5 Jenis Bacaan Gharib dalam Al-Qur'an, Jangan Sampai Salah
Mungkin sebagian orang belum pernah mendengar kata gharib. Gharib artinya tersembunyi atau samar. Karena bacaan Gharib tidak biasa, penting bagi kita untuk mengetahui dan mempelajari tata cara bacaannya.
Dalam Al-Qur’an, terdapat ayat yang cara membacanya tidak biasa. Bacaan ini disebut dengan bacaan gharib. Mungkin sebagian orang belum pernah mendengar kata gharib. Gharib artinya tersembunyi atau samar. Menurut istilah ulama qurra’, gharib memiliki arti sesuatu yang perlu penjelasan khusus karena pembahasannya yang samar.
Bacaan-bacaan di dalam Al-Qur’an yang dianggap gharib dalam qira’ah Imam Ashim riwayat Hafs, antara lain adalah Imalah, Isymam, Saktah, Tashil, dan Naql.
-
Apa yang dimaksud dengan 'khatam Al-Qur'an'? Khatam Al-Qur'an adalah istilah dalam Islam yang merujuk pada kegiatan membaca seluruh ayat Al-Qur'an dari awal hingga akhir. Proses khatam Al-Qur'an biasanya melibatkan membaca ayat-ayat Al-Qur'an secara bertahap, dengan tujuan menyelesaikan keseluruhan Al-Qur'an dalam jangka waktu tertentu.
-
Apa yang dimaksud dengan Daarul Quran? Tulisan ini buah pemikiran KH Ahmad Kosasih M Ag, Pimpinan Dewan Syariah Daarul Qur’an
-
Apa saja jenis bacaan Ghorib yang ada di Al-Quran? Bacaan-bacaan di dalam Al-Qur’an yang dianggap gharib dalam qira’ah Imam Ashim riwayat Hafs, antara lain adalah Imalah, Isymam, Saktah, Tashil, dan Naql.
-
Apa yang dimaksud dengan beriman kepada kitab-kitab Allah? Iman kepada kitab Allah SWT merupakan keyakinan dan kepercayaan yang ditanamkan dalam diri seseorang terhadap kebenaran dan ajaran yang terkandung dalam kitab-kitab yang diwahyukan oleh Allah SWT.
-
Bagaimana cara para qori membaca Alquran raksasa di Masjid Agung Baiturrahman? Setiap pembacaan Alquran raksasa ini dibutuhkan paling tidak tiga qori. Dimana 1 qori bertugas untuk melantunkan ayat-ayat suci, sementara 2 qori lainnya bertugas untuk membuka setiap lembar halaman Alquran.
-
Kapan doa khatam Quran dibaca? Setelah mengkhatamkan Al-Qur'an, doa menjadi mustajab karena Allah meningkatkan derajat hamba-Nya yang mengamalkan ayat-ayat-Nya.
Karena bacaan-bacaan ini tidak biasa, penting bagi kita untuk mengetahui dan mempelajari tata cara bacaannya. Karena dikhawatirkan akan terjadi kesalahan dalam membaca ayat Al-Qur’an.
Dilansir dari beberapa sumber, berikut ini lima jenis bacaan Gharib dalam Al-Qur’an yang perlu kita ketahui.
Imalah
©2015 merdeka.com/muhammad luthfi rahman
Jenis bacaan gharib yang pertama adalah Imalah. Imalah artinya memiringkan atau condong. Sedangkan menurut istilah, Imalah artinya memiringkan bacaan fathah ke arah bacaan kasrah atau memiringkan bacaan alif ke arah ya.
Bacaan Imalah ini hanya ada satu dalam Al-Qur’an, yaitu pada surat Hud ayat 41. Pada pertengahan ayat tersebut, terdapat lafadz “majroha” yang dibaca menjadi “majreha”.
Isymam
Jenis bacaan gharib yang kedua adalah Isymam. Cara membaca bacaan Isymam adalah dengan cara mencampurkan bacaan dammah dengan bacaan sukun disertai dengan gerakan mulut yang dimajukan seperti saat mengucapkan huruf “U”.
Bacaan Isymam ini ada satu dalam Al-Qur’an, yaitu pada surat Yusuf ayat 11.
قَالُوْا يٰٓاَبَانَا مَالَكَ لَا تَأْمَنَّ۫ا عَلٰى يُوْسُفَ وَاِنَّا لَهٗ لَنَاصِحُوْنَ .
Di dalamnya terdapat lafadz “laa ta’manna”, namun karena lafadz aslinya adalah “laa ta’manuna” maka lafadz ‘nu’ tidak perlu dibaca tapi diisyaratkan dengan memajukan mulut.
Saktah
Jenis bacaan gharib yang ketiga adalah Saktah. Saktah artinya diam atau tidak bergerak. Sedangkan menurut isltilah Saktah adalah berhenti sejenak sebelum membaca bacaan berikutnya. Namun, ketika berhenti tidak boleh mengambil napas selama 2 sampai 4 harakat.
