Satuan Elite Hansip Bamunas, Dipersenjatai TNI untuk Membasmi PKI
Peristiwa G30/S PKI 1965 mengubah arah politik Indonesia. Kaum kiri dihabisi lawan-lawan politiknya. Hansip ikut dikerahkan jadi eksekutor.
Peristiwa G30/S PKI 1965 mengubah arah politik Indonesia. Kaum kiri dihabisi lawan-lawan politiknya. Hansip ikut dikerahkan jadi eksekutor.
Reporter Magang: Muhamad Fachri Rifki
-
Bagaimana Suparna Sastra Diredja tergabung dalam PKI? Pergerakannya yang masif bersama rakyat membuatnya banyak terlibat di Partai Komunis Indonesia terutama setelah pemilihan 1955. Di sana ia menjadi anggota dewan yang mengurusi konstitusi baru pengganti undang-undang dasar semetara.
-
Siapa yang menjadi tokoh penting dalam pergerakan nasional Indonesia, yang juga terlibat dalam berdirinya PKI? Alimin bin Prawirodirjo, Tokoh PKI yang Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional Indonesia Seorang tokoh pergerakan nasional asal Surakarta ini terlibat aktif dalam pergerakan nasional Indonesia, organisasi politik maupun ikut serta dalam berdirinya PKI. Namanya mungkin tidak begitu dikenal masyarakat Indonesia, bahkan jarang sekali muncul di buku-buku sejarah. Namun, peran selama hidupnya cukup memberikan pengaruh besar terhadap bangsa dan negara ini.
-
Mengapa G30S PKI menjadi salah satu peristiwa kelam dalam sejarah Indonesia? Bagaimana tidak, G30S PKI dikenal sebagai salah satu upaya penghianatan besar yang pernah terjadi di Indonesia.
-
Bagaimana KEK Singhasari memanfaatkan sejarah? Keunggulan lain dari KEK Singhasari yakni adanya sektor pariwisata dengan tema heritage and sejarah. Hal ini dilatarbelakangi nilai situs sejarah kerajaan Singhasari.
-
Bagaimana TNI AU mengebom Purwodadi yang dikuasai PKI? TNI AU Mengebom Purwodadi yang dikuasai PKI. Serangan udara itu berhasil membuat pasukan PKI kocar-kacir dan batal melakukan eksekusi pada sejumlah tawanan. Kadet Udara I Aryono menerbangkan pesawat, sementara Kapten Mardanus duduk di belakangnya menjadi observer udara. Mereka terbang rendah kemudian menjatuhkan bom di komplek kantor kabupaten. Misi itu sukses.
-
Apa bukti sejarah yang menunjukan kebesaran Purnawarman? “Inilah (tanda) sepasang telapak kaki yang seperti kaki Dewa Wisnu (pemelihara) ialah telapak yang mulia sang Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia”.
Setelah G30S, gerakan antikomunis muncul dengan masif. Mereka membumihanguskan segala hal yang berkaitan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Partai, ormas, dan kelompok-kelompok masyarakat di luar PKI bertemu pada satu kesamaan sikap, yaitu 'menghabisi' PKI.
Penangkapan, pengerusakan, dan propaganda antikomunis mewarnai gerakan pembasmian PKI. Hal ini hampir terjadi di seluruh wilayah Republik Indonesia, termasuk di Blora, Jawa Tengah.
Pembasmian PKI di Blora
Pada pertengahan Oktober 1965, situasi di wilayah Blora kian memanas sebagai dampak dari semangat pembasmian PKI. Penangkapan para tokoh dan simpatisan PKI semakin marak terjadi. Dilakukan oleh hampir semua elemen masyarakat.
"Pelaku pengejaran terhadap anggota dan simpatisan PKI berasal dari semua elemen masyarakat, baik warga NU, anggota PNI, ormas dan aparat keamanan (Kodim dan Polisi)."
"Anggota dan simpatisan PKI yang berhasil diciduk dan ditangkap diserahkan kepada aparat keamanan terutama Komando Distrik Militer (Kodim)," seperti ditulis Dalhar Muhammadun dalam buku Tanah Berdarah di Bumi Merdeka.
Pertahanan Sipil Badan Musyawarah Pengusaha Nasional Swasta (Hansip Bamunas) yang bertugas untuk membantu menjaga keamanan juga ikut dalam pembasmian PKI.
Bahkan, pada awal November 1965, Hansip Bamunas ditarik ke dalam Kodim 0721 Blora dan secara aktif dijadikan Badan Pembantu serta dilengkapi dengan senjata.
Hansip Jadi Eksekutor
Selain membantu aparat keamanan untuk mengejar para tokoh dan simpatisan PKI, Hansip Bamunas juga ditugaskan untuk menjadi eksekutor.
"Eksekusi atau pembunuhan hanya dilakukan oleh kesatuan Hansip Bamunas di bawah koordinasi aparat keamanan. Anggota Hansip Bamunas yang terlibat dalam eksekusi juga memberi kesaksian bahwa tidak ada eksekusi atau pembunuhan anggota dan simpatisan PKI yang dilakukan masyarakat sipil murni," lanjut Dalhar.
Keterlibatan Hansip Bamunas dalam menjadi eksekutor, mereka akui sebagai kelompok elite sipil dan mendapatkan kepercayaan dari aparat keamanan.
Akan tetapi, tidak semua anggota Hansip Bamunas mendapatkan tugas menjadi eksekutor. Sebagian dari mereka hanya menerima tugas penjagaan tahanan, sopir, pengawal tahanan sampai lokasi eksekusi, dan tugas yang tidak berkaitan langsung dengan eksekusi.
Hingga Maret 1967, Kompi Hansip Bamunas bersama Batalyon 410, Batalyon 408, Batalyon 409, dan BP RPKAD masih bertugas melakukan pembersihan sisa-sisa anggota PKI di Padepokan Suro Nginggil, Kradenan, Menden.