32 Tahun Mengabdi Jadi Marbot, Ini Kisah Inspiratif Muksin Rawat Masjid Kalipasir
Diceritakan Muksin, keputusan untuk menjadi penjaga di masjid tersebut sudah ia teguhkan sejak lulus dari pondok pesantren tahun 1991. Saat itu dirinya mengaku terpanggil untuk memakmurkannya.
Muksin Halimi jadi satu sosok yang melekat di Masjid Kalipasir, Kota Tangerang, Banten. Pria bersahaja ini sehari-harinya mengabdi sebagai marbotmasjid. Selama 32 tahun bekerja, ia kerap dijadikan tauladan bagi para jemaah.
Diceritakan Muksin, keputusan untuk menjadi penjaga di masjid tersebut sudah ia teguhkan sejak lulus dari pondok pesantren tahun 1991. Saat itu dirinya mengaku terpanggil untuk memakmurkan rumah ibadah tertua itu.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
“Saya ingin mengabdi karena untuk mengabdi kepada agama saya dan kecintaan saya terhadap masjid ini. Untuk menjaga juga kebersihan masjid ini dan bagaimana masjid ini agar tetap terurus. Saya mulai di sini, sejak saya lulus dari pesantren” kata Muksin, dikutip dari laman Pemkot Tangerang.
Didukung Orang Tua
Kisah Inspiratif Muksin Rawat Masjid Kalipasir ©2023 Laman Pemkot Tangerang/ Merdeka.com
Muksin menceritakan selama puluhan tahun menjadi garda depan di masjid bersejarah itu ia banyak mendapat dukungan dari kedua orang tuanya. Bahkan, ia juga didoakan agar betah bekerja di Masjid Jami Kalipasir.
Sehari-harinya, ia bekerja dengan penuh semangat termasuk membantu para jemaah yang membutuhkannya saat beribadah di masjid. Pekerjaan seperti menjaga kebersihan masjid, membantu optimalisasi sarana dan prasarana selalu ia kerjakan dengan maksimal.
Menurutnya, Masjid Jami Kalipasir cukup meninggalkan kesan yang dalam karena sejak kecil ia sudah akrab dengan bangunan tua itu. Kini ketika dewasa, dirinya bisa menuntaskan cita-citanya yang ia inginkan untuk tetap berada di masjid.
Bekerja Ikhlas
Kisah Inspiratif Muksin Rawat Masjid Kalipasir ©2023 Laman Pemkot Tangerang/ Merdeka.com
Kendati banyak melakukan pekerjaan kasar di masjid tersebut, Muksin mengaku ikhlas, karena tujuannya memang bukan mencari kekayaan melainkan agar kondisi masjid tetap terjaga.
“Ini saya lakukan bukan untuk mencari kekayaan atau harta. Semata-mata untuk pengabdian dan kecintaan pada agama dan masjid ini, “ katanya
Tanpa ada Muksin, Masjid Jami Kalipasir mungkin tidak sebersih sekarang. Muksin juga mengaku senang bisa bekerja selama puluhan tahun di masjid yang sudah menemani masa kecilnya.
Lipatan demi lipatan alat salat seperti sarung, mukena sampai karpet selalu ia jaga agar tetap bersih. Tak lupa, ia menggunakan alat hisap debu agar karpet tetap steril dan membuat nyaman para jemaah.
Mengabdi Penuh untuk Masjid
Selama ini dirinya mengaku pernah dicemburui oleh istri dan anak-anaknya karena waktu sehari-hari lebih banyak di masjid. Walau demikian, lama kelamaan keluarganya ikut mendukung selama pekerjaannya halal.
“Suka duka pasti ada. Namanya sudah berkeluarga, memang ada tuntutan ekonomi dan juga kecemburuan dari istri dan anak, kenapa waktu saya lebih banyak di masjid. Tapi, alhamdulillah mereka mendukung akhirnya sampai sekarang” terangnya
Dirinya mengaku bahagia bisa terus menjaga kondisi masjid sampai sekarang. Ia memiliki harapan agar tubuhnya bisa terus diberi kesehatan dan kekuatan agar pengabdiannya bisa tetap berjalan.
“Saya harap, saya bisa mendapat umur panjang mengabdi di sini, diberikan kesehatan, rezeki yang halal, dan barokah. Mudah-mudahan juga, apa yang saya lakukan sejak awal di masjid ini, menjadi berkah,” katanya