Setelah Tak Jadi Presiden, Soeharto Menangis Lihat Rakyat Antre Beli Minyak
Menurut Probosutedjo, saat itu rona wajah mantan penguasa Orde Baru itu terlihat sedih. Tak lama terlihat air matanya menetes.
Ada kisah menarik setelah Presiden Soeharto lengser. Rupanya penguasa Orde Baru ini masih memperhatikan perkembangan sosial ekonomi di Indonesia setelah reformasi.
Peristiwa itu terjadi tahun 2004. Pengusaha sekaligus keluarga Soeharto, Probosutedjo tengah menemani kakaknya menonton TV.
-
Siapa yang berencana meracuni Soeharto? Rupanya tamu wanita yang tidak kami undang itu berencana meracuni kami sekaluarga," kata Soeharto.
-
Kapan Soeharto mendengar berita kemerdekaan Indonesia? Di Yogyakarta dia mulai mendengar secara samar-samar tentang berita kemerdekaan Indonesia.
-
Apa yang pernah dititipkan Soeharto kepada Sudjono Humardani? Ceritanya pada tahun 1967, Sudjono pernah diberi tugas oleh Soeharto untuk meminjam topeng Gadjah Mada yang disimpan di Pura Penopengan Belah Batu Bali.
-
Bagaimana Soeharto menghadapi serangan hoaks? Soeharto menganggap, pemberitaan hoaks yang menyerang dirinya dan keluarganya sebagai ujian. "Tapi tidak apa-apa, ini saya gunakan sebagai suatu ujian sampai di mana menghadapi semua isu-isu yang negatif tersebut. Sampai suatu isu tersebut sebetulnya sudah merupakan penfitnahan," ungkap Soeharto. Meski sering diserang hoaks, Presiden Soeharto memilih berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ditambah dengan senyum dan canda tawa.
-
Siapa yang mengenalkan Soeharto kepada Siti Hartinah? Rupanya mereka sudah punya calon. Wanita itu adalah Siti Hartinah. Teman sekelas adik Soeharto, saat sekolah di Wonogiri.
-
Bagaimana Soeharto memperoleh informasi lengkap tentang proklamasi kemerdekaan RI? Dari Koran Matahari yang Terbit di Yogyakarta 19 Agustus 1945, Soeharto Memperoleh Informasi Lengkap Soal Kemerdekaan RI.
Saat itu terlihat rakyat berbaris panjang. Antre untuk beli minyak tanah.
"Pak Harto terus menyimak berita itu, kemudian berkata pelan. Kasihan rakyat kecil," kata Probosutedjo menirukan Soeharto.
Menurutnya, saat itu rona wajah mantan Pangkostrad itu terlihat sedih. Tak lama terlihat air matanya menetes.
Prihatin Lihat Rakyat
"Pak Harto menangis melihat penderitaan rakyat," kenang Probosutedjo dalam buku Pak Harto The Untold Stories.
Soeharto sempat bercakap-cakap soal keprihatinannya melihat rakyat yang untuk memasak saja kesulitan mendapatkan minyak.
"Kalau begini terus nanti akibatnya pohon-pohon akan ditebangi untuk memasak,' keluh Pak Harto.
Walau merasa prihatin terhadap kondisi masyarakat, rupanya Soeharto tidak pernah mengkritik presiden-presiden lainnya secara terbuka.
Letjen (Purn) Ary Mardjono, mantan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN di Era Orde Baru menilai hal itu bukan sikap Soeharto.
"Pak Harto tidak pernah mengkritik atau mengomentari kinerja para presiden, baik yang sebelumnya maupun sesudah masa kepemimpinannya. Beliau konsisten berpegang pada falsafah Jawa: Mikul dhuwur mendhem jero," tulis Ary dalam buku yang sama.