Kisah Nur Kholis Tukang Besi Di Arab Saudi, Pulang Kampung jadi Tukang Cukur Beromset Rp30 Juta
Modal dua tahun bekerja di Arab Saudi sebagai tukang besi, Nur Kholis membuka barbershop di kampung halamannya.
Modal dua tahun bekerja di Arab Saudi sebagai tukang besi, Nur Kholis membuka barbershop di kampung halamannya.
Kisah Nur Kholis Tukang Besi Di Arab Saudi, Pulang Kampung jadi Tukang Cukur Beromset Rp30 Juta
Nur Kholis jadi Tukang Cukur Beromset Rp30 Juta per Bulan
Hidup di lingkar kemiskinan, membuat Nur Kholis nekat menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Arab Saudi. Modal dua tahun bekerja di Arab Saudi sebagai tukang besi, Nur Kholis membuka barbershop di kampung halamannya.
Dalam wawancara yang diunggah akun YouTube Pecah Telur, Nur Kholis menceritakan, orangtuanya bekerja sebagai buruh serabutan dan tak sanggup menyekolahkan anaknya hingga jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA).
Di usia Nur Kholis yang baru menginjak 15 tahun, dia bersama sang kakak harus berjibaku menjadi kuli panggul tebu di sebuah pabrik. Berat rerata satu ikat tebu mencapai 15-30 kg.
Nur Kholis kemudian mengikuti beberapa kursus keterampilan yang tersedia di sebuah pondok.
Dari beberapa keterampilan yang tersedia, Nur Kholis merasa memiliki bakat memotong rambut.
Berangkat dari keinginan itulah, dia nekat ke Arab Saudi sebagai tukang besi, TKI, demi mengumpulkan modal.
Perjalanan Nur Kholis tidaklah mudah. Satu waktu, dia tidak dipekerjakan karena perusahaan tempatnya bekerja sedang mengalami masalah.
Kejadian itu bertepatan dengan insiden crane roboh di Masjidil Haram pada September 2015.
Sayangnya berdiam diri membuatnya merasa bosan. Dia pun memutuskan mengambil kerja sambilan membantu para jamaah umroh.
Nur Kholis pun memutuskan pulang usai kontrak kerjanya di Arab Saudi telah habis.
Gaji dari bekerja di negara King Salman itu kemudian dijadikan modal untuk membangun barbershop.
Pada tahun 2017, barbershop Nur Kholis yang diberi nama Mbah Man Barbershop, resmi beroperasi.
"Saya pulang bawa Rp40 juta, rencana saya kalau mau buka usaha itu tidak tanggung-tanggung memang saya buka menengah tidak dari kecil. Saya habis Rp35 juta untuk sewa tempat, renovasi," cerita Nur Kholis.
Dua bulan awal, antusias masyarakat cukup tinggi terhadap hasil potongan rambut Nur Kholis.
Tingginya animo masyarakat membuatnya tidak sanggup menangani sendiri. Akhirnya, dia merekrut karyawan. Dari satu karyawan kemudian berkembang menjadi 3 hingga 4 karyawan.
Nur Kholis kembali melebarkan bisnis barbershopnya. Dia membuka cabang kedua di Kepatihan, Jawa Tengah. Sama dengan barbershop pertama di Tulungagung, cabang kedua yang dikembangkan Nur Kholis ramai pengunjung.
Bahkan dalam sehari, omset dari 1 outlet barbershop tembus Rp1 juta per hari. Artinya dalam sebulan dia bisa mengumpulkan pendapatan Rp 30 juta per bulan dari 1 outlet.
"Kita target Rp1 juta per hari," pungkasnya.