Ciput sakti dari Malang ini ampuh hilangkan ketombe pengguna hijab
Produk itu dibuat buat membantu problem bagi pengguna jilbab.
Hijab selain sebagai penutup aurat bagi perempuan muslimah kini menjadi bagian dari gaya. Aneka model jilbab bermunculan, disertai berbagai aksesoris membuat pemakainya semakin terlihat menawan.
Akan tetapi muncul masalah pada rambut saat mengenakan hijab. Keringat akan semakin banyak keluar dan menimbulkan bau tidak sedap, dan memicu munculnya ketombe.
Hingga saat ini, solusi ditawarkan oleh produsen dan pemasok hijab hanyalah bahan kain lebih dingin. Namun itu belum menyelesaikan masalah.
Sekelompok mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) kini membikin produk penghilang ketombe dan bau bagi para pengguna hijab. Produk itu diberi nama 'Cantik Tau', singkatan dari Ciput Anti Ketombe dan Bau.
"Produknya dalam bentuk ciput atau inner hijab, yang selama ini berfungsi agar rambut rapi dan tidak terlihat saat mengenakan hijab," kata Radite Raharja, di Universitas Brawijaya, Malang, Rabu (8/6).
-
Siapa yang mau bertobat dengan menggunakan jilbab? Seorang banci yang bernama Surti (aslinya Surtono) mau bertobat, sehingga dia menghadap ke Pak Haji.Banci: "Pak Haji, ini saya mau bertobat..."Pak Haji: "Alhamdulillah akhirnya kamu mau jadi laki-laki sejati kembali."Banci: "Bukan itu Pak Haji, saya sekarang mau mulai pakai JILBAB."Pak Haji: "????!!!"
-
Bagaimana ciri khas kecantikan perempuan dari Malang? Salah satu kota wisata di Jawa Timur ini dikenal sebagai penghasil perempuan cantik. Cuaca Malang yang cenderung sejuk membuat perempuan-perempuan di sana memiliki kulit yang cerah.
-
Apa saja yang dilarang di Tajikistan terkait jilbab dan perayaan Lebaran? Majelis tinggi parlemen Tajikistan, Majlisi Milli, mengesahkan undang-undang yang melarang "pakaian asing" dan perayaan untuk dua hari raya besar Islam, yaitu Idulfitri dan Iduladha.
-
Siapa yang mengomentari masalah larangan jilbab di Kazakhstan? Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev juga mengomentari masalah ini pada kongres guru nasional di ibu kota Astana, dengan mengatakan bahwa sekolah adalah lembaga pendidikan sebagai tempat untuk memperoleh pengetahuan, sementara keyakinan agama adalah masalah pribadi.
-
Siapa yang memakai hijab merah saat ke Masjid Istiqlal? Di dalam Masjid Istiqlal, Haruka berbagi momen baru mengenakan hijab merahnya.
-
Bagaimana para pelajar di Kazakhstan menunjukkan protes mereka terhadap larangan jilbab? Sebagai bentuk protes, para siswi membakar buku-buku latihan mereka dan menuntut hak untuk mengenakan pakaian Muslim dan meminta teman-teman mereka untuk mencoba jilbab secara langsung di jalan. Mereka menekankan bahwa mereka "tidak akan menukar jilbab mereka dengan apapun."
Menurut Radite, ketombe disebabkan oleh pertumbuhan jamur Phytosporum ovale. Jamur akan tumbuh saat rambut dalam kondisi lembab karena tertutup hijab.
Radite bersama empat mahasiswa lain membuat ciput dengan desain khusus dari bahan kaus rayon. Ciput dipadukan dengan bahan-bahan herbal seperti daun alamanda, daun pandan, jeruk nipis, kulit jeruk manis, serta bunga melati.
"Bahan tersebut dikeringkan dan dijadikan serbuk, yang diletakkan di kantung yang terdapat di dalam ciput," kata Radite.
Kantung herbal digunakan memiliki pori dan tidak terlalu tebal sehingga hijab tetap nyaman saat digunakan. Selain itu juga mempertimbangkan faktor keserasian dengan pemakainya.
"Daun alamanda dipilih karena memiliki kandungan saponin, tannin, dan flavonoid yang dapat menekan pertumbuhan serta memberantas jamur penyebab ketombe," ujar Radite.
Sedangkan daun pandan memiliki kandungan saponin dan fenol berperan sebagai antibakteri. Melati, jeruk nipis, dan kulit jeruk manis dipilih karena memiliki senyawa volatil menimbulkan aroma harum dan segar.
"Bahan-bahan alami ini dikeringkan dengan suhu tertentu sehingga kualitas bahan tetap terjaga," ucap Radite.
Karya itu merupakan temuan Mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian (THP), Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya. Mereka tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Kewirausahaan Fakultas Teknologi Pertanian (PKM-K FTP).
Selain Radite, tim beranggotakan Tia Aryana, Yuni Puspitasari, Asri Nur Aisyah dan Zada Agna Talitha, dengan mentor Nur Ida Panca Nugrahini.
Terdapat 3 variasi produk Cantik Tau. Yakni jenis standar dijual seharga Rp 22 ribu, jenis kerut dilepas Rp 27 ribu, serta jenis ninja dilego Rp 32 ribu. Harga tersebut merupakan harga setiap satu paket Cantik Tau berisi satu ciput dan sebuah kantung isi ulang.
"Jika refill habis, refill juga dapat dibeli hanya dengan Rp 7.500," tutup Radite.