5 Keris sakti mandraguna yang terkenal di Indonesia
UNESCO juga sudah mengakui keris sebagai warisan dunia.
Keris menjadi salah satu peninggalan tak ternilai milik Indonesia. Dahulu, menurut legenda keris sering digunakan sebagai alat dalam perang antar kerajaan, sekaligus dalam acara ritual. Tapi sekarang, keris banyak digunakan sebagai pelengkap dalam busana, salah satunya adat Jawa, dan juga sebagai koleksi di beberapa museum.
UNESCO juga sudah mengakui keris sebagai warisan dunia. Nah, dari sekian banyak keris yang pernah ada, apakah kamu tahu nama dan asal-usul keris tersebut? Seperti dikutip Merdeka.com dari berbagai sumber, berikut keris-keris yang disebut 'sakti mandraguna' paling terkenal di Indonesia:
-
Apa makna dari budaya mencium tangan di Indonesia? Biasanya, budaya cium tangan atau salim tangan ini dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua sebagai tanda hormat dan sopan santun.
-
Apa yang menjadikan Keris Puputan Klungkung sangat bersejarah? Keris Pusaka yang Menyimpan Sejarah Peristiwa Puputan Klungkung Peristiwa Puputan Klungkung menjadi titik awal terpisahnya keris pusaka Klungkung dari tanah airnya.
-
Bagaimana sejarah Museum di Puro Mangkunegaran? Museum ini terletak tak jauh dari Balai Kota Solo, berdasarkan sejarahnya, museum ini sudah dibangun sejak tahun 1867 dan dulunya digunakan sebagai kantor untuk De Javasche Bank Agentschap Soerakarta.
-
Apa yang dibuat oleh Mpu Gandring? Semasa hidupnya, dia adalah seorang pembuat senjata ampuh.
-
Bagaimana Anusapati bisa mendapatkan keris Mpu Gandring? Pembunuhan Anusapati berhasil mendapatkan keris buatan Mpu Gandring, yang digunakan Ken Arok membunuh ayahnya.
-
Bagaimana keragaman budaya di Indonesia menciptakan mozaik budaya yang unik? Dengan lebih dari 300 suku dan berbagai bahasa daerah, keberagaman ini menciptakan mozaik budaya yang unik.
Keris Mpu Gandring
Keris Mpu Gandring adalah senjata pusaka yang terkenal dalam riwayat berdirinya Kerajaan Singhasari di daerah Malang, Jawa Timur sekarang. Keris ini terkenal karena kutukannya yang memakan korban dari kalangan elite Singasari termasuk pendiri dan pemakainya, Ken Arok.
Keris ini dibuat oleh seorang pandai besi yang dikenal sangat sakti yang bernama Mpu Gandring, atas pesanan Ken Arok. Setelah selesai menjadi keris dengan bentuk dan wujud yang sempurna bahkan memiliki kemampuan supranatural yang konon dikatakan melebihi keris pusaka masa itu.
Singkat cerita, Ken Arok justru menusukkan keris itu ke Mpu Gandring. Dalam keadaan sekarat, Mpu Gandring mengeluarkan kutukan; keris tersebut akan meminta korban nyawa tujuh turunan dari Ken Arok. Dalam perjalanannya, keris ini terlibat dalam perselisihan dan pembunuhan elite kerajaan Singhasari yakni: Tunggul Ametung, Ken Arok, Anusapati dan keturunan Ken Arok.
Keris Naga Sasra dan Sabuk Inten
Keris Pusaka Nagasasra dan Sabuk Inten adalah peninggalan Raja Majapahit. Nagasasra adalah nama salah satu dapur keris luk tiga belas dan ada pula yang luk-nya berjumlah sembilan dan sebelas, sehingga penyebutan nama dapur ini harus disertai dengan menyatakan jumlah luk-nya agar tidak salah.
Pada keris dapur Nagasasra yang bagus, sebagian banyak bilahnya diberi kinatah emas, dan pembuatan kinatah emas semacam ini telah dirancang oleh sang empu sejak awal pembuatan. Pada tahap penyelesaian akhir, sang empu sudah membuat bentuk kinatah sesuai rancangan.
Bagian-bagian yang kelak akan dipasang emas diberi alur khusus Berupa pamor, untuk 'tempat pemasangan kedudukan emas' dan setelah penyelesaian wilah selesai, maka dilanjutkan dengan penempelan emas oleh pandai emas dari dalam kerajaan.
Salah satu pembuat keris dengan dapur Nagasasra terbaik, adalah karya empu Ki Nom, merupakan seorang empu yang terkenal, dan hidup pada akhir zaman kerajaan Majapahit.
Keris Kyai Setan Kober
Keris Kyai Setan Kober adalah nama keris milik Adipati Jipang, Arya Penangsang. Keris ini dikenakan pada waktu ia perang tanding melawan Sutawijaya. Suatu saat tombak Kyai Pleret yang dipakai Sutawijaya mengenai lambung Arya Penangsang, hingga ususnya terburai.
Arya Penangsang dengan sigap, menyangkutkan buraian ususnya itu pada wrangka atau sarung-hulu keris yang terselip di pinggangnya, dan terus bertempur. Saat berikutnya, Sutawijaya terdesak hebat dan kesempatan itu digunakan oleh Arya Penangsang untuk segera menuntaskan perang tanding tersebut, dengan mencabut keris dari dalam wrangka atau ngliga keris (menghunus), dan tanpa sadar bahwa wilah(an) atau mata keris Kyai Setan Kober langsung memotong ususnya yang disangkutkan di bagian wrangkanya. Ia tewas seketika.
Sutawijaya terkesan menyaksikan betapa gagahnya Arya Penangsang dengan usus terburai yang menyangkut pada hulu kerisnya. Ia lalu memerintahkan agar anak laki-lakinya, kalau kelak menikah meniru Arya Penangsang, dan menggantikan buraian usus dengan rangkaian atau ronce bunga melati, dengan begitu maka pengantin pria akan tampak lebih gagah, dan tradisi tersebut tetap digunakan hingga saat ini.
Condong Campur
Condong Campur adalah salah satu keris pusaka milik Kerajaan Majapahit yang banyak disebut dalam legenda dan folklor. Keris ini dikenal dengan nama Kanjeng Kyai Condong Campur.
Konon keris pusaka ini dibuat beramai-ramai oleh seratus orang mpu. Bahan kerisnya diambil dari berbagai tempat. Dan akhirnya keris ini menjadi keris pusaka yang sangat ampuh tetapi memiliki watak yang jahat.
Keris Taming Sari
Di ceritakan pemilik asal keris ini adalah merupakan pendekar atau hulu balang kerajaan Majapahit yang bernama Taming Sari. Keris ini kemudian bertukar tangan kepada hulubalang Melaka yang telah berjaya membunuh Taming Sari bernama Hang Tuah.
Perpindahan kepemilikan ini terjadi dalam suatu duel keris yang sangat luar biasa antara Taming Sari dan Hang Tuah, yang akhirnya dimenangkan oleh Hang Tuah
(mdk/mtf)