WHO Ingatkan Covid-19 Tak akan Jadi Pandemi Terakhir Jika Kelestarian Alam Tak Dijaga
WHO memperingatkan, krisis virus corona tak akan menjadi pandemi terakhir, dan upaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat tak akan berarti apa-apa tanpa mengatasi perubahan iklim dan menjaga kelestarian fauna.
Krisis virus corona tak akan menjadi pandemi terakhir, dan upaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat tak akan berarti apa-apa tanpa mengatasi perubahan iklim dan menjaga kelestarian fauna. Demikian diperingatkan Dirjen WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Tedros juga mengecam siklus "berpandangan sempit dan berbahaya" dengan menggelontorkan anggaran besar untuk menangani wabah tapi tak melakukan apapun untuk mempersiapkan pandemi berikutnya. Hal ini disampaikan dalam pidatonya melalui video dalam acara Hari Kesiapsiagaan Epidemi Internasional pada Minggu.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang baru saja digolongkan oleh WHO sebagai kemungkinan karsinogen? Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui Badan Penelitian Kanker Internasional (IARC) telah resmi menggolongkan bedak talkum sebagai "mungkin bersifat karsinogenik" bagi manusia.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Bagaimana para ilmuwan mengetahui virus mana yang berbahaya? Tim peneliti menggunakan sel amoeba untuk mengetahui virus apa yang berbahaya. Dalam penelitian, tim peneliti menemukan hanya satu virus yang dapat membunuh sel amoeba yaitu ‘lytic viruses’.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Di mana virus-virus kuno itu ditemukan? Ilmuwan berhasil menghidupkan kembali virus prasejarah berusia 48.500 tahun yang terperangkap dalam permafrost (lapisan tanah beku) di Siberia.
Hari Kesiapsiagaan Epidemi Internasional diminta oleh Majelis Umum PBB untuk mempromosikan pentingnya pencegahan, kesiapsiagaan, dan kemitraan dalam menangani epidemi.
Tedros menambahkan, waktunya untuk mengambil pelajaran dari pandemi Covid-19.
“Untuk sekian lama, dunia berjalan pada siklus kepanikan dan kelalaian,” ujarnya, dilansir The Straits Times, Minggu (27/12).
“Kita menggelontorkan uang untuk wabah, ketika berakhir, kita melupakannya dan tak melakukan apa-apa untuk mencegah yang selanjutnya. Ini pandangan sempit yang berbahaya, dan sejujurnya sulit untuk dipahami,” lanjutnya.
Laporan tahunan pertama Badan Pemantauan Persiapan Global (GPMB) pada September 2019 terkait persiapan dunia untuk darurat kesehatan, yang diterbitkan beberapa bulan sebelum virus corona muncul, mengatakan planet ini dengan sangat menyedihkan tak siap dengan potensi pandemi mematikan.
“Sejarah mengajarkan kita ini tak akan menjadi pandemi terakhir, dan epidemi adalah fakta kehidupan,” jelas Tedros.
“Pandemi ini menyoroti keterkaitan mendalam antara kesehatan manusia, fauna, dan planet,” lanjutnya.
“Setiap upaya untuk meningkatkan kesehatan manusia akan gagal kecuali mereka mengatasi kritisnya hubungan antara manusia dan hewan, dan ancaman perubahan iklim yang membuat bumi kita kurang layak huni.”
Belajar dari Covid-19
Virus corona telah membunuh sedikitnya 17,5 juta orang dan hampir 80 juta kasus telah terkonfirmasi di seluruh dunia sejak wabah muncul pertama kali di China pada Desember 2019, berdasarkan data yang dikumpulkan AFP.
“Dalam 12 bulan terakhir, dunia kita naik turun. Dampak pandemi jauh melampaui penyakit itu sendiri, dengan konsekuensi yang luas bagi masyarakat dan ekonomi,” jelasnya.
Mantan Menteri Kesehatan Ethiopia ini mengatakan krisis virus corona tak muncul tiba-tiba, telah memberikan peringatan berulang.
“Kita semua harus mengambil pelajaran dari apa yang diajarkan pandemi pada kita,” ujarnya.
Tedros mengatakan semua negara harus berinvestasi dalam mempersiapkan kapasitas pencegahan, mendeteksi, dan mitigasi semua jenis kedaruratan, dan menyerukan penyediaan perawatan kesehatan primer yang lebih kuat.
Dengan investasi di bidang kesehatan masyarakat, Tedros mengatakan “kita bisa memastikan anak cucu kita mewariskan dunia yang lebih aman, kuat, dan berkelanjutan.”
(mdk/pan)