Benny Moerdani Tolak Dua Tawaran Bung Karno: Jadi Menantu dan Pengawal Presiden
Benny Moerdani menolak dua permintaan Bung Karno. Mulai dari tawaran menjadi pasukan pengaman Presiden sampai tawaran menjadi menantu Presiden.
Benny Moerdani menolak dua permintaan Bung Karno. Mulai dari tawaran menjadi pasukan pengaman Presiden sampai tawaran menjadi menantu Presiden.
Resimen Tjakrabirawa dibentuk langsung oleh Presiden Sukarno tepat dihari ulang tahunnyapada 6 Juni tahun 1962. Tjakrabirawa dibentuk atas dasar untuk mengamankan presiden revolusioner beserta keluarganya.
-
Siapa yang bersama Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia? Pada tanggal 17 Agustus 1945, Hatta bersama Soekarno resmi memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta.
-
Apa yang membuat Presiden Soeharto marah kepada Jenderal Benny Moerdani? Benny Mengaku Soeharto Sangat Marah Ketika Dia Berani Membahas Masalah Anak-Anaknya Menurut Laksamana Sudomo, hanya Benny pula yang berani menyarankan untuk mundur sebagai Presiden setelah 20 tahun menjabat.
-
Kapan Soekarno diasingkan di Bengkulu? Masa pengasingan Soekarno mulai tahun 1938 sampai 1942 ini telah muncul jalinan asmara dengan Fatmawati setelah sang presiden aktif dalam kegiatan kepemudaan Bengkulu.
-
Siapa saja yang dipenjara bersama Soekarno di Jalan Banceuy? Ia diculik pasukan kolonial dan dijebloskan ke sebuah penjara kuno di Jalan Banceuy, bersama tiga tokoh lain, yakni R. Gatot Mangkoepradja (Sekretaris II PNI), Maskoen Soemadiredja (Sekretaris II PNI Bandung), dan Soepriadinata (Anggota PNI Bandung).
-
Mengapa Presiden Soeharto mencopot Jenderal Benny Moerdani dari jabatan Panglima ABRI? Sikap Soeharto berubah dingin sejak itu. Peran Benny pun mulai dipinggirkan. Soeharto Marah Saat Main Biliar Keduanya saat itu sedang main di Jalan Cendana. Benny mengatakan untuk menjaga keamanan pribadi presiden cukup dengan satu batalyon Paspampres."Tetapi untuk pengamanan politik presiden, mutlak harus didukung oleh keterlibatan keluarga dan juga presidennya sendiri," kata Benny.Saat menyinggung soal anak-anaknya, Soeharto berhenti main dan meninggalkan Benny sendiri.
-
Siapa yang membawa Soekarno ke Mojokerto? Pada tahun 1907, Soekarno dan keluarganya pindah ke Kota Mojokerto. Sang ayah, Raden Soekemi mendapatkan tugas baru menjadi mantri guru (kepala sekolah) di Sekolah Ongko Loro.
Dibentuknya Resimen Tjakrabirawa dengan kemiripan warna baret dengan pasukan RPKAD (Resimen Para Komando Angkatan Darat), dalam perjalanannya sering menyulut perselisihan antara keduanya.
Perselisihan bukan hanya karena sekadar warna baret saja. Hal lain yang menjadi penyebab perselisihan lainnya adalah keangkuhan para anggota Tjakrabirawa yang merasa paling berjasa dalam jalannya revolusi.
"Pasukan Tjakrabirawa sebagai pengawal panglima tertinggi/presiden, selalu merasa paling berjasa dalam mengamankan jalannya revolusi, yang sudah dinyatakan berulang-ulang oleh Sukarno," tulis Julius Pour dalam bukunya Benny Moerdani Profil Prajurit Negarawan.
Menolak Tawaran Menjadi Tjakrabirawa
Perselisihan antara RPKAD dan juga Tjakrabirawa pernah pecah hingga beberapa anggota keduanya menjadi korban. Perselisihan itu terjadi pada tahun 1964.
Untungnya sebelum perselisihan itu semakin parah, Benny Moerdani selaku Komandan RPKAD datang untuk membubarkan keributan tersebut. Kabar perselisihan antara dua pasukan elite militer tersebut sampai ke telinga Presiden.
