7 Tradisi seputar haid yang bikin geleng-geleng kepala
6 Tradisi seputar haid yang bikin geleng-geleng kepala. Ada yang diminta lari menuju matahari terbit, berendam di laut, digigit semut beracun, dikubur dalam pasir, sampai mengoleskan celana dalam yang terkena darah ke muka.
Datangnya menstruasi atau haid merupakan tanda kedewasaan bagi seorang wanita. Secara fisiologis wanita yang sudah mendapatkan haid bisa bereproduksi. Tak hanya itu, hampir seluruh budaya yang ada di muka bumi menganggap haid pertama sebagai fase penting dalam kehidupan seorang perempuan. Tak jarang dijalankan ritual khusus untuk menyambutnya.
Masalahnya tak semua ritual ini berupa pesta atau selamatan yang mungkin lebih umum dilakukan. Beberapa ritual menuju kedewasaan yang harus dijalani para wanita kadang terdengar begitu ganjil, bahkan cenderung menyiksa.
-
Bagaimana tradisi upah-upah dilakukan? Tradisi upah-upah biasanya dilengkapi dengan jamuan kecil maupun besar serta doa dan selamat atas tercapainya suatu hal.
-
Apa itu Tradisi Ujungan? Warga di kampung adat Cibadak, Desa Warung Banten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak memiliki sebuah tradisi unik bernama Ujungan.
-
Apa makna dari Tradisi Ya Lail? Tradisi ini dianggap sebagai simbol dimulainya kehidupan baru yaitu kehidupan rumah tangga bagi seorang laki-laki dan seorang perempuan yang diadakan setelah akad nikah berlangsung.
-
Apa itu tradisi upah-upah? Upah-upah merupakan tradisi yang berasal dari Rantau Prapat, Kabupaten Labuhan Batu, Provinsi Sumatra Utara.
-
Apa tujuan utama dari tradisi mudik? Tradisi mudik sudah dikenal sejak era Kerajaan Majapahit yang memiliki wilayah kekuasaan sangat luas hingga ke semenanjung Malaya. Pejabat pemerintahan di wilayah tersebut secara rutin menghadap Raja guna menyatakan kesetiaan dan melaporkan jalannya pemerintahan.
-
Di mana Tradisi Ya Lail dilakukan? Tradisi ini dipraktikkan oleh Masyarakat di Kampung Pakuncen, Cilegon, Serang, Provinsi Banten.
Berikut ini beberapa tradisi seputar haid yang dipandang aneh oleh sebagian besar masyarakat modern.
Suku Navajo & Apache - Lari menuju matahari terbit
Navajo, sebuah suku pribumi yang berasal dari Amerika bagian utara dan suku pribumi Indian Apache memiliki sebuah ritual yang tak biasa bagi perempuan yang mendapatkan haid untuk pertama kalinya. Si gadis yang baru memasuki pubertas diminta untuk lari menuju matahari terbit.
Selama empat hari berturut-turut ia harus harus bangun sebelum matahari merekah dan mulai berlari. Bukan perkara mudah karena mereka juga harus mengenakan pakaian tradisional dari kulit yang berat.
Saat malam setelah berlari pada hari pertama dia harus duduk selonjor sepanjang malam. Keesokan harinya ia harus membuat kue dari tepung jagung yang sangat besar untuk disajikan kepada seluruh anggota suku.
India Selatan & Afrika Selatan - Dipingit
Di beberapa kebudayaan yang ada di India, Afrika Selatan, dan Indonesia, wanita yang mendapatkan haid untuk pertama kali diperlakukan seperti calon mempelai. Mereka dipingit dan keluarga mengadakan pesta besar untuk menyambut keberuntungan tersebut.
Di komunitas Tamil, awalnya si gadis pingitan dimandikan oleh keluarga dekatnya dan diberi makan makanan bergizi. Setelah itu, dia harus menjalani ritual mandi lagi, mengenakan pakaian terbaik, dan dihujani hadiah. Kerabat diundang, imam melakukan ritual, dan makanan lezat disiapkan untuk menandai hari besar tersebut.
Suku Nootka - Berendam di laut
Suku pribumi Nootka yang mendiami wilayah di Kepulauan Vancouver juga punya ritual menyakitkan yang harus dijalani para gadis yang baru memasuki kedewasaan. Gadis yang mendapatkan haid untuk pertama kalinya atau 'menarche' menurut istilah suku tersebut, gadis tersebut harus menjalani semacam ujian fisik untuk membuktikan ketahanannya sebagai seorang wanita. Salah seorang tetua wanita dari suku tersebut akan membawa si gadis ke laut dan kemudian meninggalkannya di sana.
