Berkah Mengabdi kepada Tamu Allah, Marbot di Semarang Ini Bisa Keliling Dunia
Dirinya menjadi marbot yang mendapat keberlimpahan rezeki karena mengabdi kepada jemaah yang datang dan beribadah di masjid yang ia rawat.
Dirinya menjadi marbot yang mendapat keberlimpahan rezeki karena mengabdi kepada jemaah yang datang dan beribadah di masjid yang ia rawat.
Berkah Mengabdi kepada Tamu Allah, Marbot di Semarang Ini Bisa Keliling Dunia
Selama ini marbot dikenal sebagai sosok yang mengabdi secara penuh di masjid.
Biasanya para petugas ini hanya mendapat penghasilan seadanya dari hasil infak maupun sumbangan para jemaah.
Namun siapa sangka jika pekerjaan ini sebenarnya bisa membawa keberkahan yang luar biasa.
Hal itu yang kemudian dirasakan oleh seorang pengurus masjid di Semarang, Jawa Tengah, bernama KH Busro.
-
Apa ucapan sambut umroh mabrur? Ucapan selamat datang umroh mabrur ini menjadi ekspresi kegembiraan dan doa yang tulus untuk keluarga, sahabat, atau siapa pun yang telah menjalani perjalanan spiritual ini.
-
Apa ciri orang umroh mabrur? Orang yang melaksanakan ibadah umroh dan mendapatkan predikat mabrur, bisa dilihat dari beberapa ciri berikut: 1. Lebih Khusyuk Dalam Beribadah:Ciri pertama dari orang yang umrohnya mabrur adalah mereka menjadi lebih khusyuk dalam beribadah.
-
Siapa Mbah Marsiah? Mbah Marsiah merupakan seorang lansia yang hidup sebatang kara. Usianya sudah 75 tahun. Kini ia tinggal di sebuah kampung terpencil di Dusun Kebo Kuning, Desa Karanganyar, Kecamatan Purwonegoro, Banjarnegara.
-
Bagaimana cara mencapai umroh mabrur? Dalam kitab 'Nayl Al-Awtar' karya Al-Qasthalani, disebutkan bahwa haji mabrur adalah haji yang dilakukan dengan sempurna sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW dan dilakukan dengan niat yang tulus hanya untuk mencari keridhaan Allah SWT.
-
Gimana cara sambut umroh mabrur? Menyambut jamaah umroh yang pulang adalah cara untuk mempererat hubungan sosial dan silaturahmi antar sesama muslim. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama manusia.
Ia menjadi seorang marbot yang mendapat keberlimpahan rezeki karena mengabdi kepada jemaah yang datang dan beribadah di masjid yang ia rawat.
Bahkan dari sana, dirinya mampu merintis usaha hingga bisa terbang ke beberapa negara di dunia.
Kisah ini menjadi salah satu motivasi yang menarik dan tentunya inspirasi bagi marbot serta masyarakat secara luas bahwa karunia Allah luar biasa.
Berikut informasinya.
Menikmati Peran Menjadi Marbot
Kisah ini diawali saat KH Busro memilih menjadi seorang marbot setelah lulus dari pondok beberapa tahun silam.
Ketika itu dirinya diamanahi oleh sang ayah untuk mengurus musala di pondok dan kemudian berhijrah di Kota Semarang, Jawa Tengah.
Di sana, dirinya kembali menjadi seorang marbot di Masjid Baitul Atiq selama beberapa tahun.
“Jadi menjadi marbot itu merupakan profesi yang terikat, dan saya menikmatinya. Jadi marbot itu harus serba siap dan ini bisa jadi suatu keberkahan,” terangnya, mengutip Youtube TVRI Jawa Tengah, Jumat (12/7).
Melayani Tamu Allah dengan Sebaik Mungkin
Saat menjadi marbot dirinya sadar harus memperbaiki nasib, namun dirinya masih memutuskan untuk menjadi marbot di sebuah masjid. Lebih dari 9 tahun lalu, ia juga menjadi seorang perajin kayu ukir khas Jepara tempat kelahirannya.
