Waspada Wabah Virus Marburg, Sembilan Orang Sudah Tewas di Afrika
Pusat Pengendalian Penyakit Menular Amerika Serikat (CDC) melaporkan hanya ada 15 wabah yang terjadi antara 1967 hingga 2022. Hanya empat dari sekian wabah itu yang mencapai kasus lebih dari dua digit.
Wabah Virus Marburg dilaporkan sudah menewaskan sembilan orang di Guinea Khatulistiwa dan diduga 16 orang positif tertular. Sementara itu Kamerun melaporkan dua kasus serupa setelah virus itu mewabah sejak 7 Februari lalu.
Meski daerah di Kamerun tempat terjadi dua kasus baru itu berdekatan dengan lokasi awal wabah di Guinea Khatulistiwa, namun tidak ada riwayat perjalanan dari kedua kasus tersebut. Kondisi ini memicu dugaan sudah ada kasus penularan lokal di kedua negara tersebut.
-
Apa yang menjadi penyebab utama penyebaran virus Marburg? Marburg menular lewat cairan tubuh langsung dari kelelawar atau primate.
-
Siapa yang telah mengeluarkan Surat Edaran tentang Kewaspadaan Terhadap Penyakit Virus Marburg? Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan Surat Edaran tentang Kewaspadaan Terhadap Penyakit Virus Marburg.
-
Mengapa Kementerian Kesehatan meminta masyarakat untuk waspada terhadap penyakit Marburg? Kementerian Kesehatan meminta masyarakat waspada terhadap penyakit Marburg.
-
Dimanakah ditemukan sembilan kematian dan 16 kasus suspek Marburg? Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan temuan sembilan kematian dan 16 kasus suspek Marburg di Provinsi Kie Ntem, Guinea Khatulistiwa, negara Afrika Bagian Tengah.
-
Kapan mumi yang ditemukan di Marburg diperkirakan meninggal? Kematian terjadi antara tahun 996 dan 1147 M, sesuai dengan hasil penelitian radiokarbon.
-
Siapa yang ditemukan tewas akibat pembunuhan sadis pada mumi yang ditemukan di Marburg? Para peneliti menyimpulkan pada mumi Marburg, satu orang menyerang dengan pukulan keras ke kepala, sementara orang lain menikamnya di bagian punggung, saat korban berdiri atau jongkok.
Mengapa Marburg Berbahaya?
Virus marburg adalah penyakit menular yang terkait dengan Ebola dan cukup mematikan.
Dikutip dari laman Forbes, penyakit Marburg Virus Disease (MVD) adalah demam berdarah yang cukup ganas, dengan rasio kematian hingga 88%. Virus Marburg masih dikategorikan dengan keluarga filovirus yang menyebabkan penyakit virus Ebola.
Untungnya, wabah virus Marburg masih jarang terjadi. Pusat Pengendalian Penyakit Menular Amerika Serikat (CDC) melaporkan hanya ada 15 wabah yang terjadi antara 1967 hingga 2022. Hanya empat dari sekian wabah itu yang mencapai kasus lebih dari dua digit tapi ada dua wabah yang cukup tinggi (154 kasus di Republik Demokratik Kongo pada 1998-2000 dan 252 kasus di Angola pada 2004-2005). Itu artinya penularan yang terus-menerus masih dimungkinkan.
Seperti Ebola, Marburg adalah Filovirus. Wabah yang terjadi diyakini dimulai dari keluarnya virus dari kelelawar buah menyebar ke populasi manusia. Penularan dari orang ke orang melalui cairan tubuh yang terkontaminasi. Penularan di masa lalu terjadi di Angola, Republik Demokratik Kongo, Ghana, Guinea, Kenya, Uganda, dan Zimbabwe. Artinya secara geografis, Marburg tidak hanya menyebar di satu tempat saja.
Yang paling menakutkan dari Marburg adalah angka kematiannya. Dari 474 kasus, 379 di antaranya berujung pada kematian dan itu terjadi antara 1967 sampai 2022. Dengan demikian angka kematiannya mencapai 80 persen.
Meski mematikan, virus Marburg tidak serta merta cukup menular seperti yang dilaporkan berbagai media. Puncak masa penularan virus ini diperkirakan sekitar 10 hari sejak tertular.
Penanganan Marburg di Afrika Tengah
Republik Guinea Khatulistiwa sejauh ini sudah mengkarantina 200 orang sejak terjadi wabah dan pekan lalu melarang warga di Provinsi Kie-Ntem bepergian setelah kasus pertama terdeteksi setelah ada acara pemakaman.
Otoritas kesehatan kini tengah berjuang menangani wabah dengan tindakan menutup perbatasan dan melakukan penelusuran kontak yang sebelumnya cukup berhasil dalam mengendalikan penyebaran Marburg dan Ebola.
(mdk/pan)