Lingkungan tercemar parah, hewan-hewan ini jadi menderita
Kasihan, gara-gara ulah manusia yang tak bijak membuang sampah, hewan-hewan ini jadi menderita.
Malangnya nasib hewan-hewan ini. Gara-gara ulah manusia yang tak bijak membuang sampah, mereka yang harus menanggung akibatnya. Pencemaran lingkungan yang parah membuat habitat hewan-hewan ini rusak.
Milyaran ton sampah yang mencapai laut setiap tahunnya telah mengganggu keseimbangan ekosistem. Akibatnya ribuan satwa yang bergantung kepada alam kehilangan sumber makanan, tempat tinggal, bahkan nyaris punah karena kematian dalam jumlah masif.
-
Bagaimana Pohon Pelawan menjadi penghasil madu liar? Selain dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas manusia, pohon ini rupanya juga menjadi rumah atau sarang lebah liar sehingga menjadi penghasil madu lebah liar yang memiliki cita rasa pahit.
-
Mengapa Kelompok Tani Hutan Alam Roban memilih untuk beternak lebah madu liar? Keberadaan Lebah Apis Cerana di Alas Roban dimanfaatkan warga setempat untuk memanen madunya.
-
Apa yang dimaksud dengan pecinta lingkungan? Pecinta lingkungan adalah suatu kelompok yang peduli terhadap kelestarian dan kesehatan alam. Biasanya kelompok ini berupa komunitas yang di dalamnya tergabung orang-orang yang menaruh perhatian sama tentang isu-isu lingkungan.
-
Dimana hewan liar yang dipelihara seringkali diambil dari habitat aslinya? Menangkap satu spesies hewan liar dari habitatnya juga mempengaruhi seluruh ekosistem asli, berisiko menyebabkan ketidakseimbangan antara predator, mangsa, dan hubungan simbiotik.
-
Di mana henbane hitam ditemukan tumbuh liar? Sisa-sisanya umum ditemukan di situs arkeologi di Eropa Barat Laut karena tumbuh liar di dekat pemukiman manusia, sehingga sulit untuk menentukan apakah itu sengaja digunakan.
-
Kenapa hewan liar yang dipelihara bisa menyebabkan luka? Sebagian besar hewan liar seharusnya tidak dijadikan hewan peliharaan. Hewan seperti primata, harimau atau singa, dan beberapa jenis reptil bisa menyebabkan luka bagi orang yang memeliharanya.
Berikut ini Merdeka.com tampilkan beberapa contoh kasus pencemaran akut yang berdampak langsung bagi hewan.
Hidung penyu lekang tersumbat sedotan
Kasihan, hidung penyu ini tersumbat sedotan plastik selama beberapa lama hingga mengalami kesulitan bernapas. Penyu jenis lekang ini ditemukan oleh Christine Figgener dan Nathan J. Robinson, dua pakar penyu yang sedang melakukan penelitian di laut Kosta Rika.
Awalnya mereka berpikir kalau penyu tersebut sulit bernapas karena parasit yang bersarang di hidung. Setelah mengetahui kalau sedotan yang menjadi penyebabnya, kedua peneliti itu segera melepaskan benda asing tersebut dari hidung si penyu. Sedotan sepanjang 14 cm itu masuk terlalu dalam hingga membuat si penyu mengalami pendarahan saat proses pelepasan.
Bangkai albatros di Midway Atoll
Ini adalah bangkai burung albatros yang mati karena menelan limbah plastik di Midway Atoll, sekitar 2.400 mil dari Alaska pada tahun 2009. Elang albatros normalnya memakan cumi-cumi dan hewan lain yang berenang di dekat permukaan air saat malam hari. Tetapi karena tingginya tingkat pencemaran di laut sekitar Midway Atoll, burung-burung itu jadi menelan potongan plastik yang mengambang di permukaan air.
 Chris Jordan
Sekitar 20 ton sampah plastik mengendap di perairan ini setiap tahunnya. Dari jumlah itu 5 ton berakhir di perut anak burung. Dari 500.000 anak burung albatros yang lahir di Midway Atoll setiap tahunnya, sekitar 200.000 mati.Â
Anak burung yang mati itu menyimpan sampah plastik di dalam perut mereka. Jumlahnya dua kali lebih banyak jika deibandingkan dengan burung yang mati karena alasan lain. Pasalnya plastik-plastik itu menusuk organ dalam burung, sehingga menimbulkan luka yang mengancam jiwa.
Tempurung penyu tumbuh abnormal karena terjerat sampah
Penyu belimbing (Dermochelys coriacea) ini memiliki tempurung dengan bentuk yang tak wajah. Dia terjebak sampah plastik bekas kaleng bir saat masih kecil dan tumbuh menjadi penyu dewasa yang abnormal.
Limbah tak terurai yang dibuang manusia mencapai perairan setiap harinya, mengakibatkan pencemaran parah di lautan. Kondisi ini membahayakan kehidupan sejumlah hewan laut, salah satunya penyu belimbing pada gambar di atas.
Menurut International Animal Rescue Foundation, penyu belimbing merupakan salah satu spesies hewan laut yang menghadapi ancaman kepunahan akibat polusi dan eksploitasi yang tak bertanggungjawab.
Paus mati karena usus tersumbat sampah
Bulan Maret 2013, seekor paus kepala kotak (Physeter macrocephalus) terdampar di pesisir laut Spanyol. Dilansir Real News24, penyebab kematian hewan itu adalah penyumbatan usus. Saat diperiksa, dalam perut mamalia laut sepanjang 10 meter ini ditemukan lebih dari 16 kilogram sampah. Sebagian besar merupakan sampah plastik yang tidak dapat diuraikan.
Limbah yang bersarang di dalam perut ikan meliputi terpal bening yang digunakan untuk membangun rumah kaca di perkebunan-perkebunan Eropa, kantong plastik, tali sepanjang 9 meter, selang, pot bunga, dan tabung semprot plastik.
Paus yang mati karena timbunan sampah di dalam perut ini bukan kasus pertama. Hampir setiap tahun peristiwa seperti ini terjadi di berbagai belahan dunia.
Singa laut terjerat tali jaring
Pada tahun 2013 lalu, dokter hewan Inggris Aniket Sardana menyelamatkan seekor singa laut jenis Arctocephalus australis dari jeratan tali jaring. Tampaknya singa laut itu terjerat tali plastik sejak lama, terlihat dari bekas luka permanen yang ada di sekeliling leher.
Menurut keterangan Dr. Sardana kepada DailyMail, kasus seperti ini cukup sering terjadi di antara koloni singa laut yang menghuni perairan penuh sampah. Limbah plastik yang mengapung di permukaan kerap menjerat anggota tubuh atau menyumbat saluran pencernaan mamalia tersebut. Tak jarang hewan-hewan itu tumbuh dengan fisik abnormal karenanya.
Itulah beberapa kisah ironis para hewan yang terluka dan mati karena limbah. Yuk, kita jadikan cerita ini sebagai pelajaran agar lebih bijak dalam mengelola sampah.
(mdk/tsr)