Gadis itu harus berendam di tengah air laut dalam keadaan telanjang (dan dalam keadaan haid) selama beberapa hari untuk menguji kekuatan fisiknya. Entah apa tujuannya ujian fisik dengan cara seperti ini. Barangkali untuk mempersiapkan si gadis untuk menghadapi rasa sakit saat melahirkan kelak. Yang pasti saat ujian berakhir seringkali si gadis sudah tak kuat untuk berdiri, apalagi mengangkat tubuhnya keluar dari air. Kalau sudah begini ia akan disoraki anggota suku lainnya karena sudah berhasil melewati tantangan dan siap menjadi seorang wanita dewasa.
Filipina - Mengusap muka dengan celana dalam bernoda darah
Di Filipina ada mitos lawas di mana para ibu meminta anak gadisnya membersihkan wajahnya dengan pakaian dalam bekas menstruasi. Ketika si anak mendapatkan haid pertama, ibunya akan mencuci pakaian dalam yang dia pakai dengan air. Setelah itu pakaian yang masih basah diusapkan ke wajah si anak. Ritual ini dipercaya bisa menjauhkan si gadis dari masalah kulit seperti jerawat.
Gadis yang mendapatkan haid untuk pertama kali juga diminta untuk melompati tiga anak tangga untuk memastikan dia akan menstruasi tiga hari saja setiap bulannya.
Suku Carib - Menggenggam kapas yang dibakar dan digigiti semut beracun
Para wanita dari Suku Carib yang berasal dari daerah Suriname tidak hanya harus menjalani satu ritual menyakitkan untuk menyambut datangnya haid, tetapi dua sekaligus.
Mula-mula si gadis dipaksa untuk memegang gumpalan kapas yang terbakar, sehingga tangan mereka melepuh karena terbakar. Dan mereka harus menahan rasa sakit itu sampai waktu yang ditentukan, karena ritual ini merupakan bagian dari ujian sebagai seorang wanita dewasa.
Setelah menjalani ritual pertama, masih ada ritual lanjutan yang harus dijalani lagi. Si gadis diperintahkan untuk mengenakan kain penutup tubuh dari sejenis tikar yang bagian dalamnya dipenuhi dengan semut beracun. Gigitan semut beracun yang sangat menyakitkan ini akan menjadi sarana uji kekuatan dan keberanian bagi si gadis.
Kanada - Mencuci buah beri
Tradisi lama di Kanada menyebutkan bahwa wanita yang baru mendapatkan menstruasi pertama harus menjalani ritual mencuci buah-buahan beri. Dia juga dilarang memakan jenis buah tersebut selama setahun penuh. Namun diperbolehkan untuk memetik, menyimpan, dan mengawetkannya. Setahun kemudian, dia bisa merayakan kebebasannya sebagai wanita dewasa dengan menyantap buah-buahan tersebut.
Suku Luiseno - Dikubur dalam pasir
Satu lagi tradisi menyambut kedewasaan wanita yang membuat dahi berkerut. Kali ini dari suku Luiseno, suku pribumi yang mendiami wilayah selatan California. Ketika seorang gadis mendapatkan haid untuk pertama kali, keluarga si gadis akan menyambutnya dengan gembira. Orang tuanya akan mengumumkan kabar gembira itu kepada seluruh anggota suku.
Setelah itu keluarga dan para tetua suku mengatur sebuah prosesi untuk menyambut kedewasaan si gadis. Si gadis akan dikubur di pasir pada tengah hari. Dan karena California selatan merupakan daerah panas, tentunya pasir yang digunakan untuk mengubur tadi memiliki suhu yang panas pula. Tetapi si gadis harus menjalani ritual itu dengan bangga sebab dengan ritual penguburan diri ini kekuatan dan ketangguhannya sebagai wanita akan diakui oleh seluruh anggota suku.
Selagi dikubur di dalam pasir, si gadis akan mendengarkan berbagai wejangan dari wanita yang lebih tua di sukunya mengenai perubahan fisiologis tubuhnya, perilaku yang pantas, dan cara menjadi seorang istri yang baik. Setelah itu barulah ia benar-benar dianggap sebagai wanita dewasa yang sudah layak untuk menempuh tahap selanjutnya dalam kehidupan seorang wanita, yaitu menjadi istri.
(mdk/tsr)