Berasal dari Satuan Elite Polri, ini Deretan Jenderal Brimob Sukses Menjadi Kapolri
Berikut deretan Jenderal Brimob yang sukses menjadi Kapolri.
Berikut deretan Jenderal Brimob yang sukses menjadi Kapolri.
Berasal dari Satuan Elite Polri, ini Deretan Jenderal Brimob Sukses Menjadi Kapolri
Setiap orang tentu memiliki jenjang karier yang berbeda-beda.
Perjuangan, kerja keras dan doa menjadi pengiring kesuksesan masing-masing orang. Seperti deretan Jenderal Brimob berikut ini.
Berasal dari satuan elite Polri, mereka berhasil membuktikan kesuksesannya. Deretan Jenderal Brimob ini tercatat pernah menduduki posisi tertinggi di Polri, yakni menjadi Kapolri.
Lantas siapa sajakah Jenderal Brimob tersebut?
Melansir dari berbagai sumber, Rabu (3/7), simak ulasan informasinya berikut ini.
Tidak heran apabila Brimob banyak berkontribusi kepada bangsa dan negara dalam menjaga keamanan dan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari berbagai ancaman dan gangguan Kamtibmas seperti gerakan radikal bersenjata, aksi terorisme dan pengamanan unjuk rasa yang anarkis.
Sebagai pilar utama Polri dalam menghadapi kejahatan berintensitas tinggi, Brimob pun dituntut harus selalu siap mengemban tugas dari ancaman dan gangguan keamanan yang saat ini masih terjadi.
Meski memiliki tugas yang berat, namun tidak sedikit dari anggotanya bisa naik menjadi Kapolri. Berikut di antaranya:
1. Soetjipto Danoekoesoemo
Jenderal Brimob yang memiliki karier moncer pertama adalah Jenderal Polisi (Purn) Soetjipto Danoekoesoemo. Soetjipto merupakan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) ke-3.
Ia dilantik menggantikan Jenderal Polisi (Purn) Raden Soekarno Djojonegoro. Soetjipto saat itu menjabat sejak 30 Desember 1963 hingga 8 Mei 1965. Soetjipto menjadi Kapolri di era Presiden Soekarno.
Karier moncer yang diduduki oleh Soetjipto ini tidak diperolehnya dengan mudah. Ia sebelumnya mengikuti pendidikan di Kotoka I (Sekolah Bagian Tinggi Kepolisian) Sukabumi pada tahun 1943.
Kemudian, Ia diangkat menjadi Komandan Batalyon Polisi Istimewa Surabaya pada tahun 1945. Ia rupanya kembali mengikuti pendidikan Hersholing Mobrig di Sukabumi pada tahun 1950. Setelahnya, karier Soetjipto pun perlahan mulai naik.
Berikut beberapa jejak karier Jenderal dari satuan elite Brigade Mobil ini:
- Wakil Koordinator dan Inspektur Mobile Brigade Polisi Jawa Timur (1951)
- Wakil Koordinator dan Inspektur Mobrig Polisi Jawa Tengah (1954)
- Ajun Komisaris Besar Polisi Kastaf pada Markas Pimpinan Komandan Mobrig Polisi Pusat (1960)
- Komandan Mobrig Polisi Pusat (1962)
- Kepala Kepolisian Negara (1964)
Selepas menjabat sebagai Kapolri, Soetjipto melebarkan sayapnya dalam berkarier.
- Duta Besar Rl untuk Bulgaria (1966-1969)
- Anggota DPRGR dan MPRS (1970)
- Anggota DPR-MPR RI (1971-1974).
Soetjipto meninggal dunia pada tanggal 12 Oktober 1998 di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Ia kemudian disemayamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
2. Anton Soedjarwo
Jenderal Brimob yang memiliki karier moncer kedua adalah Jenderal Polisi (Purn) Anton Soedjarwo. Anton sendiri merupakan Kapolri ke-9.
Ia dilantik menggantikan Jenderal Polisi (Purn) Awaloedin Djamin. Anton saat itu menjabat sejak 4 Desember 1982 hingga 6 Juni 1986. Anton Soedjarwo menjadi Kapolri di era Presiden Soeharto.
Serupa dengan Soetjipto, Anton juga berasal dari kesatuan elite Polri yakni Brigade Mobil (Brimob). Ia merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) di Sukabumi pada tahun 1954.
