WHO Peringatkan Situasi di Gaza Utara Makin Darurat Akibat Serangan Israel, Satu Dokter Tangani 200 Pasien
Kekurangan pasokan medis, ditambah dengan akses yang amat terbatas, menyebabkan banyak orang kehilangan kesempatan untuk mendapatkan perawatan yang diperlukan.
Kepala Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan bahwa keadaan di Gaza Utara yang sedang dilanda konflik berpotensi semakin memburuk. "Situasi di Gaza utara sangat buruk," ungkap Tedros Adhanom Ghebreyesus melalui aplikasi X. Ia juga menekankan bahwa kekurangan pasokan medis yang kritis, ditambah dengan akses yang sangat terbatas, menyebabkan banyak orang tidak mendapatkan perawatan yang diperlukan.
Dalam laporan yang dikutip dari Channel News Asia pada Senin (28/10/2024), Tedros menyoroti kondisi Kamal Adwan, rumah sakit terakhir yang berfungsi di Gaza utara. Rumah sakit ini diserang oleh pasukan Israel pada hari Jumat (26/10), menurut informasi dari kementerian kesehatan di Gaza.
- Utusan WHO Bawa Kabar Sedih dari Gaza, Semua karena Kebiadaban Israel
- Kisah Pilu Dokter Spesialis Jantung Palestina, 175 Anggota Keluarganya Dibunuh Israel Selama Perang Genosida di Gaza
- Pertanyaan Menyayat Hati Anak Gaza Sebelum Wafat Usai Dibom Israel: Apakah Saya di Surga?
- Kesaksian Dokter atas Kebiadaban Israel di Gaza: 500 Korban dalam 25 Menit
Kementerian tersebut menuduh bahwa serangan terhadap fasilitas di kamp Jabalia, yang menjadi lokasi operasi besar Israel awal bulan ini, mengakibatkan kematian dua anak. Mereka juga menyatakan bahwa pasukan Israel menahan ratusan staf, pasien, dan pengungsi selama serangan berlangsung.
Di sisi lain, militer Israel menyatakan bahwa pasukannya beroperasi di sekitar Kamal Adwan, namun tidak mengetahui adanya tembakan langsung dan serangan di area rumah sakit tersebut. Tedros mengungkapkan bahwa otoritas di Gaza telah memberitahu WHO, yang sebelumnya kehilangan kontak dengan stafnya di rumah sakit, bahwa pengepungan telah berakhir. "Namun, pengepungan itu harus dibayar mahal," tambahnya.
Tiga petugas kesehatan dari WHO mengalami luka
WHO melaporkan bahwa tiga petugas kesehatan dan beberapa karyawan lainnya mengalami luka akibat serangan, sementara puluhan petugas kesehatan ditahan di rumah sakit.
"Setelah penahanan 44 staf pria, hanya staf wanita, direktur rumah sakit, dan satu dokter pria yang tersisa untuk merawat hampir 200 pasien yang sangat membutuhkan perhatian medis," kata Tedros pada hari Sabtu lalu.
Dalam situasi yang sangat memprihatinkan ini, kondisi fasilitas rumah sakit dan persediaan medis juga dilaporkan mengalami kerusakan yang parah. "Laporan tentang fasilitas rumah sakit dan persediaan medis yang rusak atau hancur selama pengepungan sangat menyedihkan," tambahnya.