Iklan Pariwisata Garapan Sido Muncul Dapat Apresiasi dari Kemenparekraf
Dalam iklan pariwisata tersebut, Sido Muncul memilih Sumba, Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai lokasi pembuatan iklan.
Iklan merupakan bagian strategi manajemen periklanan agar sebuah barang dan jasa dapat dikenal lebih luas.
Tak jarang iklan dikemas secara apik dan menarik, dengan tujuan memengaruhi khalayak yang melihatnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul, Tbk (Sido Muncul) secara resmi meluncurkan iklan terbarunya.
- Diiringi Sholawat, Ribuan Warga Madiun Doakan Ganjar-Mahfud Menang di Pilpres 2024
- Kembali Digugat Cerai Lulu Tobing, Potret Bani Mulia Bos Perusahaan Kapal yang Tajir Melintir
- Sido Muncul Raih Penghargaan Bintang CSR Indonesia BESAR, Komitmen Pelestarian Lingkungan
- Tidak Sembarangan, Jenderal Kopassus Ini Salah Satu yang Diizinkan Masuk Kamar Gus Dur
Kali ini, iklan tersebut dikemas berbeda karena benang merah yang diangkat mengenai kekayaan Indonesia. Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat mengatakan, dalam iklan terbarunya, Sido Muncul memilih iklan pariwisata, di mana iklan tersebut memperkenalkan Indonesia secara umum.
"Kami punya misi ingin memberikan kontribusi pada Indonesia. Maka dari itu, iklan yang kami buat selalu punya cerita. Untuk iklan ini, saya terinspirasi memperkenalkan jamu Sido Muncul lewat musik dan saya terinspirasi musik travel dengan lagu Stand by Me," kata Irwan dalam kegiatan Sarasehan dan Peluncuran Iklan Pariwisata untuk Memperkenalkan Indonesia ke Mancanegara, Jumat (8/12).
Lebih lanjut Irwan menjelaskan, alasan mengapa lagu berbahasa asing digunakan dalam iklan pariwisata garapan Sido Muncul.
Sederhana saja, menurut Irwan lagu bahasa Inggris, lebih dipahami oleh orang luar negeri ditambah lagu yang digunakan juga cukup populer.
"Lewat lagu ini, kami harap dapat menarik minat orang luar untuk pergi ke Indonesia. Saya juga berharap dengan mengiklankan Indonesia, Tolak Angin juga dapat dikenal di seluruh dunia. Lagu Stand by Me ini sangat cocok untuk yang mau eksplor Indonesia karena the Wonderful Indonesia and you will stand by tolak angin," ujar Irwan.
Dalam iklan pariwisata tersebut, Sido Muncul memilih Sumba, Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai lokasi pembuatan iklan. Tempat itu dipilih, kata Irwan karena sebagian besar lansekap didominasi padang rumput dan dikelilingi perbukitan.
Pengambilan gambar dilakukan di Sumba Timur dengan menampilkan berbagai keindahan lokasi wisata yang ada disana mulai dari Pantai Laipori, Air Terjun Week Acura, Bukit Ndapayami, dan Kampung Adat Ratenggaro. Selain menampilkan lokasi wisata yang indah juga pembuatan kain tenun khas Sumba Timur.
"Sumba adalah salah satu daerah di Indonesia Timur yang mau kami bangun agar semakin banyak wisatawan datang ke daerah tersebut. Selain itu, Sumba pada khususnya dan Indonesia Timur pada umumnya memiliki alam yang asri dan menarik," kata Irwan.
Untuk memberi kesan bahwa Indonesia sarat dengan adat dan budaya, Sido Muncul pun menggandeng empat musisi kenamaan Tanah Air. Mereka adalah Aurelie Moeremans, Sara Fajira, Ahmad Abdul, dan Veronica Tan yang memainkan alat musik selo. Bagi mereka ini adalah kali pertama menjalani proyek bersama Sido Muncul.
"Ini adalah kolaborasi yang menarik dan aku pribadi sangat excited karena project ini menawarkan keindahan Indonesia. Dengan konsep ini, tentu semakin banyak orang yang tertarik ke Indonesia dan mengenal lebih dekat mengenai Indonesia," kata Sara.
Senada dengan Sara, Aurelie dan Abdul juga merasa pengalaman yang sama. Mereka mengaku bangga karena dapat ambil bagian memperkenalkan Indonesia dengan cara yang berbeda.
Dalam kegiatan ini, turut hadir Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Muhammad Neil El Himam yang mewakili Menparekraf Sandiaga Uno. Neil pun menyampaikan apresiasinya terhadap Sido Muncul.
Menurut Neil, iklan yang digarap Sido Muncul melalui musik memiliki banyak keterkaitan. Pertama, membawa sektor ekonomi kreatif karena masih berkaitan dengan jamu sebagai WBtb yang baru sama masuk dalam daftar UNESCO.
"Mungkin ini dapat disebut kolaborasi dengan Kemenparekraf secara tidak langsung dari sisi pariwisata dan ekonomi kreatif dengan Sido Muncul sebagai produsen jamu," katanya.