Saat remaja jual lukisan, kini karyanya dinikmati hingga Eropa
Hasil karyanya kini bertengger di Rumah Seni Ropih letaknya tak jauh dari perempatan Braga-Naripan.
Jalan Braga sejak dulu hingga kini menjadi salah satu kawasan elit di Bandung. Di jalan ini bangunan-bangunan tua bekas masa kolonial dimanfaatkan menjadi kafe, bar serta pertokoan.
Keberadaan seniman lukis di Jalan Braga yang memajang hasil karya di kiri dan kanan jalan menambah kesan berbeda di kawasan kota tua ini. Tak hanya lukisan yang di jual di emperan jalan sejumlah lukisan juga di jual di dalam studio.
Ropih Amantubillah, akrab disapa Abah Ropih adalah satu dari sekian pelukis yang memamerkan karyanya di Jalan Braga. Hasil karyanya kini bertengger di Rumah Seni Ropih letaknya tak jauh dari perempatan Braga-Naripan.
Rumah Seni Ropih memiliki studio lukis bawah tanah ini menjadi salah satu tujuan sentra lukisan turis lokal dan mancanegara. Lukisan hasil karyanya sudah terjual di berbagai tempat di Indonesia hingga ke luar negeri seperti Malaysia, Singapura hingga beberapa Negara Timur Tengah dan Eropa.
Namun, upaya Abah Ropih bisa membuka studio di kawasan elit Bandung tidaklah mudah. Pria 57 tahun yang dikaruniai delapan anak ini harus melewati proses panjang. Ia mengaku lahir dari orang tua biasa-biasa saja yang gemar melukis. Dari lingkungan keluarga inilah membuat ia bersentuhan dengan seni lukis sejak dini.
“Saya melukis dari budak (kecil), orang tua saya melukis. Saya gaul dengan para pelukis, jadi bagi saya lingkungan itu mewarnai dan membentuk saya,” kata Abah Ropih, saat berbincang dengan Merdeka Bandung.
Meski lahir dari keluarga sederhana, Ropih kecil mendapat polesan positif dari orang tua. Ia diajarkan hidup demokrasi, empatik pada sesama dan bekerja keras. Ia yakin, lingkungan, terutama orang tua, memberi warna pada karakter seseorang. Jika orang tuanya pemabuk, anaknya juga akan jadi tukang mabuk.
Ketika SMA, ia mulai menjadi penjual lukisan asongan di beberapa hotel di Bandung. “Jika ada tamu hotel yang turun dari bus, saya kejar nawarin lukisan,” kenangnya.
Ia juga pernah melukis dan memajang lukisannya di pinggir jalan seperti yang dilakukan seniman lukis pinggir Jalan Braga. Menjadi sukses sebagai pelukis tidaklah mudah. Namun ia ingin maju dan mandiri, tidak tergantung kepada orang lain.
Kerja kerasnya membuahkan hasil ketika ia kuliah di Universitas Pasundan. Waktu itu ia sudah menggunakan kendaraan pribadi di saat teman kuliahnya masih memakai angkutan kota. Hingga akhirnya di masa tuanya kini, ia bisa membuka studio lukis di Jalan Braga, memiliki 12 karyawan serta pelanggan lukisan hasil karyanya.
Dalam sebulan Rumah Seni Ropih kadang bisa menjual antara 60 sampai 100 lukisan dengan beragam gaya lukis, mulai realisme, naturalisme, ekspresionisme, abstrak dan kaligrafi. Harga lukisan di Rumah Seni Ropih antara Rp250 ribu - Rp50 juta.
Tetapi yang namanya karya seni, perhitungan kadang di luar angka-angka. Jumlah pembeli tidak bisa dipastikan. Pembeli barang seni tidak bisa diukur dengan musim, ekonomi atau situasi sosial lainnya, melainkan karena selera. Kadang ada pembeli yang memborong sampai 10 lukisan.
Meski sudah terbilang berhasil di usianya yang memasuki kepala lima, Abah Ropih tetap melukis. “Melukis mah masih, itu mah kebutuhan lahir dan batin,” ujarnya.
Dalam waktu dua hari ia bisa menyelesaikan satu lukisan, kadang seminggu satu lukisan, atau sebulan untuk satu lukisan. “Tapi ada satu lukisan yang tidak beres-beres meski sudah setahun. Karena melukis kan datang dari hati, bukan soal produksi,” tandasnya.
Lukisan-lukisan karya Ropih akhir-akhir ini cenderung bercorak ekspresionisme, namun tetap memiliki kekhasan dalam penggunaan garis warna emas. Menurutnya, warna emas adalah simbol dari potensi positif yang ada pada diri manusia. Potensi ini harus digali dengan kerja keras. “Setiap orang memiliki tambang emas yang harus digali,” katanya.
Baca juga:
Tahun depan seluruh kecamatan di Bandung punya greenhouse
Program Kampung Berkebun semakin berkembang di Bandung
Pemuda Bandung garap seni budaya yang hampir punah
Barstard, komunitas olahraga yang lagi hits di Bandung
Seniman kritik lingkungan lewat seni instalasi
Kolaborasi pizza asal Amerika dan Australia di Dash Cafe
2020 Bandung jadi kiblat fesyen muslim dunia
-
Kapan Indonesia merdeka? Hari ini, tepat 78 tahun yang lalu, Indonesia menyatakan diri sebagai sebuah negara merdeka.
-
Apa yang bisa dinikmati di Bandung? Bandung menawarkan banyak sekali pilihan untuk menjelajahi dan menikmati keajaiban alam bebas. Wisata Bandung ini bisa jadi destinasi liburan.
-
Kapan Singapura merdeka? Singapore Independence Day was on the 9th of August 1965.
-
Dimana Langgar Merdeka berada? Lokasinya terletak di Jln. Dr. Radjiman No. 565 Laweyan, Solo.
-
Kapan Malaysia merdeka? Negara monarki konstitusional ini baru memperoleh kemerdekaannya pada 31 Agustus 1957.
-
Apa saja yang bisa dinikmati di Bandung saat Lebaran? Selama liburan Lebaran, kamu tentu dapat menikmati suasana Kota Bandung yang ramai dengan beragam acara festival seni, pertunjukan musik, dan pameran seni. Jika sudah sampai di sini, jangan lupa juga untuk menjelajahi kuliner khas Bandung seperti makanan tradisional Sunda, kue basah, dan kopi lokal yang lezat.