"Saya sudah bisa menduga, mereka pasti akan geger dan Bung Karno marah," tutur Dokter Ben Mboi ditulis Julius Pour.
Dokter Ben Mboi yang menyampaikan berita keributan tersebut hingga sampai ke Istana. Karena pada hari itu dokter yang berjaga di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat hanya sedikit untuk menangani banyak korban yang luka, akibat perselisihan tersebut. Dokter-dokter yang ada di Istana dalam rangka pertemuan, diminta untuk segera ke Rumah Sakit.
Setelah menghadiri kesepakatan damai di markas Garnizun, Benny Moerdani menerima panggilan untuk datang ke Istana. Sepanjang pertemuannya dengan Bung Karno, Benny lebih banyak diam dan mendengarkan sang Presiden berbicara.
Inti pembicaraan Bung Karno adalah tentang tugas pasukan elite yang bukan hanya harus melindungi negara dari ancaman musuh, melainkan harus juga bisa melindungi Kepala Negara.
Kepala Benny tersentak ketika secara tiba-tiba Bung Karno menawarkan suatu hal yang tidak pernah diduga Benny sebelumnya.
"Ben, saya menginginkan kamu menjadi anggota Tjakrabirawa," ucap Bung Karno.
Mendengar itu, Benny terdiam. Ia tidak tahu harus menjawab bagaimana. Sama sekali tidak pernah ada bayangan terlintas bahwa dia bakal menerima perintah semacam itu. Setelah beberapa saat membisu, ketika suasana menjadi agak tenang, Benny menjawab perintah Bung Karno.
"Bapak Presiden, saya pingin jadi tentara betulan," tutur Benny perlahan.
"Lho, apa kau pikir Tjakrabirawa bukan tentara," jawab Bung Karno teriak dengan nada tinggi.
Benny sebenarnya ingin menjelaskan, dalam pandangannya sebagai seorang militer, pasukan semacam Resimen Tjakrabirawa tidak ada nilainya. Sepanjang karier militernya, dia sudah dilatih untuk menjadi anggota pasukan komando. Bagaimana mungkin ini semua dialihkan untuk sebuah penugasan yang sama sekali berbeda sifatnya.
Dalam bayangan Benny, seorang pasukan Tjakrabirawa setiap harinya hanya bertugas berdiri siaga untuk menjaga keamanan pribadi seseorang. Meski yang mereka jaga adalah Kepala Negara dan Pemimpin Revolusi, tetapi untuk Benny, itu semua bukan tugas seorang anggota militer profesional.
Pandangan tersebut tidak mungkin dikatakan Benny secara langsung dihadapan Panglima Tertinggi ABRI.
"Tidak begitu Pak. Saya ingin menjadi komandan brigade lebih dulu…” jawab Benny hati- hati.
"Oh, kamu pahlawan ya, pemegang Bintang Sakti. Tapi komandan brigade," jawab Bung Karno.
Benny menyadari dengan mengemukakan alasan teknis seperti itu, Bung Karno pasti tidak akan bisa lagi menawar. Karena masih sangat panjang jarak yang harus ditempuh oleh Mayor untuk bisa memegang jabatan Komandan Brigade.
Menolak Jadi Menantu Presiden
Permintaan untuk menjadi seorang anggota Resimen Tjakrabirawa sudah tidak lagi muncul dalam pembicaraan. Bung Karno mengalihkan topik lain.
"Saya sebetulnya ingin anakku kawin dengan seorang pahlawan. Ya, seperti engkau ini," ujar Bung Karno bicara pelan nyaris berbisik.
Bung Karno kemudian mulai memakai kalimat-kalimat berbunga, melukiskan keinginan hatinya untuk bisa menjodohkan salah seorang putrinya dengan anggota militer.
Maksud Bung Karno menjadikan Benny seorang menantu Presiden mungkin dilandasi dengan tujuan baik. Tapi bagi Benny, tidak mungkin dipenuhinya. Karena sebagai pribadi, Benny memiliki pilihan sendiri. Benny memilih kata-kata penolakan yang tidak menyinggung perasaan Bung Karno.
Pada hari itu, Benny menolak dua tawaran besar dari Presiden. Dengan perasaan lega, Benny melangkahkan kaki keluar dari Istana Negara tanpa beban. Bisa diakui bahwa Benny memiliki keterampilan berdiplomasi yang sangat baik.
Reporter Magang: Ita Rosyanti