Lalu, kondisi menarik juga pernah dialami saat Ia menjadi petugas kebersihan, muazin, sampai imam dikarenakan imam utama tengah sakit. Di sanalah, hati Busro mantap untuk tetap menjadi seorang marbot.
“Jadi saya pernah bersih-bersih, lalu azan sendiri, iqomah sendiri sampai jadi imam, karena imamnya tidak datang karena sakit. Setelahnya saya dipanggil dan diminta mengabdi. Karena saya yakin ada keberkahan di masjid dan saya juga melayani tamu Allah yang ingin beribadah,” katanya
Mendapat Link Pekerjaan
Selama menjadi pengurus masjid, Busro banyak mendapat keberkahan.
Pertama saat dirinya mendapat pekerjaan di Jakarta, lalu kembali ke Semarang. Kemudian ia juga menjadi penjual produk kesehatan hingga rezeki mendatanginya.
Menurutnya, masjid merupakan tempat yang berkah dan penuh kebaikan karena berbagai latar belakang orang datang untuk beribadah dan berserah diri kepada Allah.
“Akhirnya saya nikmati, saya jalani hingga dapat kenalan karena jemaahnya ada pegawai, pengusaha, pedagang, tukang ojek, kita ngobrol, silaturahmi akhirnya terjadi, ada tawaran pekerjaan gitu kan,” katanya
Sedekah saat Berjualan Jadi Kunci
Setelah tawaran itu hadir, muncul kesempatan-kesempatan lainnya yakni berjualan produk kesehatan. Di sanalah dirinya mulai fokus untuk berjualan, termasuk menyempatkan untuk bersedekah.
Saat itu, produk yang dijual adalah air minum kesehatan termasuk produk MLM.
Namun di awal tidak langsung sukses, ada jatuh bangunnya seperti saat tidak memiliki uang.
Di saat itulah dirinya berbagi dengan produk yang ia jual kepada pengajar di guru madrasah, sehingga para guru itu terbantu termasuk saat ada yang sembuh dari penyakit setelah meminum produk yang dijual Busro.
Keliling Dunia dari Usaha Berjualan Produk Kesehatan
Setelah menyebar tentang produk tersebut, perlahan penjualannya kian meningkat.
Busro menyebut jika pola berjualannya mirip salat berjemaah, yakni bersama-sama kepada seluruh umat.
Akhirnya, terjadi turning point hingga jaringan konsumennya ada di beberapa negara Asia sampai Eropa. Tak sekadar berjualan, KH Busro pun berkesempatan berkeliling ke negara-negara dari konsumennya itu dari kegiatan usaha yang dijalani.
“Dari yang awalnya satu, dua, tiga orang, kini sudah ratusan ribu orang reseller saya di seluruh Indonesia. Bahkan saya sudah punya reseller, di Belanda ya ada, di Yunani juga ada. Saya juga sudah keliling ke sana, Eropa, Asia, Jepang juga sudah saya keliling,” terangnya
Bersyukur dan Bersilaturahmi Jadi Kunci
Ditambahkan Busro, kunci utama turning point kehidupannya sebagai marbot terjadi berkat silaturahmi dan konsisten menjadi menjaga rumah Allah.
Di saat penghasilannya sudah lebih dari jutaan rupiah, dirinya juga masih menjadi marbot.
Selain itu, silaturahmi dengan jemaah juga membuka jalan kesuksesannya. Kejujuran dan kebersyukuran ini sudah diajari sang ayah dan kiainya saat dirinya hendak merantau ke Semarang.
“Saya memiliki keyakinan, jika kita melayani tamunya Allah maka Allah akan memberikan the miracle of marbot. Dan bagi siapa saja yang masih jadi marbot di luaran sana bersyukurlah, karena dari sana aka nada jalan kemakmuran,” tambahnya