba di China usai belajar atau berhaji.
"Beberapa kawan saya hilang saat tiba di sana. Kami tidak tahu apa yang terjadi pada mereka. Tidak aman kalau kami pulang," kata seorang warga Uighur, Maryam.
Hal itu juga yang membikin kakak beradik Maryam (20) dan Salma (19) (bukan nama sebenarnya), memilih pergi ke Dubai. Mereka datang ke Kairo setahun lalu buat belajar bahasa Arab.
Banyak warga Uighur kabur ke Mesir menghindari pemerintah China yang menindas dan melarang mereka beribadah. Beberapa memang hendak belajar sastra Arab di Universitas Al-Azhar dan ingin merasakan hidup di negara muslim.
Kondisi mereka sengaja dibikin sulit karena upaya memperpanjang visa ditolak oleh kedutaan besar dan konsulat jenderal China di Mesir. Kalau sudah begitu, mereka dilarang melanjutkan studi di kampus.
Kini sejumlah mahasiswa Uighur khawatir dan memilih tiarap lantaran polisi Mesir selalu berjaga di depan kampus Al Azhar dan memeriksa paspor mahasiswa asing. Kalau ketahuan mereka orang Uighur, maka langsung ditangkap.
Beberapa malah mengaku dikontak saudara mereka di China supaya segera pulang. Jika tidak, maka orang tua mereka bakal dipenjara. Maka dari itu, mereka memilih kucing-kucingan. Padahal biasanya, warga Uighur di Mesir kerap terlihat sedang menumpang bus menuju kampus. Kalau mereka beruntung punya kerabat yang ada di negara lain, maka bisa saja menumpang. Sedangkan yang lain terjebak di Mesir karena tidak punya tempat berlindung.
Menurut Maryam dan Salma, pemerintah China melarang mereka mengenakan kerudung, tutup kepala, jilbab, hingga cadar. Bahkan mereka juga tidak boleh mengenakan baju berwarna hitam karena dianggap sebagai warna kaum ekstremis. Bahkan rok yang mereka kenakan haram melewati lutut. Kalau ada yang nekat berpakaian menutup diri malah dicap radikal.
Mereka juga tidak leluasa bepergian karena di setiap jalan dari Xinjiang selalu dijaga dengan puluhan pos pemeriksaan dengan tentara bersenjata berat. Kalau ada tiga lelaki atau lebih berjalan kaki maka mereka bakal dicemooh atau ditanyai, bahkan ditahan tanpa alasan jelas.
Segala macam peraturan konyol diterapkan bagi warga muslim di Xinjiang. Mereka hanya dibolehkan mempunyai satu pisau dan harus didaftarkan. Di dalam dan luar masjid dipasangi kamera. Bahkan konon pemerintah China bakal memasang perangkat GPS di setiap mobil milik warga muslim Xinjiang.
Kalau ada orang Uighur atau keluarganya kedapatan belajar bahasa Arab atau Alquran, maka mereka bakal langsung dibui dan harus membayar jaminan USD 15 ribu supaya bebas. Namun, kalau mereka punya uang, justru pemerintah China langsung membekukan asetnya. Pokoksnya selalu dipersulit. Bahkan pemerintah China selalu memaksa atau memberikan iming-iming uang supaya warga Uighur mau memata-matai tetangganya.
Maka dari itu, mereka banyak yang kabur ke Mesir buat merasakan hidup sebagai muslim yang utuh di negara mayoritas Islam. Namun, kini mereka merasa seolah dikhianati.
Sumayya kini terpaksa sembunyi di rumah sahabatnya yang orang Mesir. Dia khawatir bepergian karena kabarnya di bandara mereka juga bakal ditangkap.
Baca juga:
China semakin kalap, warga Uighur pulang berhaji langsung ditangkap
Kader PKC awasi muslim Uighur supaya tak puasa dan salat
China bakal kumpulkan DNA warga muslim Uighur di Xinjiang
China larang nama Islami bagi umat muslim Uighur
Cuma nonton film religi, pria muslim Uighur dipenjara China 7 tahun
-
Apa yang Meisya Siregar lakukan di Mesir? Meisya Siregar terlihat berada di Mesir, dan ia membagikan momen keberadaannya di sebuah bangunan bersejarah di negara tersebut di Instagram dengan akun Berada di Mesir Bangunan itu terlihat dari kejauhan, dan Meisya Siregar menggunakan bangunan itu sebagai latar belakang dalam fotonya.
-
Apa yang ditemukan petani di Mesir? Seorang petani di Ismailia, Mesir menemukan sebuah prasasti batu kuno berusia 2.600 tahun yang didirikan oleh Firaun Apries, yang memerintah Mesir dari tahun 589 hingga 570 SM.
-
Mengapa Mesir bersedia mendukung proyek penjelajahan Bulan China? Mesir telah sepakat untuk mendukung rencana Tiongkok dalam proyek penjelajahan Bulan, menandai kemenangan diplomatis bagi Tiongkok dalam perlombaan pengaruh antara Tiongkok dan Amerika Serikat di ranah luar angkasa.
-
Siapa firaun yang patungnya ditemukan di Mesir? Tim arkeolog gabungan Mesir-Amerika menemukan potongan tubuh bagian atas dari patung firaun Ramses II ketika menggali di wilayah Minya, Mesir.
-
Siapa yang menemani Meisya Siregar di Mesir? Kebahagiaan terpancar dari Meisya Siregar bersama Bebi Romeo. Mereka terlihat selalu harmonis dan bahagia.
-
Dimana lokasi peluncuran roket China yang membawa satelit Mesir? Melansir laporan dari Phys.org dan SpaceNews, Selasa (19/12), baru-baru ini Badan Administrasi Antariksa Nasional Tiongkok (CNSA) telah menandatangani perjanjian kerja sama dan nota kesepahaman dengan Badan Antariksa Mesir (EGSA) untuk berkolaborasi dalam pembangunan Stasiun Riset Lunar Internasional. Nota kesepahaman ini menguatkan kerjasama keduanya yang baru-baru ini terlihat melalui peluncuran sebuah roket Tiongkok yang mengirimkan satelit Mesir ke orbit dari pusat peluncuran di Gurun Gobi.