Menelusuri Sejarah Santa Claus yang Identik dengan Hari Natal dan Membawa Hadiah untuk Anak Baik di Seluruh Dunia
Santa claus selalu jadi bagian dari Hari Natal. Tapi tahukah kamu asal usul Santa Claus dari mana? Simak selengkapnya di sini.
Santa Claus atau Sinterklas adalah sosok legendaris yang selalu identik dengan perayaan Natal. Dengan janggut putih lebat, perut buncit, dan pakaian merah cerah, ia digambarkan sebagai figur periang yang membawa hadiah untuk anak-anak baik di seluruh dunia. Namun, tahukah Anda bagaimana kisah asal-usul Sinterklas hingga menjadi simbol Natal yang dikenal saat ini? Artikel ini akan menelusuri perjalanan sejarah Santa Claus dari masa lalu hingga kini.
Kisah Santo Nicholas dalam Sejarah Dunia
Santa Claus awalnya terinspirasi dari Santo Nicholas, seorang uskup Yunani abad ke-4 dari Myra, wilayah yang kini dikenal sebagai Anatolia, Turki. Santo Nicholas dikenal karena kemurahan hatinya dan sering disebut ‘Saint Nick’ untuk menghormatinya.
- Alasan di Balik White Christmas dan Salju Jadi Ikon Natal, Ini Sejarah Panjangnya
- Cari Kado Natal untuk Anak? Temukan 10 Rekomendasi Hadiah yang Tak Terlupakan, Mengira Dikirim Santa Claus
- Gara-gara AI Tampilan Santa Claus Berubah Jadi Begini
- Apakah Sosok Sinterklaas Benar-benar Ada? Ternyata ini Kisah Sesungguhnya
Salah satu kisah populer tentang Santo Nicholas adalah aksinya menyelamatkan tiga gadis muda dari perbudakan dengan melemparkan tiga kantong emas ke dalam cerobong asap rumah mereka. Emas tersebut konon mendarat di stoking yang digantung hingga kering di dekat perapian, yang kemudian menjadi asal tradisi stoking Natal.
Kisah Santo Nicholas menyebar ke seluruh Eropa pada abad pertengahan. Setiap tanggal 6 Desember, yang merupakan hari raya Santo Nicholas, orang dewasa meninggalkan hadiah untuk anak-anak sebagai bentuk penghormatan. Tradisi ini kemudian bergeser ke tanggal 25 Desember untuk menghindari pengkultusan orang-orang kudus dan lebih terfokus pada perayaan Natal.
Sinterklaas di Belanda
Di Belanda, Santo Nicholas dikenal sebagai Sinterklaas, seorang sosok suci yang murah hati dan dipercaya mampu masuk rumah melalui cerobong asap. Pasar Natal di abad pertengahan Belanda menjadi pusat perayaan Sinterklaas, di mana ia muncul dalam jubah merah panjang untuk menghibur anak-anak dan masyarakat.
“Seiring berjalannya waktu, narasi Sinterklaas meluas,” tulis Rosie Lesso di laman The Collector. Karakter-karakter tambahan seperti Krampus, Pere Fouettard, dan Knecht Rupert diciptakan untuk menghukum anak-anak yang nakal, menambah dimensi baru pada legenda Sinterklaas.
Bapak Natal di Inggris
Di Inggris, konsep Bapak Natal telah ada sejak abad ke-15. Tokoh ini digambarkan sebagai lelaki tua berjanggut putih panjang yang membawa semangat perayaan musim dingin. Dalam A Christmas Carol karya Charles Dickens (1843), Bapak Natal digambarkan mengenakan pakaian hijau, merepresentasikan kemakmuran dan sukacita.
Namun, sosok Bapak Natal mulai menyatu dengan Sinterklaas setelah karakter Santa Claus diperkenalkan ke Inggris oleh masyarakat Victoria. Dengan perpaduan ini, tradisi seperti pohon Natal, kartu Natal, dan pemberian hadiah menjadi bagian penting dari perayaan Natal modern.
Kris Kringle di Jerman
Di Jerman, umat Protestan menggantikan Sinterklaas dengan Christkindl, sosok personifikasi Yesus sebagai pembawa hadiah. Nama ini kemudian berkembang menjadi Kris Kringle dalam bahasa Inggris. Tradisi ini berkontribusi pada transformasi Santa Claus menjadi simbol universal semangat Natal.
Santa Claus di Amerika
Tradisi Santa Claus dibawa ke Amerika oleh imigran Belanda yang menceritakan kisah tentang Sancte Claus. Pada tahun 1823, puisi A Visit from St. Nicholas karya Clement Clarke Moore mempopulerkan gambaran Santa Claus sebagai pria yang mengendarai kereta luncur yang ditarik oleh rusa kutub dan mengantarkan hadiah pada malam Natal.
Ilustrasi karya Thomas Nast di abad ke-19 juga memainkan peran penting dalam menciptakan citra modern Santa Claus dengan pakaian merah dan topi khasnya.
Rusa Kutub dan Dongeng Komersial
Dalam dunia populer, Santa Claus selalu membagikan hadiah dengan mengendarai kereta yang ditarik oleh rusa kutub. Legenda tentang rusa Santa Claus muncul dalam puisi Moore dan diperkuat melalui parade promosi Natal di Amerika. Parade ini menampilkan Santa bersama kereta luncur dan rusa kutub, menciptakan ikon Natal yang dikenang hingga kini.
Uniknya, Rudolph, rusa berhidung merah, baru diperkenalkan pada tahun 1939 oleh Montgomery Ward dalam buku mewarnai Natal. Hidung merah Rudolph bahkan dijelaskan secara ilmiah sebagai adaptasi alami rusa kutub untuk menghadapi suhu dingin ekstrem.
Tradisi yang Terus Hidup
Kini, Santa Claus menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Natal di seluruh dunia. Dari membagikan hadiah hingga menjadi simbol kehangatan keluarga, Santa Claus terus menginspirasi semangat memberi dan sukacita setiap Natal.
Santa Claus adalah representasi sejarah, budaya, dan imajinasi yang terus berkembang, menjadikannya sosok yang tidak hanya dikenal tetapi juga dicintai oleh semua kalangan.