Cara Menyapih Anak Menurut Islam yang Benar, Ibu Wajib Tahu
Cara menyapih anak menurut Islam sering menjadi pertanyaan bagi para orang tua. Bukan hanya pada saat memulai pertama kali menyusui, tetapi juga bagaimana cara menyapih menurut islam yang baik dan benar sesuai dengan tumbuh kembang bayi.
Cara menyapih anak menurut Islam sering menjadi pertanyaan bagi para orang tua, khususnya ibu. Menyusui merupakan salah satu langkah pertama bagi seorang manusia untuk mendapatkan kehidupan yang sehat dan sejahtera. Dalam Al- Quran, Allah telah menegaskan bahwa menyusui anak hendaknya dilakukan selama dua tahun penuh.
Mengingat rentang dua tahun ini merupakan tahun emas ditinjau dari segala sisi kesehatan dan kejiwaan bagi bayi. Hal tersebut sejalan dengan penjelasan dalam Q.S Al-Baqarah [2]: 233, Luqman [31]: 14, dan Al- Ahqaf [46] 15. Pemberian ASI sangat berperan dalam pemenuhan nutrisi bayi sehingga dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi.
-
Bagaimana cara mentahnik bayi? Dalam Kitab Fathul Baari disebutkan, tahnik adalah praktik memberikan sesuatu yang manis dengan cara mengunyahnya terlebih dahulu, kemudian dimasukkan ke mulut bayi lalu dioleskan sedikit ke langit-langit mulutnya.
-
Bagaimana cara anak tersebut menganiaya ibunya? Sebuah video viral di media sosial memperlihatkan seorang anak menganiaya ibu kandungnya dengan cara ditampar dan diseret di Pekanbaru.
-
Bagaimana cara mendoakan anak agar berbakti kepada orang tua? Artinya: "Ya Allah, berilah berkah untuk hamba pada anak-anak hamba, janganlah Engkau timpakan mara bahaya kepada mereka, berilah mereka taufik untuk taat kepada-Mu dan karuniakanlah hamba rezeki berupa bakti mereka."
-
Bagaimana cara menurunkan demam anak? Jika demam tetap tinggi, langkah selanjutnya adalah melakukan kompres dengan air hangat.
-
Gimana cara mendongeng yang baik untuk anak? Seiring dengan pertumbuhan anak, orangtua dapat terus mendongeng dan mengadaptasikan cerita sesuai dengan tingkat perkembangan dan minat anak.
-
Bagaimana cara istri membantu menafkahi keluarga? Selain itu, jika istri juga bekerja dengan penuh kerelaan, maka keduanya akan merasa senang.
Dengan menyusui dipercaya dapat mencegah infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), diare hingga penyakit usus parah pada bayi. Namun, yang kerap menjadi PR bagi sang ibu bukan hanya pada saat memulai pertama kali menyusui. Tetapi juga bagaimanacara menyapih anak menurut Islam yang benar dan tepat.
Lebih jauh berikut ini informasi lengkap mengenai cara menyapih anak menurut Islam, ibu wajib tahu telah dirangkum Merdeka.com melalui jurnal.staialhidayahbogor.ac.id dan orami.co.id pada Senin, (13/12/2021).
Cara Menyapih Anak Menurut Islam yang Benar
1. Berdoa dan Mantapkan Niat
Cara menyapih anak menurut Islam yang pertama adalah berdoa dan memantapkan niat. Setiap orang tua wajib tahu bahwa menyapih merupakan proses yang tidak instan artinya membutuhkan waktu juga kesabaran.
Maka dari itu saat menyapih hargailah setiap usaha anak. Jika kamu berencana menyapih anak diusia 2 tahun, pastikan kamu melakukannya beberapa bulan sebelumnya. Berdoa dan memantapkan niat juga dapat membuat kamu lebih tegas saat menyapih anak. Hal ini tentu juga berdampak baik untuk kesehatan mental baik ibu atau pun bayi yang akan disapih.
2. Komunikasikan Rencana Menyapih dengan Pasangan
Cara menyapih anak menurut Islam berikutnya adalah dengan mengomunikasikan rencana tersebut dengan pasangan. Hal ini tak lain karena anak merupakan amanah bukan saja bagi ibu tetapi juga bagi ayah. Mengingat anak akan cenderung rewel saat disapih sehingga butuh kerja sama yang kompak dengan pasangan agar bisa mengatasi anak saat sedang rewel.
3. Pastikan Anak dalam Kondisi Sehat
Setelah kamu dan pasangan yakin dengan rencana menyapih anak, cara menyapih anak menurut Islam yang selanjutnya ialah penting untuk memastikan kondisi anak dalam keadaan sehat. Sebab menyapih anak dalam kondisi tubuh yang kurang sehat juga dapat berdampak buruk bagi psikologi anak.
Bangun komunikasi yang baik dengan anak tentang keinginan kamu untuk menyapihnya. Jelaskan kepadanya bahwa dia tidak bisa lagi menyusu karena dia sudah semakin dewasa. Biasanya konsep ingin menjadi 'dewasa' membuat si kecil sangat terobsesi dan mungkin bisa memotivasinya untuk belajar menyapih.
4. Siapkan Makanan Pendamping ASI yang Disukai Si Kecil
Jika si kecil sudah mulai tidak mengonsumsi ASI, tentu saja kamu harus memenuhi nutrisinya dengan MPASI atau makanan pendamping ASI yang memiliki kandungan gizi yang baik sesuai dengan usia sang anak. Nutrisi yang cukup dapat membantu tumbuh kembang anak menjadi lebih maksimal.
5. Ibu Harus Konsisten
Saat penyapihan sudah dijalani dan suatu ketika anak rewel, biasanya ibu adalah orang paling tidak tega. Dalam hal ini ibu jangan sampai memberikan ASI kembali untuk membuat anak merasa tenang .
Hal tersebut justru akan membuat proses penyapihan akan lebih lama dan semakin sulit. Terakhir, cara menyapih anak menurut islam ialah ibu harus konsisten saat menyapih.
Waktu Menyapih Anak Menurut Islam
Cara menyapih anak menurut islam tercantim dalam QS. Al-Baqarah Ayat 233. Termasuk anjuran waktu menyapih menurut Islam. Dalam ayat ini tertulis sebaiknya ibu menyapih anaknya saat berusia 2 tahun, bila sang ibu ingin menyempurnakan penyusuannya.
"Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih dari kesanggupannya."
Namun, dijelaskan lebih lanjut apabila sebelum berusia 2 tahun pun tidak mengapa. Saat buah hati berusia 6 bulan. Namun, proses menyapih ini dilakukan secara bertahap, sampai ibu dan anak siap untuk menyapih.
"Janganlah seorang ibu menderita karena anaknya dan jangan pula seorang ayah (menderita) karena anaknya. Ahli waris pun (berkewajiban) seperti itu pula. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum 2 tahun) dengan persetujuan dan permusyawaratan antara keduanya, maka tidak ada dosa atas keduanya."
"Dan jika kamu ingin menyusukan anakmu kepada orang lain, maka tidak ada dosa bagimu memberikan pembayaran dengan cara yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan". (QS. Al-Baqarah Ayat 233)