Mengapa Banyak Budaya Menganggap Tabu untuk Membuka Payung di Dalam Ruangan?
Mengapa sejumlah budaya sama-sama mengganggap tabu untuk membuka payung di dalam ruangan? Ketahui penjelasannya mengapa hal ini terjadi.
Mengapa sejumlah budaya sama-sama mengganggap tabu untuk membuka payung di dalam ruangan? Ketahui penjelasannya mengapa hal ini terjadi.
-
Apa yang dimaksud dengan mitos? Mite atau mitos adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Yunani muthos yang secara harfiah bermakna sebagai cerita atau sesuatu yang dikatakan orang. Dalam arti yang lebih luas bisa bermakna sebagai suatu pernyataan, di samping itu mitos juga dipadankan dengan kata mythology dalam bahasa Inggis yang memiliki arti sebagai suatu studi atas mitos atau isi mitos.
-
Apa yang dipercaya sebagai tanda kematian dalam mitos kelelawar masuk rumah? Di banyak budaya, kelelawar sering kali dikaitkan dengan mitos dan takhayul, salah satunya adalah kepercayaan bahwa kelelawar masuk ke dalam rumah adalah pertanda kematian.
-
Apa itu mitos? Mitos adalah kepercayaan yang diceritakan secara turun temurun. Mitos, sebagai warisan kultural yang telah melintasi generasi dan peradaban, tetap menjadi elemen tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Fenomena ini telah menciptakan narasi-narasi yang kaya akan simbolisme, makna, dan pandangan dunia.
-
Apa yang ditemukan di dalam tempat tinggal ini? Diperkirakan berusia 16.800 tahun, tempat tinggal di gua La Garma di Cantabria tampak hampir tak berubah sejak penduduk kuno meninggalkan situs tersebut. Bahkan, perkakas dan artefak lainnya masih berserakan di lantai.
-
Apa arti dari mitos tusuk sate mengenai rumah? Rumah tusuk sate adalah rumah dengan ciri khas atap yang berbentuk seperti tusuk sate. Mitos seputar rumah ini menyebutkan bahwa rumah tusuk sate dianggap memberikan nasib buruk bagi penghuninya.
Mengapa Banyak Budaya Menganggap Tabu untuk Membuka Payung di Dalam Ruangan?
Praktik membuka payung di dalam ruangan telah lama dianggap sebagai tanda buruk dalam berbagai budaya. Meskipun tidak ada bukti pasti untuk mendukung takhayul ini, namun banyak teori telah diajukan untuk menjelaskan asal-usulnya.
Dilansir dari Mental Floss, salah satu teori mengemukakan bahwa kebiasaan ini dimulai pada sekitar tahun 1200 SM, ketika para imam dan anggota keluarga kerajaan Mesir kuno menggunakan payung terbuat dari bulu merak dan papirus untuk melindungi diri dari sinar matahari.
Dalam pandangan ini, membuka payung di dalam ruangan—jauh dari sinar matahari—dianggap dapat menyebabkan kemarahan dewa matahari, Ra, yang kemungkinan berdampak negatif bagi pembuka payung tersebut.
- Pawai Budaya Rangkaian Iraw Tengkayu Hadirkan Keberagaman
- Ketahuan Buang Sampah Sembarangan, Rumah Wanita ini Langsung Dibanjiri Sampah oleh Warga Biar Kapok
- Jatuh Bangun Sering Diremehkan, Pria Ini Kini Sukses Budidaya Belut dan Miliki 200 Kolam
- Mengenal Budaya Ketupat Lepas, Ketika Orang Betawi Ucap Nazar untuk Anaknya
Adanya mitos dan takhayul juga menjadi salah satu alasan utama mengapa membuka payung di dalam ruangan dianggap tabu dalam banyak budaya. Misalnya, di beberapa budaya Eropa, diyakini bahwa tindakan tersebut akan mengundang roh jahat. Sementara itu, di Tiongkok, membuka payung di dalam ruangan dianggap dapat menghalangi keberuntungan dan membawa kesialan.
Sementara itu, di Indonesia membuka payung di dalam ruangan dianggap bisa membawa nasib buruk dan bahkan juga kematian. Hal ini terjadi karena anggapan bahwa hanya orang meninggal saja yang dipayungi di dalam ruangan.
Selain itu, teori lain melibatkan dewi Mesir kuno, Nut, yang merupakan dewi langit. Dalam pandangan ini, payung diciptakan untuk mencerminkan cara Nut melindungi Bumi, sehingga membuka payung di dalam ruangan oleh orang biasa dianggap sebagai tindakan tidak pantas yang dapat menimbulkan nasib buruk.
Meskipun takhayul ini masih tersebar luas, alasan utama di balik larangan membuka payung di dalam ruangan mungkin lebih praktis daripada ilahi. Seiring dengan popularitas payung modern yang mulai berkembang selama era Victoria, mekanisme pegas yang digunakan dalam rangka Paragon berbahan baja oleh Samuel Fox menimbulkan risiko cedera jika payung dibuka secara tiba-tiba di dalam ruangan.
"Sebuah payung dengan rangka kaku, yang tiba-tiba terbuka di dalam ruangan kecil, bisa serius melukai orang dewasa atau anak-anak, atau menghancurkan objek yang rapuh," tulis Charles Panati dalam bukunya "Panati's Extraordinary Origins of Everyday Things." "Oleh karena itu, takhayul muncul sebagai pencegah untuk membuka payung di dalam ruangan."
Dengan demikian, meskipun membuka payung di dalam ruangan tidak selalu membawa nasib buruk, namun risiko cedera yang mungkin timbul dapat membuat tindakan tersebut dihindari demi keselamatan.