WHO: Ada 1 Juta Kematian karena Covid-19 di 2022
WHO menyebut ini sebagai "tonggak tragis" ketika semua sarana prasarana tersedia untuk mencegah kematian.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan pada hari Kamis (25/8), 1 juta orang meninggal karena Covid-19 di 2022. WHO menyebut ini sebagai "tonggak tragis" ketika semua sarana prasarana tersedia untuk mencegah kematian.
Hampir 6,45 juta kematian dilaporkan ke WHO sejak virus corona pertama kali terdeteksi di China pada akhir 2019.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang baru saja digolongkan oleh WHO sebagai kemungkinan karsinogen? Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui Badan Penelitian Kanker Internasional (IARC) telah resmi menggolongkan bedak talkum sebagai "mungkin bersifat karsinogenik" bagi manusia.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana Pertempuran Wuhan berakhir? Pada 25 Oktober 1938, pasukan Jepang berhasil memasuki Wuhan setelah mengalahkan pertahanan Tiongkok.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mempertanyakan apakah dunia benar-benar berada di puncak pandemi, sejauh ini.
"Pekan ini, kita melewati tonggak tragis 1 juta kematian yang dilaporkan sepanjang tahun ini," jelasnya dalam konferensi pers, dikutip dari Channel News Asia, Jumat (26/8).
"Kita tidak bisa mengatakan bahwa kita sedang belajar untuk hidup dengan Covid-19 ketika satu juta orang telah meninggal karena Covid-19 tahun ini saja, ketika kita berada dalam pandemi selama dua setengah tahun dan memiliki semua alat yang diperlukan untuk mencegahnya kematian," lanjutnya.
"Kami meminta semua pemerintah untuk memperkuat upaya mereka untuk memvaksinasi semua petugas kesehatan, orang tua, dan orang lain yang berisiko tinggi, sampai angka menuju 70 persen cakupan vaksin untuk seluruh populasi."
Tedros ingin semua negara memvaksinasi 70 persen populasi mereka pada akhir Juni. Namun 136 negara gagal mencapai target, 66 di antaranya masih memiliki cakupan di bawah 40 persen.
"Sangat menyenangkan untuk melihat beberapa negara dengan tingkat vaksinasi terendah sekarang berhasil, terutama di Afrika," sebut Tedros.
Dia mengatakan hanya 10 negara yang memiliki cakupan kurang dari 10 persen, yang sebagian besar menghadapi keadaan darurat kemanusiaan.
"Namun, masih banyak yang harus dilakukan," ujarnya.
"Sepertiga dari populasi dunia tetap tidak divaksinasi, termasuk dua pertiga petugas kesehatan dan tiga perempat orang lanjut usia di negara-negara berpenghasilan rendah," sambungnya.
"Semua negara di semua tingkat pendapatan harus berbuat lebih banyak untuk memvaksinasi mereka yang paling berisiko, untuk memastikan akses ke pengobatan yang menyelamatkan nyawa, untuk melanjutkan tes dan pengurutan, dan untuk menetapkan kebijakan yang disesuaikan dan proporsional untuk membatasi penularan dan menyelamatkan nyawa."
Derrick Sim dari aliansi vaksin Gavi mengatakan satu juta kematian pada tahun 2022 adalah terlalu banyak.
"Di balik setiap statistik adalah tragedi kemanusiaan yang sangat nyata, dan karena dunia berurusan dengan prioritas yang bersaingan, kita tidak bisa mati rasa terhadap korban pandemi pada individu, keluarga, dan komunitas," katanya.
Lebih dari 593 juta kasus kini telah dilaporkan ke WHO. Meskipun tingkat tes turun tajam di banyak negara, sekitar setengah dari kasus tersebut dilaporkan tahun ini.
Varian Omicron menyumbang 99 persen dari sampel virus yang dikumpulkan dalam 30 hari terakhir yang telah diurutkan dan diunggah ke inisiatif sains global GISAID.
Dari jumlah tersebut, kelompok BA.5 sub-varian Omicron tetap dominan secara global pada 74 persen.
Reporter Magang: Gracia Irene
Baca juga:
Update Covid-19 Hari Ini 26 Agustus 2022: Pasien Positif Bertambah 4.549 Orang
Cegah Penyebaran Covid-19, Petugas Medis China Tes Swab Ikan Hidup dan Kepiting
Sudah Divaksin 4 Kali, CEO Pfizer Positif Covid-19
Korea Utara Cabut Aturan Wajib Pakai Masker Setelah Umumkan Bebas Covid
Melawan Virus dengan Mikroba Demi Masa Depan Dunia
WHO Tetapkan Status Darurat Cacar Monyet, Waspadai Gejala Ini
WHO Umumkan Cacar Monyet sebagai Darurat Kesehatan Dunia