Kisah Unik Desa Majakerta di Indramayu, Pernah Berpengaruh di Asian Games Tahun 1962
Saat itu kehadiran Desa Majakerta di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat dianggap sangat penting, lantaran turut memperlancar momen pembukaan Asian Games tahun 1962 yang digelar di Jakarta tersebut.
Seperti diketahui, tahun 1962 merupakan salah satu momen bersejarah bagi Republik Indonesia lantaran terpilih sebagai negara tuan rumah dari pesta olahraga musim panas terbesar di Asia yakni Asian Games.
Saat itu, sebanyak 1.460 atlet dari 17 negara turut berpartisipasi untuk memperebutkan medali di 15 cabang olahraga yang dipertandingkan, termasuk bulu tangkis yang baru kali pertama dipertandingkan di ajang ini.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Bagaimana kabar terbaru dari seleb dadakan yang meredup? Meskipun popularitas mereka meredup, beberapa dari mereka tetap aktif di media sosial dan masih memiliki pengikut yang setia. Namun, sebagian lainnya * * * * * Kelima seleb dadakan ini viral karena keunikan mereka, baik dari gaya bicara, penampilan, atau konten yang mereka buat. Namun, popularitas mereka yang meredup bisa disebabkan karena kurangnya konten yang menarik, kejenuhan publik, atau munculnya tren baru.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
Namun ada hal menarik dalam pelaksanaan pesta olahraga yang digelar pada 24 Agustus 1962 sampai 4 September 1962 itu, yakni adanya keterlibatan sebuah desa kecil di pesisir Kabupaten Indramayu Jawa Barat, bernama Majakerta.
Saat itu kehadirannya dianggap sangat penting, lantaran turut memperlancar momen pembukaannya. Melansir dari berbagai sumber, berikut informasinya.
Menghasilkan Api Abadi untuk Pembukaan Asian Games 1962
©2021 Kanal Youtube Victorio Kaisar & jabarprov.go.id/editorial Merdeka.com
Sebagai salah satu ajang pesta olahraga terbesar di dunia, Asian Games turut memiliki tradisi sakral yang wajib dilaksanakan pada setiap pembukaannya yakni pawai obor. Tradisi tersebut merupakan proses penyulutan api di stadion utama, dari obor yang sebelumnya di arak oleh perwakilan atlet.
Menariknya, api dari pawai obor tersebut diambil langsung dari sumber api abadi yang berada di Desa Majakerta, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu.
Melansir laman Historia, api obor Asian Games di tahun 1962 sendiri pertama kali diarak usai disulut oleh pesepakbola asal Indonesia bernama Witarsa. Kemudian obor diserahkan kepada pelari pengganti setelah Witarsa membawa obor sejauh 500 meter dari Majakerta.
Diinisiasi oleh Kolonel Latip
Pengambilan api obor Asian Games sudah mulai berlangsung sejak siang hari pada 9 Agustus 1962. Saat itu wilayah Indramayu yang berdekatan dengan Desa Majakerta telah penuh sesak oleh sejumlah tokoh masyarakat, pejabat daerah, perwakilan Komando Gerakan Olahragan (Kogor), perwakilan OC panita, insan pers hingga masyarakat sekitar.
Disebutkan, api obor dari sumber gas di Desa Majakerta itu mulai diarak sekitar pukul 15.40 WIB untuk dibawa terlebih dahulu ke wilayah Jatibarang.
Sebelumnya diketahui, pemilihan api abadi dari gas alam di Desa Majakerta diinisiasi oleh perwakilan Organizing Commiitee, Kolonel Latip menjelang hari pelaksanaan.
Bermula dari Kawasan Hutan Belantara
©2021 jabarprov.go.id / Merdeka.com
Melansir laman indramayutradisi.com, Desa Majakerta sebelumnya merupakan sebuah wilayah belantara sebagai lokasi istirahat dari para nelayan pesisir Pantura Jawa Barat ketika melaut.
Saat itu, para nelayan berupaya mendirikan pemukiman baru dengan mendatangi dan membuka kawasan hutan itu beberapa saat kemudian dengan menamainya sebagai Kampung Sepat Jajar. Penamaannya sendiri konon berasal dari banyaknya pohon yang berdiri rapi berjajar.
Namun di tahun 1847, Bupati Indramayu saat itu R. Ranggakertanegara beserta rombongannya berkunjung ke sana. Kemudian Ranggakertanegara pun mengoreksi nama kampung dan mengubahnya menjadi Majakerta. Hal itu dikarenakan pohon besar yang ada di sana bukan pohon Sepat, melainkan pohon Maja.
Asal Usul Penemuan Api Abadi di Majakerta
Asal usul terkait api abadi di Majakerta sendiri sebenarnya bermula dari kesalahan teknis pengeboran oleh perusahaan minyak Belanda bernama Bataafsche Petroleum Maatschappiij tahun 1820.
Ketika itu perusahaan tambang tersebut tengah berupaya mencari sumber air untuk warga setempat, namun yang keluar justru semburan gas yang bercampur dengan api yang cukup besar. Hingga sekarang kawasan tersebut sudah dijadikan eksplorasi minyak oleh PT Pertamina Balongan sejak 1995.
Sayangnya banyak yang belum mengetahui kejadian monumental tersebut, bahkan hingga terlupakan di masa sekarang. Diketahui mayoritas masyarakat Majakerta merupakan para petani ikan di pantai Utara, Jawa Barat.
Obor Asian Games dari Majakerta Diarak Sejauh 400 Kilometer
Desa Majakerta Indramayu dan Asian Games 1962
©2021 Kanal Youtube Victorio Kaisar /editorial Merdeka.com
Obor Asian Games dari Desa Majakerta sendiri diketahui telah diarak sejauh 470 Km oleh para atlet dengan melewati rute Indramayu, Jatibarang, Bandung, Sukabumi, Bogor hingga Jakarta.
Disebutkan hal tersebut merupakan momen yang menyentuh semangat nasionalisme, di masa pasca kemerdekaan. Obor sendiri saat tiba di Jakarta turut disambut riuh masyarakat yang hadir dengan meneriakkan "Hidup Asian Games" secara berulang ulang.
Melansir laman jabarprov.go.id, kepopuleran Desa Majakerta setidaknya berlangsung hingga tahun 1977 di mana sumber apinya juga diambil untuk sumber obor PON IX di Jakarta.