Jenderal S.Parman Berbisik pada Benny Moerdani: Kalau jadi ke China, Jangan Lajang
Untuk mewujudkan keinginannya, Benny mendaftar kursus calon atase militer. Orang yang mengujinya waktu itu adalah Jenderal S. Parman. Semangat Benny tak kendor meskipun beredar rumor Jenderal S. Parman galak dan tegas.
Pada akhir tahun 1964, Mayor Benny Moerdani berusia 31 tahun. Dia masih bertugas di RPKAD. Saat itu, di atas pangkat Mayor hanya ada dua orang letnan kolonel dan seorang kolonel. Menghadapi kenyataan tersebut, Benny menyadari sulitnya naik pangkat dalam kesatuannya.
Pernah suatu ketika Benny berkeinginan menjadi Komandan Kodim di Pontianak. Agar tour of duty-nya menjadi lengkap. Meski besar hasratnya menjadi Komandan Kodim, keinginan tersebut justru dibatalkan sendiri.
-
Apa yang membuat Presiden Soeharto marah kepada Jenderal Benny Moerdani? Benny Mengaku Soeharto Sangat Marah Ketika Dia Berani Membahas Masalah Anak-Anaknya Menurut Laksamana Sudomo, hanya Benny pula yang berani menyarankan untuk mundur sebagai Presiden setelah 20 tahun menjabat.
-
Bagaimana Jenderal Benny Moerdani menjalankan tugasnya sebagai Panglima ABRI? Selalu di belakang layar. Benny Moerdani Nyaris Tak Punya Pengalaman Bidang Teritorial Namun saat Orde Baru, memilih Panglima ABRI benar-benar menjadi hak prerogatif seorang Presiden Soeharto.Benny pun dilantik menjadi Panglima tahun 1983 menggantikan Jenderal M Jusuf.
-
Apa yang dilakukan Kapten Benny Moerdani selama Operasi Naga? Berkali-kali Benny dan Pasukan Naga terlibat baku tembak dengan Koninklijk Marine atau Marinir Belanda di belantara Papua.
-
Siapa yang menggantikan Jenderal Benny Moerdani sebagai Panglima ABRI? Benny Dicopot Seminggu Sebelum Sidang Umum MPR Tahun 1988 Dia digantikan Jenderal try Sutrisno.
-
Siapa yang meneliti sejarah Sidoarjo? Mengutip artikel berjudul Di Balik Nama Sidoarjo karya Nur Indah Safira (Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, 2000), Kabupaten Sidoarjo terkenal dengan sebutan Kota Delta yang merujuk pada sejarah daerah ini yang dulunya dikelilingi lautan.
-
Mengapa Presiden Soeharto mencopot Jenderal Benny Moerdani dari jabatan Panglima ABRI? Sikap Soeharto berubah dingin sejak itu. Peran Benny pun mulai dipinggirkan. Soeharto Marah Saat Main Biliar Keduanya saat itu sedang main di Jalan Cendana. Benny mengatakan untuk menjaga keamanan pribadi presiden cukup dengan satu batalyon Paspampres."Tetapi untuk pengamanan politik presiden, mutlak harus didukung oleh keterlibatan keluarga dan juga presidennya sendiri," kata Benny.Saat menyinggung soal anak-anaknya, Soeharto berhenti main dan meninggalkan Benny sendiri.
"Sebagai seorang anggota ABRI yang mau tidak mau sudah disebut pahlawan karena memiliki penghargaan Bintang Sakti, tentu akan menjadi banyak sekali pertanyaan kalau mendadak saya mengantarkan keinginan menjadi perwira teritorial," ucap Benny dalam buku Benny Moerdani Profil Prajurit Negarawan.
Tetapi Benny tidak menyerah begitu saja untuk meraih pangkat yang lebih tinggi. Berbagai macam pendidikan militer diikuti.
Dia juga telah mengikuti penugasan dalam pasukan tempur, menjadi pelatih dan guru dalam ilmu kemaritiman. Hanya tinggal satu bidang yang belum pernah dijalani Benny yaitu bidang teritorial yang dikenal dengan tour of duty.
Bertemu Jenderal Galak dan Tegas
Untuk mewujudkan keinginannya, Benny mendaftar kursus calon atase militer. Orang yang mengujinya waktu itu adalah Jenderal S. Parman. Semangat Benny tak kendor meskipun beredar rumor Jenderal S. Parman galak dan tegas.
Saat ujian, Benny merasa tenang. Berkas pendidikan militernya dibolak-balik Jenderal Parman. Dia tak khawatir lantaran nilainya memuaskan. Benny berusaha fokus menebak pertanyaan yang akan ditanyakan sang penguji.
"Kalau sudah jadi atase, akan pilih tugas di mana?" tanya Jenderal Parman
"Siap Pak, di China…" Jawab Benny cepat.
Jawaban Benny membuat Jenderal Parman kaget dan heran. Pasalnya, baru ada prajurit yang dengan lantangnya menjawab ingin tugas di China, biasanya prajurit ingin ditugaskan ke Jepang atau Inggris. Bukan China.
Benny punya alasan menjawab China. Ternyata karena Bahasa China merupakan bahasa resmi PBB. Jadi masyarakat yang berbahasa semacam itu tentu besar jumlahnya dan besar juga pengaruhnya.
Benny juga mengutip ucapan Napoleon Bonaparte. China ibarat rakyat raksasa tidur.
Tak Boleh Lajang
Lantaran jawabannya memuaskan dan meyakinkan, kurang dalam waktu tiga menit Benny dinyatakan lolos sebagai peserta kursus atase militer. Saat itu Benny satu angkatan dengan Letnan Kolonel Sugeng Djarot, Mayor Subyakto, Kolonel Alamsyah, dan Mayor Tjuk Setyohadi.
Sebelum meninggalkan ruangan ujian, Jenderal Parman membisikkan sebuah pesan kepada Benny. Isinya singkat.
"Rotasi penugasan di Peking China jauh lebih lama dibanding tempat lain. Di samping itu, gadis China terkenal cantik. Maka kalau nanti jadi dikirim ke sana, kau harus tak boleh bujangan lagi," bisik Jenderal Parman.
Reporter Magang: Ita Rosyanti