6 Penyakit Berbahaya yang Disebabkan oleh Tikus, Jangan Anggap Sepele
Keberadaan tikus di lingkungan tempat tinggal tentu sangat mengganggu kenyamanan. Banyak orang dibuat geram dengan hadirnya hewan pengerat ini.
Keberadaan tikus di lingkungan tempat tinggal tentu sangat mengganggu kenyamanan. Banyak orang dibuat geram dengan hadirnya hewan pengerat ini.
Hewan bertubuh kecil ini memang dibenci banyak orang karena hidup di daerah yang kotor seperti got, loteng, karung, basement, hingga gudang. Apalagi tikus kerap kali merusak barang-barang di rumah. Hewan ini juga dikenal sebagai hewan pembawa beberapa penyakit seperti salmonellosis dan leptospirosis.
-
Apa itu penyakit langka? Penyakit langka adalah penyakit yang jumlah penderitanya sangat sedikit, yaitu kurang dari lima orang dari 100.000 orang penduduk. Ada banyak jenis penyakit langka yang telah diidentifikasi, yang sebagian besar bersifat genetik, kronis, dan mengancam jiwa.
-
Di bagian mana penyakit rebah kecambah menyerang tanaman? Pembusukan pada leher akar tanaman yang baru tumbuh (sedang berkecambah), disebabkan oleh serangan jamur Phytium sp. dan Rhizoctonia solani. Akibatnya leher akar mengecil sehingga tak mampu lagi menopang batang tanaman. Batang menjadi busuk dan kering sehingga keadaan tanaman akan rebah.
-
Kapan penyakit tipes biasanya terjadi? Beberapa ciri tipes ringan pada orang dewasa berlangsung selama tiga hingga empat minggu, atau lebih. Intensitas gejala tipes ringan juga sangat bervariasi, seperti demam dan tubuh terasa lemas.
-
Apa masalah yang sering dialami rambut berminyak? Masalah rambut berminyak sering kali membuat tampilan rambut tampak lepek dan tidak segar.
-
Kapan wabah penyakit pernapasan ini terjadi? Dalam beberapa hari terakhir, China dihantui lonjakan penyakit pernapasan misterius di kalangan anak-anak di sepanjang wilayah utara, menciptakan kekhawatiran di kalangan masyarakat.
-
Apa itu penyakit lambung? Penyakit lambung merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi di masyarakat, memengaruhi kualitas hidup dan kesejahteraan banyak individu.
Namun masih banyak orang yang menganggap sepele bahaya dari hewan pengerat ini. Kebanyakan orang membenci tikus karena kebiasaan mereka merusak barang-barang di rumah.
Padahal kekhawatiran lebih besar seharusnya ada pada bakteri yang dibawa tikus yang dapat menyebabkan beberapa penyakit serius. Bakteri dapat muncul dari penumpukan feses dari tikus yang dapat memicu reaksi alergi pada manusia.
Kotoran tikus yang mengering juga dapat berbahaya bagi siapa pun yang menghirupnya. Selain itu, kotoran tikus juga dapat menyebarkan penyakit dan virus yang membahayakan.
Berikut informasi mengenai 6 penyakit berbahaya yang disebabkan oleh tikus yang telah dirangkum merdeka.com melalui liputan6.com dan pestworld.org.
1. Penyakit Pes
Penyakit berbahaya yang disebabkan oleh tikus yang pertama adalah penyakit pes. Penyakit ini berasal dari bakteri Yersina pestisia yang ditularkan oleh tikus dan hewan pengerat lainnya. Bakteri penyebab penyakit pes ini dibawa oleh kutu yang tertular dari hewan pengerat, sehingga kutu kemudian akan menyebarkan bakteri tersebut saat menggigit tubuh manusia.
Gejala penyakit pes yang paling sering terjadi yakni dengan munculnya pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan, ketiak, atau leher. Dalam beberapa kasus, penyakit pes bisa sampai menyerang paru-paru. Kondisi ini tentu sangat membahayakan. Komplikasi penyakit dari tikus ini bahkan bisa berujung pada meningitis hingga kematian.
Perlu diketahui, penyakit ini tak hanya disebarkan lewat hewan pengerat. Hewan seperti kelinci, anjing, kucing yang kutunya sudah terinfeksi pes bisa menjadi sumber penularan penyakit.
Penularan terjadi jika kamu berkontak langsung atau tergigit oleh hewan tersebut. Penyakit ini biasanya tersebar di daerah yang lingkungan padat penduduk dengan sanitasi yang buruk.
2. Hemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS)
©digitaljournal.com
Penyakit berbahaya yang disebabkan oleh tikus berikutnya adalah hemorrhagic fever with renal syndrome atau HFRS. Penyakit ini ditandai dengan demam yang muncul bersama perdarahan (hemoragik) dan disertai sindrom ginjal (HFRS). HFRS termasuk penyakit seperti demam berdarah, demam berdarah epidemik, dan epidemi nephropathia. Sementara penyebarannya serupa dengan penyakit virus hanta.
