5 Bisnis ini cuma andalkan kejujuran pelanggan dalam membayar
Mereka tidak menempatkan pramuniaga atau kasir untuk memastikan pelanggan membayar jumlah yang tepat.
Kamu mungkin setuju kalau kejujuran adalah aspek penting dalam bisnis. Pelanggan selalu mengharapkan kejujuran dari penjual atau perusahaan, terutama mengenai produk yang mereka tawarkan.
Tetapi bagaimana jika kelangsungan suatu bisnis tergantung pada kejujuran pelanggan? Sama seperti usaha-usaha kecil yang mengandalkan kepercayaan total kepada pelanggan ini. Mereka tidak menempatkan pramuniaga atau kasir untuk memastikan pelanggan membayar jumlah yang tepat. Salah satunya bahkan tidak memasang harga untuk produk yang dijual. Semua tergantung pada moralitas pelanggan semata.
-
Siapa yang biasanya dianggap paling kreatif? Mereka yang memiliki golongan darah B dikenal sebagai individu yang kreatif, fleksibel, dan penuh semangat.
-
Bagaimana bentuk kareh-kareh? Ketika disajikan, kareh-kareh ini mirip seperti sarang burung yang berlapis-lapis.
-
Kapan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir? Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir pada 7 Januari 1905, di Cepu, Jawa Tengah.
-
Kapan Kamari lahir? Ini dia foto bayi cantik putri Jennifer Coppen yang lahir bulan Agustus kemarin.
-
Bentuk kuku seperti apa yang mencirikan kepribadian yang kreatif, imajinatif, dan teliti? Jika memiliki kuku yang kecil dan panjang, maka termasuk pemilik bentuk kuku panjang vertikal. Orang dengan bentuk kuku ini mungkin memiliki kepribadian yang kreatif, imajinatif, teliti, dan detail, serta cenderung tenang.
-
Siapa yang Thoriq Halilintar ajak untuk meningkatkan kreativitas dan karyanya di Aceh? Dia mengajak anak muda Aceh untuk terus meningkatkan kreativitas dan karyanya dalam berbagai bidang, khususnya dalam pengembangan bisnis.
Kamu mungkin berpikir bahwa pay-as-you like berdasar kejujuran adalah konsep bisnis yang konyol. Karena setiap orang bisa kalah terhadap godaan untuk berbuat curang ketika situasi dan kondisi memungkinkan. Tetapi para pemilik bisnis ini jelas berpikir sebaliknya. Simak kisah mereka yang kami dikumpulkan dari berbagai sumber.
Honesty Bookshop - Inggris
Hay-on-Wye, kota kecil di perbatasan Inggris terkenal sebagai surganya pecinta buku. Dilansir Amusing Planet, kota kecil yang terletak di pinggiran sungai Wye, Powys, Wales ini merupakan rumah bagi lusinan toko buku kuno dan festival buku internasional. Setiap tahun kota ini dibanjiri ribuan penulis dan para pecinta buku dari seluruh dunia.
Uniknya, sebagian besar toko dan lapak buku di sana merupakan 'honesty bookshop' alias toko buku kejujuran. Honesty bookshop biasanya berupa rak-rak buku yang diletakkan di pagar atau dinding luar rumah. Tidak ada kasir atau penjaga toko yang akan mengawasi pembeli. Yang ada hanya kotak uang di salah satu sudut. Si pembeli yang meletakkan uang dan mengambil kembalian sendiri.
The Vault - Amerika Serikat
Di Valley City, Amerika Serikat berdiri sebuah kafe dengan konsep unik yang sempat jadi buah bibir di media-media lokal. Bagaimana tidak? Kafe bernama The Vault ini menerapkan sistem pembayaran sukarela.
David dan Kimberly Brekke, pemilik kafe mengandalkan  kejujuran pelanggan untuk pemasukan kafe. Moto mereka adalah âBayar kurang dan silakan bersantai atau bayar lebih dan bantu kami agar bisa tetap berbisnis.
Jika melangkah ke dalam kafe, kita tidak akan menemui pelayan atau kasir yang mengawasi. Para pelanggan menyiapkan sendiri kopi dan mengambil pastry rumahan buatan Kimberly. Masing-masing makanan dalam menu dihargai 75 sen. Pelanggan bisa membayar dengan kartu kredit atau uang tunai. Herannya, tidak ada pelanggan yang curang. Penghasilan kafe itu justru selalu surplus.
