Kolonel TNI Nekat Terjun Dengan Kaki Retak, Begitu Mendarat Langsung Jadi Jenderal
Kolonel Kemal Idris mengikuti pendidikan Para atau terjun payung di Bandung. Walau kakinya cidera hingga retak, dia tetap nekat melanjutkan latihan sampai tamat.
Kolonel Kemal Idris mengikuti pendidikan Para atau terjun payung di Bandung. Walau kakinya cidera hingga retak, dia tetap nekat melanjutkan latihan sampai tamat.
Peristiwa ini terjadi tahun 1964, saat itu Kemal Idris diangkat sebagai Panglima Komando Tempur II Kostrad. Tugasnya mempersiapkan pasukan untuk menyerang Malaysia saat Dwikora.
-
Di mana sejarah terasi dapat ditelusuri? Sejarah terasi di kawasan Cirebon dapat ditelusuri hingga masa kekuasaan Pangeran Cakrabuana, yang memainkan peran penting dalam perkembangan kawasan tersebut.
-
Siapa yang meneliti sejarah Sidoarjo? Mengutip artikel berjudul Di Balik Nama Sidoarjo karya Nur Indah Safira (Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, 2000), Kabupaten Sidoarjo terkenal dengan sebutan Kota Delta yang merujuk pada sejarah daerah ini yang dulunya dikelilingi lautan.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Apa saja teknologi informasi yang paling berpengaruh pada sejarah Indonesia? Perkembangan teknologi sejarah di Indonesia dari masa ke masa ini menarik untuk disimak. Teknologi memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk dan meningkatkan kualitas kehidupan manusia di era modern. Dengan terus berkembangnya teknologi, berbagai aspek kehidupan, mulai dari komunikasi, pendidikan, hingga pekerjaan, mengalami transformasi yang signifikan.
-
Apa yang menjadi cikal bakal sejarah penerbangan sipil di Indonesia? Pesawat persembahan dari masyarakat Aceh ini menjadi langkah besar industri penerbangan sipil di Indonesia. Saat ini, orang-orang bisa menikmati penggunaan transportasi udara yang jauh lebih nyaman dan aman tentunya. Namun, tidak banyak yang tahu bagaimana sejarah awal mula penerbangan sipil di Indonesia. Adanya transportasi udara ini berkat tokoh dan masyarakat terdahulu yang ikut andil dalam menorehkan sejarah penerbangan sipil di Indonesia.
-
Apa yang berhasil diamankan oleh prajurit TNI? Menariknya, penyusup yang diamankan ini bukanlah sosok manusia. Salah satu tugas prajurit TNI adalah menjaga segala macam bentuk ancaman demi kedaulatan dan keselamatan bangsa Indonesia.
Dalam latihan pertama, Kemal melompat dari ketinggian tujuh meter. Dia sudah mendarat sesuai dengan instruksi pelatih, namun tumit kaki kirinya terasa sakit.
"Setelah saya perhatikan, ternyata saya mendarat di atas batu," katanya dalam biografi Kemal Idris, Bertarung Dalam Revolusi yang ditulis Rosihan Anwar Dkk.
Kemal mencoba mengobati kakinya dengan pergi ke tukang urut. Namun kakinya terasa sakit. Sementara itu pelatih terus menanyakan kapan dia bisa terjun.
Nekat Terjun
Kemal mencoba mengakali sakit di kakinya. Dia menyelipkan karet busa ke dalam sepatu sehingga terasa lebih empuk. Dicobanya melompat beberapa kali. Aman, sudah tidak terasa terlalu sakit.
Untuk naik truk dan menuju lokasi pesawat, Kemal harus dipapah. Tapi itu tidak membuatnya patah semangat.
Pesawat mengudara, dan di ketinggian 1.500 feet atau 500 meter semua penerjun melompat keluar dari pesawat. Dalam beberapa detik, payungnya mengembang sempurna. Kemal menikmati penerjunan ini sambil menikmati pemandangan di bawahnya.
Dia berpikir bagaimana caranya agar saat mendarat tidak sakit. Maka diarahkannya parasut ke arah kebun milik warga. Agak menyimpang dari titik penerjunan sebenarnya.
"Tentu tanahnya lebih empuk daripada kalau mendarat di lapangan," kata Kemal.
Dia melihat petugas medis dan ambulans di bawah mencoba mendekatinya ke tempat mendarat. Siap memberikan pertolongan. Namun Kemal mendarat dengan mulus.
"Tidak apa-apa," ujarnya pada petugas Medis yang menghampirinya.
Terjun Massal
Syarat lulus adalah harus menyelesaikan tujuh kali terjun. Lalu sebagai penutupan mereka mengikuti terjun massal sebanyak 500 orang untuk mendapatkan wing penerjun di Batujajar.
Dari Hercules, Kemal melompat lewat pintu belakang. Langit dipenuhi pasukan Para. Dia berkomunikasi untuk menjaga jarak antara satu penerjun dengan yang lain.
Kemal mendarat dengan selamat. Namun butuh perjuangan untuk menggulung dan membawa payung dan peralatan seberat 30 kg ke titik akhir yang berjarak 1 km. Para penerjun saling memberikan selamat sudah lolos dari maut. Terasa benar rasa solidaritas antar prajurit.
"Waktu itu tampak rasa kesetiakawanan, tiada beda antara kolonel dengan prajurit," kata dia.
Setelah sampai di titik akhir, seorang staf Kopur Letkol Suprapto sudah menunggu kedatangan Kemal. Dia langsung menyerahkan sepucuk surat.
"Isi surat itu memerintahkan saya kembali ke Jakarta untuk menerima kenaikan pangkat Brigjen penuh," kata Kemal senang.
Semua Kaget
Dia resmi naik pangkat dari kolonel menjadi jenderal bintang satu. Kemal menganggapnya ini sebagai hadiah atas keberhasilannya mengikuti latihan terjun.
"Rasa sakit dan capek hilang berubah jadi gembira ria. Kawan-kawan dan instruktur mengucapkan selamat atas kenaikan pangkat saya. Perlu ada pesta khusus," kisahnya.
Kemal segera kembali ke Jakarta. Saat upacara kenaikan pangkat, dia mengeluarkan keringat dingin. Begitu acara selesai, dia langsung terduduk. Orang-orang segera membawanya ke rumah sakit untuk dirontgen.
Hasilnya, ternyata kaki kiri Kemal retak. Kawan-kawannya heran, dengan kondisi seperti itu dia masih nekat terjun. Ada yang geleng-geleng kepala melihat aksi nekat tersebut. "Gila kamu,' kata mereka.
"Saya malu pulang kalau tidak membawa tanda lulus," balas Kemal.
Kaki Kemal akhirnya sembuh. Namun dokter melarangnya terjun lagi dalam waktu satu tahun. Lagi-lagi Kemal melanggar saran tersebut. Dia tetap nekat mencoba terjun.