Penyakit ini biasanya berkembang di dalam tubuh mulai dari 2 sampai 8 minggu setelah virus masuk ke tubuh. Gejala awal bisa ditandai dengan sakit kepala yang cukup sering, nyeri punggung dan perut, demam, menggigil, mual, dan penglihatan kabur.
Terkadang, penyakit ini juga bisa ditandai dengan wajah, mata, dan kulit yang berwarna agak kemerahan. Gejala parah juga bisa muncul ketika seseorang mengalami penyakit ini, yaitu tekanan darah rendah, syok akut, sampai gagal ginjal akut.
3. Leptospirosis
Leptospirosis merupakan infeksi bakteri yang ditularkan oleh tikus ketika seseorang memiliki luka terbuka. Kemungkinan, infeksi terjadi saat luka terbuka yang belum sembuh tersebut bersentuhan atau terkena langsung dengan perantara, misalnya air atau tanah, yang sudah tercemar oleh urine tikus.
Meski menular dari tikus ke manusia, tapi bakteri penyebab leptospirosis tidak akan berpindah antar manusia. Sebenarnya penyakit ini tidak selalu disebabkan karena luka yang terbuka.
Seseorang yang tanpa sengaja menyentuh perantara yang telah terkontaminasi oleh urine hewan pengerat ini juga berpeluang menularkan bakteri leptospirosis. Penyakit ini dapat berkembang lebih parah menjadi meningitis (radang selaput otak), kerusakan ginjal, gangguan pernapasan, hingga kematian bila tidak segera ditangani.
4. Virus Hanta
©2015 Merdeka.com/shutterstock/Gallinago_media
Penyakit berbahaya yang disebabkan oleh tikus selanjutnya adalah virus hanta. Virus Hanta atau Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS) disebarkan oleh jenis tikus rusa, tikus berkaki putih, tikus padi, dan tikus kapas.
Kamu bisa terinfeksi virus hanta ini saat menghirup partikel dari urine, kotoran, atau air liur tikus yang ada di udara. Selain itu, kamu juga bisa terinfeksi jika menyentuh atau memakan sesuatu yang bersentuhan dengan sesuatu yang pernah terkena tikus. Bila kamu digigit tikus, itu juga bisa menjadi salah satu cara penularan virusnya, meskipun kasus digigit tikus jarang terjadi.
Gejala awal HPS sangat mirip dengan gejala flu, seperti demam, sakit kepala, muntah, diare atau sakit perut. Sekitar 4 hingga 10 hari kemudian, orang yang terkena mungkin juga mengalami batuk, sesak napas, dan penumpukan cairan di paru-paru.
5. Rat Bite Fever (RBF)
Sesuai namanya, Rat Bite Fever (RBF) dapat menyebabkan demam yang berasal dari gigitan tikus. Ketika tikus menggigit seseorang, goresan dan kontak antara tikus dan manusia menyebabkan tersebarnya infeksi pada tubuh manusia.
Gigitan tikus sendiri terbagi menjadi dua yaitu streptobacillary dan spirillary. Gejala infeksi streptobacillary meliputi muntah, nyeri sendi dan otot, ruam, muntah, dan demam. Sementara infeksi spirillary dapat menyebabkan demam berulang, pembengkakan kelenjar getah bening, dan ruam.
6. Lymphocytic chorio-meningitis (LCM)
Penyakit berbahaya yang disebabkan tikus berikutnya adalah penyakit LCM. LCM atau Lymphocytic chorio-meningitis adalah penyakit dari tikus yang disebabkan oleh virus choriomeningitis limfositik (LCMV), turunan virus Arenaviridae.
Virus ini juga bisa disebarkan oleh hewan pengerat peliharaan seperti hamster. Jika kamu tergigit atau terkena air liur dan air kencing hewan tersebut, maka kamu berisiko tinggi mengalami penyakit infeksi ini.
Pada mulanya penyakit ini tidak akan menimbulkan gejala tertentu. Gejala baru timbul 8-13 hari setelah terserang virus. Kamu akan merasakan gejala seperti demam, kurang nafsu makan, nyeri otot, sakit kepala, mual, dan muntah.
Gejala lain yang muncul bisa termasuk sakit tenggorokan, batuk, nyeri sendi, nyeri dada, nyeri testis, dan nyeri parotid (kelenjar ludah). Dalam kasus yang jarang terjadi, penyakit LCM bisa berkembang lebih jauh hingga menimbulkan peradangan pada sumsum tulang belakang.
Seorang wanita hamil yang mengalami penyakit LCM berisiko menularkan virus tersebut kepada janin di dalam kandungannya. Bila infeksi terjadi selama trimester pertama kehamilan, berisiko mengancam nyawa janin. Sementara bila terjadi pada trimester kedua dan ketiga, berisiko menyebabkan cacat lahir pada bayi.