Awalnya Tak Sengaja, Warga Tangerang Raup Cuan dari Kaus yang Dilukis Cairan Pemutih
Kreativitas bisa lahir dari mana saja, termasuk kesalahan saat mencuci pakaian. Inilah pengalaman unik yang dimiliki seorang warga Kota Tangerang bernama Dedi Jauhari. Ia kini mengembangkan bisnis kaus lukis hingga menghasilkan cuan.
Kreativitas bisa lahir dari mana saja, termasuk kesalahan saat mencuci pakaian. Inilah pengalaman unik yang dimiliki seorang warga Kota Tangerang bernama Dedi Jauhari. Ia kini mengembangkan bisnis kaus lukis hingga menghasilkan cuan.
Diungkapkan pria 45 tahun itu, mulanya ia salah memasukkan deterjen dan malah menuangkan cairan pemutih hingga membuat kaus hitamnya luntur. Namun dari kesalahannya itu kausnya justru menjadi lebih unik dan menarik karena memiliki motif luntur yang berpadu dengan warna hitam.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
Dari kesalahannya itu, kaus kreasinya disukai oleh banyak orang karena bernilai seni tinggi.
"Di situ saya langsung berpikir bahwa kaus hitam dengan pemutih ini bisa menjadi media lukis baru, saya dan media bisnis baru saya. Akhirnya, di saat pandemi itulah bisnis lukis saya bergeser ke lukis kaus dengan pemutih pakaian ini," kata Dedi beberapa waktu lalu, dikutip dari laman Pemkot Tangerang, Jumat (26/5).
Hasilkan gambar estetik
©2023 Laman Pemkot Tangerang/ Merdeka.com
Ada banyak gambar yang bisa Dedi buat dengan cairan pemutih ini. Mulai dari lukisan tokoh, pemandangan, hambar hewan, dan karya lainnya. Gambar tersebut bisa dipesan sesuai keinginan.
Lebih rinci, dirinya menyebut jika pewarnaannya sendiri dilakukan dengan cara membuat motif. Kemudian bagian tersebut diberi cairan pemutih pakaian. Jika ingin warnanya semakin memutih atau krem, pemberiannya cairan pemutih itu bisa diperbanyak.
“Sejauh menekuni teknik lukis dengan cairan pemutih ini, saya tidak mengalami kesulitan. Hanya saja, butuh ketelatenan dan kepekaan terhadap gelap terangnya gambar," Kata Dedi, di workshop miliknya, Jalan Gang Keramat, nomor 28, RT 03, RW 02, Kelurahan Nerogtok, Kecamatan Pinang.
Dimulai Sejak 2016
©2023 Laman Pemkot Tangerang/ Merdeka.com
Sebelumnya Dedi sudah memulai bisnis ini sejak 2016 lalu dengan mengukuhkan branding “Scutterist”. Mulanya ia belum merambah ke dunia lukis kaus dan hanya di papercart, digital vector, sketsa pensir dan siluet dari media kayu.
Namun berkat inovasi yang bermula dari kesalahannya itu, bisnis lukis kausnya semakin dikenal banyak orang. Produknya pun sudah melanglangbuana mulai dari Jabodetabek, Jawa Barat, sampai ke Bali.
"Selain dipesan untuk keperluan pribadi maupun kado, produk Scutterist juga sering saya ikutsertakan berbagai pameran. Jadi, ya lebih memperkenalkan jika cairan pemutih pakaian juga bisa dijadikan sebuah media lukis dengan karya yang bernilai seni tinggi," katanya.
Untuk pembuatannya, Dedi hanya membutuhkan waktu selama dua jam. Saat ini kaus dengan lukisan cairan pemutih sedang banyak dipesan terutama bergambar wajah.
"Paling banyak diorder adalah gambar wajah pemesan. Namun, paling sulit saat menerima orderan gambar batik, karena cukup banyak detail yang perlu diperhatikan," ungkap Dedi.
Dedi diketahui menjual kausnya Rp150 ribu hingga Rp300 ribuan per biji. Ia juga menjual berbagai jenis, mulai dari kaus lengan panjang dan lengan pendek.
"Pesan sesuai keinginan aja, ada kaus lengan pendek dan juga panjang" tegas Dedi.