Kisah seorang programmer ajari tunawisma bikin aplikasi canggih
Patrick bertemu dengan seorang tunawisma yang membuatnya mendadak memiliki ide untuk mengajarinya cara bikin aplikasi.
Entah apa yang terlintas di benak Patrick McConlogue ketika dirinya berpikir untuk mengajarkan JavaScript kepada seorang pria tunawisma yang ditemuinya di jalan dan juga membantunya mengkode aplikasinya sendiri.
Patrick adalah seorang programmer perangkat lunak berusia 23 tahun. Suatu hari, ketika ia berjalan menuju tempat kerjanya, Patrick bertemu dengan seorang pria tunawisma yang membuatnya mendadak memiliki ide untuk mengajarinya cara membuat aplikasi.
"Idenya sederhana. Tanpa berusaha melecehkannya, saya menawarkan dua pilihan: saya akan kembali besok dan memberikannya uang tunai USD 100 (Rp 1,1 juta) atau saya akan kembali besok dan memberikannya tiga buku JavaScript (beginner-advanced-expert) dan sebuah laptop murah. Saya akan berangkat kerja satu jam lebih awal untuk mengajarinya coding," tulis Patrick di situsnya.
Bukannya menerima uang yang ditawarkan oleh Patrick, pria tunawisma bernama Leo ini justru memilih untuk belajar caranya mengkode. Ia berpikir bahwa uang bisa habis dengan mudah dalam seminggu, sedangkan pengetahuan akan menjadi aset besar baginya di masa depan.
"Dia bilang saya bisa mendapat laptop dan belajar bagaimana caranya melakukan sesuatu dan saya pikir itu bisa berubah menjadi sesuatu yang lebih," kata Leo.
Leo telah menjadi seorang tunawisma selama dua tahun terakhir, setelah ia kehilangan pekerjaannya sebagai agen asuransi jiwa. Ia kemudian mengetahui bahwa uang sewa apartemennya naik sebagai konsekuensi adanya kondominium mewah yang sedang dibangun di dekat apartemennya.
Anehnya, ide Patrick justru mendapat kecaman keras dari beberapa orang yang percaya bahwa Leo hanya membutuhkan makanan, pakaian dan tempat tinggal. Lainnya mengatakan bahwa pendekatan yang Patrick lakukan terhadap Leo benar-benar menghina pria itu.
Namun, Patrick menjawab semua cemoohan itu dengan sebuah pepatah lama yang berbunyi: give a man a fish and you feed him for a day. Teach a man to fish and you feed him for a lifetime. Dalam bahasa Indonesia, pepatah lama ini diterjemahkan sebagai berikut: berikan seekor ikan pada seseorang dan kamu telah memberinya makan untuk sehari. Ajarkan dia memancing dan kamu telah "memberinya" makan seumur hidup.
-
Apa yang membuat kisah ini menjadi inspiratif? Kisah anak sopir berhasil lolos seleksi anggota Polri ini sontak mencuri perhatian publik.
-
Siapa yang menginspirasi dengan kisahnya? Perempuan 22 tahun itu baru saja mengikuti program Singapore-Indonesia Youth Leaders Exhange Program (SIYLEP). Dia didapuk menjadi Duta Pemuda Indonesia 2023 dan mewakili Provinsi Banten di Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) yang diselenggarakan oleh Kemenpora RI. Kisahnya turut menginspirasi. Banten provinsi wisata dan budaya Disampaikan Sheila, dirinya bersama 34 perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia lainnya bertandang ke Singapura selama lima hari.SIEYLAP sendiri mengusung tema pariwisata yang dikenalkan secara maksimal oleh dirinya. "Sekaligus memperkenalkan tentang Banten dan mengenalkan potensi wisata Banten kepada delegasi Singapura.
-
Bagaimana kata-kata inspiratif pengusaha muda membantu dalam membangun bisnis? "Memulai perlu keberanian, membesarkan perlu ilmu. Itulah kuncinya dalam berbisnis."
-
Apa yang menginspirasi dari kisah bisnis pempek ini? Kisah bisnis istri polisi ini seketika menuai beragam tanggapan dari publik. Banyak apresiasi hingga dukungan yang dilayangkan bagi keduanya.
-
Apa pesan utama yang ingin disampaikan oleh kata-kata inspiratif pengusaha muda? "Alasanku menjadi pebisnis karena mau membuka banyak lapangan kerja dan banyak bermanfaat buat orang lain."
-
Apa yang membuat kata-kata motivasi kerja paling inspiratif? Kata-kata motivasi kerja inspiratif berikut bisa jadi solusi untuk membangkitkan semangat di tengah kejenuhan bekerja. Dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (16/4) berikut kata-kata motivasi kerja paling inspiratif di antaranya.
Photo:Patrick McConlogue
Dengan mengabaikan kritik-kritik itu, programmer muda itu lalu membelikan Leo sebuah laptop murah Samsung Chromebook, tiga buku pemrograman, hotspot WI-FI-nya sendiri dan mulai mengajarinya cara mengkode. Sebagaimana dilansir Odditycentral, setiap pagi Patrick akan berangkat satu jam lebih awal dari rumahnya, sehingga ia bisa bertemu dengan Leo di taman dan mengajarinya ilmu yang dibutuhkannya untuk menjadi seorang pengembang perangkat lunak yang benar.
Leo dan Patrick kini sedang bekerja sama untuk menyelesaikan sebuah aplikasi yang akan diluncurkan pada minggu kedelapan perjalanan mereka. Meskipun mereka ingin tetap merahasiakan aplikasi tersebut, Patrick memberi sedikit petunjuk bahwa aplikasi mereka berkaitan dengan pemanasan global dan perubahan iklim.
Proyek yang sedang mereka kerjakan kini sudah setengah jalan dan mereka sangat senang dengan apa yang mereka berhasil capai sejauh ini. Walau masih ada beberapa kritik yang diterima Patrick tentang idenya, bersama dengan Leo, ia berhasil mengumpulkan basis penggemar yang cukup besar.