Setelah China, startup Kanada jual udara dalam botol ke India
Vitality Air berencana menjual 8 botol liter udara dari kota Banff, Kanada ke India.
Vitality Air, sebuah startup yang berbasis di Kanada sempat menjadi pemberitaan internasional karena berani mengekspor udara segar dalam kemasan botol. Moses Lam dan Troy Paquette, dua pendirinya menyasar pasar China. Tak disangka produk mereka laris manis di pasaran. Sekarang, startup yang masih muda ini mulai melirik pasar India.
Dilansir Mashable (5/5), sebelumnya Vitality Air berhasil menjual ribuan botol udara segar dari Pegunungan Rocky, Kanada kepada warga China. Pasalnya China tengah menghadapi permasalahan kabut asap yang cukup mengkhawatirkan. Lam dan Paquette menggunakan vacuum raksasa untuk menangkap udara dari Rocky. Setelah itu udara segar dipindahkan ke dalam tangki raksasa dan dikemas menggunakan teknologi kompresi yang mampu mensterilkan kontaminan.
-
Apa saja ide bisnis startup yang ditawarkan peserta Jagoan Digital? Dalam presentasi (pitching) Jagoan Digital sejumlah ide bisnis start up diangkat oleh peserta. Seperti layanan jasa servis elektronik, jasa pendidikan, kesehatan hingga pariwisata. Juga ada marketplace untuk UMKM, fashion batik lokal, pertanian hingga produk digital. Selain itu ada juga ide pengembangan usaha dan investasi yang semuanya dikembangkan lewat platform teknologi digital.
-
Siapa yang mendorong literasi digital di Indonesia? Wakil Ketua Komisi I DPR-RI Teuku Riefky Harsya menekankan pentingnya literasi digital untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sehat dalam menggunakan internet.
-
Apa tujuan dari acara Indonesia Berdaulat Digital (IBD)? Acara Indonesia Berdaulat Digital (IBD) bertujuan untuk memajukan diskursus dan komitmen pemerintah, industri dan masyarakat Indonesia dalam memperkuat ekosistem internet Indonesia.
-
Siapa saja yang terlibat dalam pendanaan startup nasional ini? PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melalui entitas Corporate Venture Capital (CVC) MDI Ventures, dan juga Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), berpartisipasi dalam penandatanganan Perjanjian Partisipasi Merah Putih Fund di Jakarta, Senin (4/9).
-
Mengapa pelaku usaha di Indonesia menganggap transformasi digital penting? Para pelaku bisnis di Indonesia menyadari pentingnya melakukan transformasi digital. Demi memenuhi kebutuhan mereka sebagai pengusaha sekaligus menyajikan solusi bagi masyarakat, pengembangan teknologi dan pengembangan inovasi dinilai sebagai sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi.
-
Bagaimana cara Indonesia dan Singapura meningkatkan kerja sama ekonomi digital? Pada pertemuan bilateral tersebut, kedua Menteri membahas upaya peningkatan kerja sama ekonomi digital melalui ASEAN Digital Economy Framework Agreement dan Joint Initiative on e-Commerce di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Udara segar dalam botol Vitality Air © 2015 Vitality Air
Kini Vitality Air mengalihkan pangsa pasar mereka ke India. "Kami rasa hasil [penjualan] untuk India akan lebih besar lagi, karena pencemaran di India bahkan lebih parah daripada China," kata salah satu perwakilan perusahaan kepada Mashable.
Pada tahun 2015, India telah menyalip tingkat polusi udara di China untuk pertama kalinya. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 13 dari 20 kota paling tercemar di dunia berada di India.
Kabut asap di New Delhi, India © AFP/Prakash Singh
Vitality Air berencana menjual 8 botol liter udara dari kota Banff, Kanada melalui gerai-gerai di pusat perbelanjaan. Setiap botol dilengkapi dengan masker khusus yang memungkinkan konsumen menghirup udara langsung dari dalam botol. Perusahaan telah melakukan uji coba pasar dengan 200 botol. Mereka juga berencana melakukan penyesuaian harga untuk konsumen India. Apakah ekspansi yang Vitalitas Air bakal mengulang sukses seperti di China?
Baca juga:
KFC Hong Kong luncurkan kuteks rasa ayam! Bisa dimakan, lho
Pria ini sulap bangkai mobil jadi barang mewah senilai Rp 96,9 juta
Pisang bergambar, ide bisnis unik dengan omzet ratusan ribu dolar
Berkat olahan sampah, Herco Crafte sukses raup puluhan juta Rupiah
Di balik Dignitas, organisasi yang bantu 800 jiwa temui ajal