Kolonel TNI Ajudan Presiden Tolak Dijadikan Jenderal, Ternyata ini Alasannya
Presiden sudah akan menaikkan pangkatnya bulan Agustus. Tapi dia menolak kesempatan langka menjadi jenderal.
Presiden bahkan sudah akan memberi kenaikan pangkat luar biasa. Tapi kenapa ditolak?
Kolonel TNI Ajudan Presiden Tolak Dijadikan Jenderal, Ternyata ini Alasannya
Menjadi seorang jenderal adalah impian setiap perwira TNI.
Tapi seorang kolonel senior, yang juga ajudan presiden RI pernah menolak saat akan dijadikan jenderal oleh presiden. Ini kisahnya.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Kapan TNI dibentuk secara resmi? Sehingga pada tanggal 3 Juni 1947 Presiden Soekarno mengesahkan secara resmi berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
-
Bagaimana anggota TNI itu ditemukan? Anggota TNI dari kesatuan POM AD III/Siliwangi itu pertama kali ditemukan tergeletak berlumuran darah oleh warga di halaman bengkel mobil, Jalan Pangkalan 5, Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jumat (29/3) sekira pukul 03.30 WIB.
-
Apa yang berhasil diamankan oleh prajurit TNI? Menariknya, penyusup yang diamankan ini bukanlah sosok manusia. Salah satu tugas prajurit TNI adalah menjaga segala macam bentuk ancaman demi kedaulatan dan keselamatan bangsa Indonesia.
-
Dimana anggota TNI itu ditemukan? Anggota TNI dari kesatuan POM AD III/Siliwangi itu pertama kali ditemukan tergeletak berlumuran darah oleh warga di halaman bengkel mobil, Jalan Pangkalan 5, Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jumat (29/3) sekira pukul 03.30 WIB.
Bambang Widjanarko adalah Seorang Perwira KKO, kini Marinir TNI AL
Dia menjadi ajudan presiden Sukarno tahun 1960-1967.
Suatu hari, dia mengajukan izin untuk mengikuti Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut.
Sekolah itu Merupakan Salah Satu Syarat bagi Perwira Menengah Untuk Melanjutkan Karir ke Jenjang Lebih Tinggi
Bambang mendaftar masuk Sesko tahun 1963. Dia sudah dinyatakan diterima.
Namun saat melapor untuk meninggalkan tugas sebagai ajudan, Presiden Sukarno ternyata menolaknya.
Bung Karno masih ingin Bambang menjadi ajudan.
Tak cuma itu, saat Presiden Sukarno bertemu Kepala Staf TNI AL, dia meminta agar pendaftaran Bambang ke Sesko dibatalkan.
Tentu saja Kasal menurut. Masa jabatan Bambang sebagai ajudan pun diperpanjang satu tahun.
Tahun Berikutnya Bambang Mencoba Lagi, Kembali Sukarno Menolaknya
Begitu juga dengan tahun 1965, kali ini Presiden Sukarno agak kesal.
Dia sampai memanggil Kasal Laksamana Martadinata dan Komandan KKO AL Mayjen Hartono ke Istana.
Pada mereka berdua, Presiden memerintahkan agar Bambang tetap sebagai ajudan dan jangan masuk Sesko.
Setelah keduanya pulang. Bung Karno bertanya pada Bambang, kenapa dia bersikeras ingin masuk Sesko?
Bambang menjawab dengan jujur dan sopan. Sebagai prajurit, dirinya memikirkan karirnya di masa depan. Dia ingin menjadi jenderal atau perwira tinggi.
- Jawaban Lucu Kapten TNI Saat Dimarahi Kolonel Karena Dikira Ketiduran
- Kejutan! Presiden Jokowi Turun Tangan Terlibat Tangani Ledakan Gudang Amunisi TNI
- Ada Jenderal Paling Senior & Dituakan di TNI Saksikan Peresmian Gedung Akmil, Sosoknya Bukan Orang Sembarangan
- 2 Jenderal TNI Tak Lagi Pegang Komando Kodam, 1 Eks Ajudan Jokowi Naik Bintang 3, 1 Lagi Urus Kampus
Aku Panglima Tertinggi. Nanti Bulan Agustus Aku Naikkan Pangkatmu Menjadi Brigjen! Kata Presiden.
Bambang terkejut mendengar ucapan Bung Karno.
Dia langsung berdiri dengan sikap sempurna. Meminta presiden membatalkan rencana pengangkatannya sebagai jenderal bintang satu.
"Pak, saya mohon dengan sangat. Sudilah Bapak membatalkan niat itu. Saya keberatan menjadi jenderal," kata Bambang.
Bung Karno terkejut "Kenapa kamu menolak jadi jenderal?"
Bambang menjelaskan dia ingin menjadi jenderal sesuai dengan prosedur yang berlaku Dimulai dengan menjalani pendidikan di Sesko, lalu diusulkan oleh atasannya di Angkatan Laut.
"Itu akan merusak l’esprit de corps. Saya tidak mau," tegas Bambang
Bambang menolak menerima begitu saja pangkat jenderal dari presiden, tanpa prosedur yang berlaku. Itu justru akan membuatnya dicemooh oleh sesama perwira dan merusak sistem yang berlaku.
Bung Karno luluh juga, Namun dia tetap meminta Bambang mendampinginya sebagai ajudan.
Bambang Meluluskan Permintaan Presiden
Dia mendampingi Sukarno di senjakala Orde Lama. Saat itulah tawaran masuk Sesko datang.
Kali ini Bambang yang menolaknya. Dia ingin mendampingi Sukarno di saat-saat terakhirnya.
Bambang tak menyesal karirnya tertinggal dan tak pernah menjadi seorang jenderal.