Terdapat 4 lafadz Saktah yang ada di dalam Al-Qur’an, yaitu dalam surat Al-Kahfi di akhir ayat 1, surat Yasin ayat 52, surat Al-Qiyamah ayat 27, dan surat Al-Muthaffifin ayat 14.
Surat Al Kahfi ayat 1
Pada surat Al-Kahfi, di akhir ayat 1 terdapat lafadz “’i wajaa” yang kemudian di sambung oleh ayat berikutnya.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ عَلٰى عَبْدِهِ الْكِتٰبَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَّهٗ عِوَجًا ۜ 1
Setelah membaca bacaan di akhir ayat 1 pada surat Al-Kahfi, kita perlu berhenti sejenak tanpa mengambil napas dan langsung melanjutkan ke ayat kedua.
Surat Yasin ayat 52
Pada surat Yasin ayat 52, di pertengahan ayat terdapat lafadz “qodi naa haadzaa”.
قَالُوْا يٰوَيْلَنَا مَنْۢ بَعَثَنَا مِنْ مَّرْقَدِنَا ۜهٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُوْنَ .
Di antara lafadz “qodi naa” dan “haadzaa”, kita perlu berhenti sejenak tanpa mengambil napas, kemudian melanjutkan bacaannya.
Tata cara membaca ini berlaku juga untuk dua ayat lainnya yang terdapat bacaan Saktah di dalamnya.
Tahsil
Jenis bacaan gharib yang keempat adalah Tahsil. Tahsil artinya kemudahan atau keringanan.
Bacaan Tahsil ini bisa dilihat pada surat Fusshilat ayat 44.
وَلَوْ جَعَلْنٰهُ قُرْاٰنًا اَعْجَمِيًّا لَّقَالُوْا لَوْلَا فُصِّلَتْ اٰيٰتُهٗ ۗ
Pada pertengahan ayat terdapat lafadz “a a’ jamiyyun” (bisa dilihat dalam Al-Qur’an). Karena adanya dua hamzah qatha’ yang berurutan dalam satu bacaan, maka hal itu menyulitkan orang Arab dalam membacanya.
Maka dari itu, bacaan tersebut ditahsilkan dengan menyambungkan dua hamzah qatha’ sehingga bacaannya menjadi “aa’jamiyyun”.
Naql
Jenis bacaan gharib yang kelima adalah Naql. Naql artinya memindah. Sedangkan menurut istilah Naql artinya memindahkan harakat ke huruf sebelumnya.
Dalam Al-Qur’an hanya ada satu bacaan Naql, yaitu pada surat Al-Hujurat ayat 11. Pada pertengahan ayat, terdapat dua hamzah yang tidak dibaca (washal), yaitu hamzah al-ta’rif dan hamzah ismu yang mengapit lam.
Kedua hamzah washal tersebut tidak dibaca ketika disambungkan dengan lafadz sebelumnya. Sehingga bacaannya bukan “bi’sal ismu” tetapi menjadi “bi’salismu”.
Fungsi Hukum Tajwid dalam Al Quran
Setelah memahami bacaan gharib, terakhir akan dijelaskan fungsi hukum tajwid dalam Al Quran. Bacaan tajwid dalam Al-Qur'an merujuk kepada aturan dan teknik pembacaan yang benar dan indah sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan dalam ilmu tajwid.
Tujuan utama dari mempelajari tajwid adalah agar pembacaan Al-Qur'an sesuai dengan cara yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, menjaga keaslian, keindahan, dan makna dari setiap ayat. Berikut adalah beberapa fungsi utama tajwid dalam bacaan Al-Qur'an:
1. Memelihara Keaslian Bacaan:
Tajwid membantu menjaga keaslian dan kemurnian bacaan Al-Qur'an dari perubahan dan kesalahan. Dengan mengikuti aturan tajwid, pembaca dapat memastikan bahwa mereka melafalkan setiap huruf dan kata sesuai dengan yang diajarkan Nabi Muhammad SAW.
2. Meningkatkan Kefasihan dan Keindahan Bacaan:
Dengan mengikuti aturan tajwid, bacaan Al-Qur'an menjadi lebih fasih dan indah. Tajwid memberikan panduan tentang bagaimana mengalirkan bacaan dengan baik, termasuk panjang pendek bacaan, penekanan (ghunnah), dan pemisahan (ikhfa).
3. Menjaga Makna Ayat:
Kesalahan dalam pelafalan huruf atau kata dapat mengubah makna ayat. Tajwid memastikan bahwa setiap huruf diucapkan dengan tepat, sehingga makna yang dimaksudkan tetap terjaga dan tidak berubah.
4. Membantu dalam Penghafalan (Hafalan):
Menggunakan tajwid dalam menghafal Al-Qur'an membantu memperkuat ingatan karena bacaan yang dihafal sesuai dengan aturan yang benar, membuatnya lebih mudah diingat dan diulang.
5. Meningkatkan Konsentrasi dan Kekhusyukan:
Membaca Al-Qur'an dengan tajwid membantu meningkatkan konsentrasi dan kekhusyukan dalam ibadah, karena memerlukan perhatian yang mendalam terhadap setiap huruf dan aturan bacaan.