Penelitian: Cinta Itu Memang Buta
Menurut hasil penelitian, cinta itu memang benar-benar buta. Senyawa penghasil euforia yang muncul saat orang jatuh cinta telah mematikan saraf yang berkaitan dengan objektivitas.
Persoalan asmara memang membingungkan. Jatuh cinta membuat perasaan campur aduk. Pikiran pun ikut buntu. Pantas kalau banyak orang yang bilang cinta itu buta. Benarkah ungkapan ini?
Sebuah penelitian ilmiah mencoba menganalisis hal ini dan menemukan fakta mengejutkan. Ternyata cinta memang benar-benar buta.
-
Kapan sinetron Satu Cinta Dua Hati tayang perdana? Tayang perdana hari ini di SCTV pukul 16.45 WIB, sinetron Satu Cinta Dua Hati dibintangi artis-artis ternama.
-
Bagaimana cara menyatakan cinta sejati yang tulus? "Aku mencintaimu, bukan hanya karena siapa kamu. Tapi juga karena menjadi apa diriku saat bersamamu."
-
Apa yang terjadi saat seorang wanita jatuh cinta? Bagi wanita jatuh cinta itu membutakan. Wanita cenderung suka berada di dekat pria pujaannya.
-
Kapan kisah cinta mereka dimulai? Melansir dari laman WTOC The Southeast News Leader, kisah cinta keduanya dimulai dari tahun 1948.
-
Mengapa kisah cinta mereka menarik perhatian warganet? Kisahnya ini pun menjadi viral dan mencuri perhatian warganet.
-
Bagaimana cara wanita mengungkapkan perasaan cintanya? Wanita akan mengungkapkan cinta mereka secara verbal dengan mudah ke pasangannya.
Mematikan Saraf yang Berkaitan dengan Objektivitas
Penelitian yang dilakukan di University College London menemukan bukti bahwa rasa cinta bisa menumpulkan aktivitas saraf yang terkait dengan penilaian sosial kritis terhadap orang lain. Menurut hasil penelitian yang dipublikasikan di dalam NeuroImage itu cinta juga menghalangi munculnya emosi negatif, sehingga hanya rasa suka yang ada.
Akibat Senyawa Penghasil Euforia
Area hipotalamus otak menghasilkan senyawa euforia yang menurunkan penilaian negatif terhadap orang yang dicintai, sehingga objektivitas dalam melakukan penilaian pun menurun drastis. Bisa disimpulkan, cinta memang buta, karena mampu mengaburkan penilaian rasional dan objektif terhadap orang yang dicintai.
Sama Butanya dengan Cinta Seorang Ibu
Lebih jauh, penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa cinta romantis maupun cinta ibu menghasilkan efek yang sama terhadap otak.
Tim peneliti memindai memindai otak dua puluh ibu muda saat melihat foto-foto anak mereka, anak-anak yang mereka kenal, dan teman-teman dewasa. Hasilnya, pola aktivitas otak saat menatap foto anak sendiri sangat mirip dengan otak seseorang yang sedang mengalami cinta romantis.
Reporter: Febi Anindya Kirana
Sumber: Fimela.com