WNI kritis akibat kecelakaan bus di Malaysia meninggal dunia
Jumlah WNI tewas akibat kecelakaan bus ini jadi tiga orang.
Seorang warga negara Indonesia yang jadi korban kecelakaan maut bus di Malaysia meninggal dunia. Nazri (37) menghembuskan napas terakhir di RS Sungai Buloh pada Minggu (10/1) siang waktu setempat.
Kondisi Nazri memang kritis akibat pendarahan di bagian otak dan harus menggunakan alat bantu pernapasan. Dokter sendiri mengatakan harapan untuk hidup bagi Nazri memang sangat tipis lantaran pendarahan hebat di otaknya.
-
Di mana bus sekolah Wonogiri memulai perjalanannya? Bus sekolah itu berangkat dari kantor Dishub Wonogiri pukul 06.10 pagi.
-
Kapan Waduk Kembangan buka? Jam operasional Waduk Kembangan adalah setiap hari, mulai pukul 07.00 hingga 19.30 WIB.
-
Dimana kecelakaan bus yang melibatkan pelajar SMK Lingga Kencana terjadi? Polisi menetapkan Sadira (51) sebagai tersangka atas peristiwa kecelakaan bus yang ditumpangi pelajar SMK Lingga Kencana di Ciater, Subang, akhir pekan lalu.
-
Mengapa keberadaan bus sekolah di Wonogiri sangat penting? Mas Yogi Adi selaku driver bus mengatakan, keberadaan bus sekolah itu diharapkan bisa meminimalisir siswa sekolah yang mengendarai motor walau belum cukup umur.
-
Apa yang menjadi ciri khas PO Bus Bireuen Ekspress? Selain PO Bus PMTOH yang sudah dikenal masyarakat Aceh, armada bus yang satu ini juga tak kalah legendaris dan jadi primadona.
-
Siapa yang mengemudikan bus sekolah di Wonogiri? Pagi itu, bus sekolah dikemudikan oleh Mas Yogi Adi dan Mas Aji sebagai kondektur.
"Innalillahi wainna ilaihi rojiun, WNI atas nama Nazri yang kondisinya kritis di RS Sungai Buloh, telah meninggal dunia. Innalillahi wainna ilaihi rojiun," ucap Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI dan BHI) Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal melalui pesan singkat kepada merdeka.com.
Dengan meninggalnya Nazri, berarti jumlah WNI tewas dalam kecelakaan bus ini menjadi tiga orang. Hingga kini masih ada dua orang korban luka-luka yang dirawat di RS Sungai Buloh, yaitu Asti Hutagalung (38) yang mengalami patah tulang belakang, dan Lirlawati (39) patah tulang kaki.
Tim Satgas KBRI Kuala Lumpur hingga saat ini masih mengupayakan kepastian mengenai pihak yang seharusnya bertanggung jawab atas kecelakaan. Dalam hal ini, termasuk masalah asuransi perjalanan bagi para korban.
Dalam pernyataan resmi KBRI Malaysia disebutkan pihak KBRI akan tetap membantu apa saja yang diperlukan korban, termasuk biaya perawatan dan pengobatan rumah sakit.
Berdasarkan keterangan sopir yang berkewarganegaraan Malaysia, bus nahas itu hendak menuju kawasan wisata Jetty Lumut. Dalam perjalanan di daerah Hutan Melintang, bus disalip sebuah truk kontainer. Ekor truk lantas melibas kepala bus menyebabkan sopir kehilangan kendali. Tak ayal bus milik perusahaan Ayah Raja ini menghajar tiang dan parit di sisi kiri.
(mdk/ard)