"Ketika saya menghitung berapa banyak yang diambil dan berapa banyak yang ada di kotak uang di penghujung hari, orang-orang justru 15 persen lebih murah hati," tutur David dalam wawancara dengan KVRR yang dikutip Take Part.
Honesty Bookstore - China
Toko buku ini terletak di Jalan Xinjiekou, Nanjing, China. Tokonya cuma berupa rak sederhana di luar ruangan. Tak ada penjaga toko atau kasir yang melayani. Sebagai gantinya disediakan kotak kuning tempat meletakkan uang. Dari 1.500 judul buku yang dijual pun tidak ada label harga yang dicantumkan. Harga buku diserahkan sepenuhnya kepada pembeli.
Dilansir Shanghaiist, toko buku ini merupakan eksperimen sosial. Absennya penjaga toko merupakan bentuk ujian atas kejujuran pelanggan. Sejauh ini, menurut beberapa artikel berita di China, banyak orang yang membayar untuk buku yang mereka ambil di Honesty Bookstore. Dalam satu hari sekitar 300 buku berhasil terjual dan sebagian besar membeli dengan harga yang tak jauh berbeda dengan harga asli.
The Honesty Shop - Inggris
David Waterhouse dipandang skeptis oleh orang-orang sekitar ketika menyatakan keinginan untuk membuka toko kerajinan tanpa penjaga toko.
"Semuanya bakal raib dalam satu hari," kata mereka. Namun pria asal London, Inggris ini nekat mendirikan The Honesty Bookshop.
Dilansir Daily Express UK, toko David dibuka di St Katharine Docks, dekat Tower Of London. David memanfaatkan bus tingkat berusia setengah abad yang sudah tak dipakai lagi sebagai toko.
Awalnya David berniat untuk mendirikan Honesty Shop di dekat hotelnya yang ada di Swiss.
âToko itu sudah tutup selama 10 tahun dan saya ingin membukanya kembali tetapi upah di sana sangat tinggi jadi saya tidak mampu membayar siapa pun untuk bekerja di sana. Saya teringat Cornwall dan bagaimana orang-orang menjual buah dan telur di kios yang tak dijaga di ujung jalan dan lalu saya memutuskan untuk melakukannya dengan cara yang sama."
Toko itu terbukti sukses dan membuat David terpikir untuk membuat toko serupa di Inggris. The Honesty Shop menjual produk-produk karya pengrajin lokal, mulai dari karya seni sampai barang kebutuhan sehari-hari seperti  aksesoris anjing dan kaus kaki wol. Semuanya dijual dengan harga di bawah GBP 20.
Kenyataannya toko itu tak lantas jadi incaran para pengutil. Para pelanggan yang mengambil barang di sana tetap membayar. Memang beberapa di antaranya tidak membayar sesuai harga, tetapi kasus seperti itu jarang terjadi.
David sendiri sebenarnya tidak berniat untuk menggantungkan hidup dari toko itu. Kebutuhan sehari-harinya sudah terpenuhi dengan penghasilan yang didapat dari bisnis rumah perahu di London dan hotel di Swiss dan Mallorca. Honesty Shop merupakan eksperimen untuk 'menguji' kejujuran orang-orang.
Setiap bulan, David menyumbangkan 10 persen keuntungan tokonya untuk Compassion In World Farming.
Restoran Annalakshmi - India
Restoran Annalakshmi yang ada di India adalah salah satu restoran yang menerapkan konsep pembayaran pay-as-you like atau 'bayar sesukamu'. Dilansir The Hindu, bisnis kuliner ini sudah bertahan selama lebih dari dua dekade dengan konsep pelayanan mereka yang unik itu.
Restoran pertamanya dibuka pertama kali di Malaysia pada tahun 1984. Di sini pelanggan diminta untuk menentukan tarif yang menurut mereka pantas. Konsep bisnis ini ternyata sesuai untuk Annalakshmi, hingga mereka bisa membuka cabang di Australia, Singapura, dan terakhir India.
Itulah beberapa bisnis dengan konsep sistem kejujuran yang beroperasi di berbagai negara.
(mdk/tsr)