Balok dan Ranting Pohon Jadi Penyebab Banjir Bandang di Puncak, Ini Kata Wabup Bogor
Tingginya curah hujan akhir-akhir ini menyebabkan banyak wilayah di Indonesia dilanda bencana banjir. Bencana serupa juga terjadi di Kampung Rawa Dulang RT 02/03, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Selasa (19/1) pagi kemarin.
Tingginya curah hujan akhir-akhir ini menyebabkan banyak wilayah di Indonesia dilanda bencana banjir. Bencana serupa juga terjadi di Kampung Rawa Dulang RT 02/03, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Selasa (19/1) pagi kemarin.
Bencana banjir tersebut semakin meninggi pada pukul 09:40 WIB karena adanya limpahan air bah bercampur lumpur serta ranting pohon dari kawasan dataran tinggi di Kompleks Agro Wisata Gunung Mas, Cisarua.
-
Apa yang terjadi pada sapi Presiden Jokowi di Blora? Tampak sapi tersebut mengamuk saat akan disembelih Dalam video yang diunggah akun YouTube Liputan6, tampak saat akan disembelih, muka sapi itu ditutup dengan sebuah kain. Diketahui, sapi tersebut mengamuk saat warga berupaya menjatuhkannya untuk kemudian disembelih.
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Siapa yang memperkenalkan asinan Bogor? Mengutip Youtube Trans7 Official, kehadiran asinan di Bogor sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Ketika itu makanan ini dikenalkan oleh seorang Kapiten Tionghoa bernama Tan Goan Piaw.
-
Kenapa Bogor disebut Kota Hujan? Karena jumlah milimeter air yang tercurah berada di atas angka 2.000, maka bisa dipastikan jika intensitas air hujan bisa terus turun sepanjang tahun. Ini yang membuat Bogor masih diselingi kondisi hujan saat musim kemarau karena jumlah kandungan air di awan yang tinggi.
-
Apa yang keluar dari sumur di Bogor? Beredar di media sosial semburan gas bercampur air di lahan belakang bangunan kontrakan, Kampung Leuwi Kotok, Desa Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (11/10).
Terkait hal tersebut, Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan mengungkapkan beberapa penyebab terjadinya luapan air besar yang mulai terjadi sejak Selasa, pukul 04:00 WIB pagi itu. Berikut informasi selengkapnya.
Akibat Curah Hujan Ekstrem
Seperti dilansir dari Liputan6, Iwan menyebut penyebab pertama terjadinya banjir ini adalah karena curah hujan di kawasan Kabupaten Bogor yang cukup tinggi beberapa hari belakangan. Hujan tersebut diketahui terjadi sejak Senin malam dan terus berlangsung hingga Selasa pagi dengan intensitas yang cukup tinggi.
"Banjir sendiri dikarenakan intensitas air hujan yang cukup tinggi,” kata Iwan, saat meninjau lokasi banjir, Senin (19/1).
Bahkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat curah hujan di wilayah Gunung Mas pada Selasa pagi berstatus hujan lebat dengan curah hujan rata-rata 107,5 mm per hari.
Terbendung Ranting dan Balok Pohon
Penyebab banjir lainnya, lanjut Iwan, adalah adanya jalur air di kawasan tersebut yang terhalang ranting serta balok-balok pohon. Menurutnya, ada puing-puing sisa pohon yang membendung air terjun di jalur air yang kemudian jebol sehingga terjadi air bah.
“Air yang bermuara dari Sungai Ciliwung itu sempat membendung di sebuah air terjun karena terhalang puing dan balok, kemudian jebol dan jadinya air bah (banjir bandang)," terangnya.
Bukan karena Penebangan Liar
©2021 Merdeka.com/Rasyid Ali
Iwan juga memastikan jika bencana banjir di Kompleks Gunung Mas bukan diakibatkan dari aktivitas penebangan pohon liar, mengingat daerah tersebut merupakan wilayah yang masuk kategori hutan lindung.
"Di sini hutan lindung, di sini tidak ada bangunan di atasnya tidak ada penebangan, yang ada adalah air terjun. Kalau lihat dari wilayah di sini, sangat steril dari penebangan liar atau bangunan, jadi bukan karena aktivitas tersebut," kata Iwan.
900 Warga Terdampak
Sementara itu, Kepala Desa Tugu Selatan, Eko Windiana menjelaskan akibat bencana banjir bandang tersebut terdapat kurang lebih 900 warga yang terdampak dan terpaksa mengungsi ke Wisma Agro Wisata Gunung Mas serta masjid-masjid yang dirasa cukup aman.
Selain itu terdapat dua orang yang menderita luka-luka dan saat ini telah ditangani di Puskesmas Cibeureum.
"Total ada 900-an warga dari sekitar 400 kepala keluarga (KK) di empat RT dan dua RW. Semua sudah diungsikan," imbuh Eko.
Saat ini di lokasi, tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang terdiri dari tim evakuasi dan perlengkapan, tim tenda shelter logistik, serta tim P3K dengan ambulans sudah disiapkan untuk memfasilitasi para pengungsi yang membutuhkan bantuan.