Adapun jejak karier Jenderal Polisi (Purn) Anton Soedjarwo di tubuh Polri, di antaranya:
- Komandan Pasukan di Brimob (1959–1961)
- Komandan Batalyon 1232/Pelopor di Brimob (1962–1964)
- Komandan Resimen Pelopor Brimob (1964–1972)
- Kepala Kepolisian wilayah Tanjung Priok dan Pasar Ikan (1969–1972)
- Komandan Kores 102, Kodak 10 di Malang (1972–1974)
- Komandan Komapta (1974)
- Komandan Komando Daerah Kepolisian (Kodak) 11 (Kalimantan Barat) (1974)
- Komandan Kodak 2 (Sumatera Utara) (1978)
- Kapolri (1982–1986)
Anton meninggal dunia pada tanggal 18 April 1988 dalam usia 57 tahun di Jakarta. Ia kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMPNU) Kalibata, Jakarta Selatan.
3. Banurusman Astrosemitro
Jenderal Brimob yang memiliki karier moncer ketiga adalah Jenderal Polisi (Purn) Banurusman Astrosemitro. Banurusman sendiri merupakan Kapolri ke-12.
Ia dilantik menggantikan Jenderal Polisi (Purn) Kunarto. Saat itu, Banurusman menjabat sebagai Kapolri sejak 6 April 1993 hingga 14 Maret 1996. Sama dengan Anton Soedjarwo, Banurusman menjadi Kapolri di era Presiden Soeharto.
Usai tamat SMA, Ia kemudian masuk dinas kepolisian. Ia pun berhasil merampungkan serangkaian pendidikan kepolisian pada Februari 1965 dengan pangkat Letnan Dua.
Berbagai posisi pun pernah diemban oleh Banurusman. Sebelum menjadi Kapolri, Ia sempat menjabat sebagai Kapolda Jawa Barat dan Kapolda Metro Jaya.
Banurusman meninggal dunia pada tanggal 6 November 2012 dalam usia 71 tahun di Jakarta. Ia kemudian dimakamkan di tempat Pemakaman Keluarga di Kampung Cibeuti, Kawalu, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
4. Dibyo Widodo
Jenderal Brimob yang memiliki karier moncer selanjutnya adalah Jenderal Polisi (Purn) Dibyo Widodo. Dibyo merupakan Kapolri ke-13.
Ia dilantik menggantikan Jenderal Polisi (Purn) Banurusman Astrosemitro. Saat itu, Dibyo menjabat sebagai Kapolri sejak 15 Maret 1996 hingga 28 Juni 1998. Menariknya, Dibyo menjadi Kapolri di era Presiden Soeharto dan Presiden B. J. Habibie.
Di masa kepemimpinannya, digelar pemilihan umum 1997 dan terjadi kerusuhan Mei 1998. Di mana hal itu berujung pada pengunduran diri Presiden Soeharto dan peralihan kekuasaan kepada wakilnya, B. J. Habibie.
Dibyo lulusan AKABRI Bagian Kepolisian pada tahun 1968. Ia mengawali kariernya dengan bertugas sebagai Perwira Operasi di Komres 1012 Surabaya pada tahun 1968.
Penyandang brevet Para Brimob Polri, Selam Polri, Selam Angkatan Laut dan Pandu Udara dari Kopassus Angkatan Darat ini, punya komitmen untuk meningkatkan operasional kepolisian dalam memberantas kejahatan.
Catatan prestasi operasionalnya pun cukup menonjol. Terutama ketika Dibyo bertugas di Operasi Seroja Timor Timur. Namun, lonjakan karie Dibyo sebenarnya tercatat usai menyelesaikan tugas sebagai Kapolres Deli Serdang tahun 1986.
Adapun beberapa rekam jejak karier Jenderal Polisi (Purn) Dibyo Widodo, di antaranya:
- ADC Presiden RI (1986)
- Irpolda Sumut
- Wakapolda Nusa Tenggara
- Wakapolda Metro Jaya
- Kapolda Metro Jaya
- Kapolri
Dibyo meninggal dunia akibat serangan jantung pada tanggal 15 Maret 2012 dalam usia 65 tahun di Rumah Sakit Gleneagles, Singapura. Ia kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMPNU) Kalibata, Jakarta Selatan.