Doa Tahnik Bayi Baru Lahir Lengkap dengan Caranya, Amalan Sunnah Zaman Rasulullah
Menurut Imam Nawawi bahwa tahnik ini termasuk sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan kesepakatan para ulama. Berikut doa tahnik bayi baru lahir.
Doa tahnik bayi merupakan salah satu tradisi Islami yang dilakukan sebagai bentuk syukur atas kelahiran seorang anak. Dalam Kitab Fathul Baari disebutkan, tahnik adalah praktik memberikan sesuatu yang manis dengan cara mengunyahnya terlebih dahulu, kemudian dimasukkan ke mulut bayi lalu dioleskan sedikit ke langit-langit mulutnya. Mentahnik dilakukan dengan kurma kering (tamr) atau kurma basah (ruthab). Kalau tidak ada kurma, bisa diganti dengan sesuatu yang manis, seperti madu.
Dilakukan demikian kepada bayi agar supaya ia terlatih terhadap makanan dan untuk menguatkannya. Menurut Imam Nawawi bahwa tahnik ini termasuk sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan kesepakatan para ulama. Lantas, seperti apa cara dan bacaan doa tahnik bayi yang harus dipraktikkan? Dilansir dari berbagai sumber, berikut penjelasan selengkapnya.
-
Bagaimana cara mengucapkan doa anak baru lahir? Mulailah doa dengan ucapan syukur kepada Allah SWT atas karunia kelahiran bayi tersebut. Ucapkan terima kasih atas anugerah kehidupan yang baru diberikan-Nya.
-
Doa apa yang dibaca untuk anak baru lahir? Wa innî u’îdzu bika wadzurriyyatahâ minasysyaithânir rajîm
-
Apa maksud doa untuk anak baru lahir? Memberikan doa untuk bayi yang baru lahir adalah wujud kasih sayang dan cinta dari orang tua, keluarga, dan sesama Muslim. Doa-doa ini menjadi bentuk dukungan dan harapan untuk masa depan bayi yang baru lahir.
-
Kapan doa untuk anak baru lahir dibacakan? Doa Anak Baru Lahir Pertama Allâhummaj’alhu bârran taqiyyan rasyîdan wa-anbit-hu fil islâmi nabâtan hasanan Artinya: 'Ya Allah, jadikanlah ia (bayi) orang yang baik, bertakwa, dan cerdas. Tumbuhkanlah ia dalam islam dengan pertumbuhan yang baik.'
-
Kapan sebaiknya membaca doa untuk bayi baru lahir? Ketika pasangan Anda selesai melakukan proses persalinan dengan kondisi bayi yang selamat dan sehat, maka dianjurkan untuk membaca doa khusus.
-
Bagaimana cara berdzikir untuk bayi di kandungan? Dzikir untuk ibu hamil bukanlah hal yang remeh. Setiap ibu yang sedang mengandung, dianjurkan untuk melakukan dzikir untuk ibu hamil agar bayi di dalam kandungan bisa sehat dan lahir dengan selamat.
Sunnah Nabi
Praktik tahnik bayi yang baru lahir disyariatkan oleh Allah melalui petunjuk Rasulnya dengan cara menyuapinya sedikit buah kurma yang sudah dikunyah dan dibasahi.
Selain sunnah yang dianjurkan, mentahnik juga akan membuat bayi merasa tenang dan aman atas kelangsungan makanannya. Ia akan merasa mendapakan perhatin, terlebih lagi buah kurma yang diberikan padanya dikunyah terlebih dahulu, sehingga meningkatkan kadar gula yang disukai oleh anak. Dalam tunutnan ini terdapat pengertian melatih sang bayi agar nanti terbiasa mengkonsumsi makanan barunya yang ia sedot dengan mulutnya agar ia terbiasa.
Diriwayatkan dari Aisyah radiallahu anha bahwa Nabi sering didatangi para orang tua yang membawa bayinya untuk dimintakan berkah dan di tahnik.Dalam as-shahihain disebutkan bahwa Asma’ radiallahu anha mendatangi Rasulullah sambil membawa bayinya. Ia bercerita, "Rasulullah mentahniknya dengan kurma kemudian mendoakan dan memintakan berkah untuknya”. Keterangan dalam hadits ini menjelaskan anjuran membawa bayi yang baru lahir kepada orang shaleh agar mendapatkan doa mereka.
Masih dalam ash-shahihain diriwayatkan bahwa Anas radiallahu anhu bercerita, ketika Ummu Sulaim melahirkan bayi laki-laki, dia menyerahkan kepadaku untuk dibawa kepada Rasulullah. "Aku membawa kurma dan membawa bayi itu kepada Rasulullah yang saat itu menggunakan baju abaya, beliau bertanya, “apakah kamu membawa kurma?” aku menjawab “ya”. Selanjutnya beliau mengambil beberapa butir kurma, mengunyah dengan mulutnya dan membasahi dengan ludah. Kemudian beliau membuka mulut bayi dan menyuapkan kurma tersebut kemulutnya. Bayi itu mengisap-isapnya dengan senang, sehingga Rasulullah bersabda, “kesukaan orang-orang anshar adalah kurma”.
Usai mentahnik, Nabi memberinya nama Abdullah dan setelah anak itu tumbuh menjadi besar ternyata tiada seorang pemuda pun dari kalangan Anshar yang lebih baik daripada dirinya.
Cara dan Doa Tahnik Bayi
Berikut amalan dan cara mentahnik bayi baru lahir sebagaimana diterangkan Abah Guru Sekumpul (KH Muhammad Zaini Abdul Ghani Al-Banjari).
1. Buka mulutnya, lalu bacakan doa tahnik bayi berikut:
اَللَّهُمَّ فَقِّهُّ فِي الدِّيْنِ وَعَلِّمْهُ التَّأْوِيْلَ
Allahumma Faqqihhu fiddiin wa 'allimhut Ta'wiil
Artinya: "Ya Allah, berilah kepahaman kepadanya dalam urusan agama dan ajarkanlah ilmu takwil (tafsir Al-Qur'an)."
Apabila bayinya perempuan, kata "Hu" diganti dengan "Ha".
2. Mengumandangkan adzan di telinga kanan dan iqamah di telinga kiri.
Setelah itu baca Surat Al-Qadr sebanyak 7 kali.
3. Tawassul kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
"Ya Rasulullah... ummat Engkau lahir, jadikanlah anak ini mendapatkan Nur dari engkau Yaa Rasulullah shallalllahu 'alaihi wasallam."
Insya Allah, anak yang dibacakan amalan di atas akan menjadi anak yang alim dan saleh/saleha.
Adapun doa di atas merupakan doa yang dibaca oleh Nabi Muhammad SAW untuk Abdullah bin Abbas (Ibnu Abbas) (619-687/68 H).
Beliau adalah saudara sepupu Nabi, orang paling alim tentang Al-Qur'an dan paling faqih dengan tafsirannya. Beliau menghafal 1.660 Hadis yang ditsabitkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dalam kitab shohih mereka. Abdullah bin Abbas ditahnik oleh Nabi Muhammad dan besar di bawah asuhan Baginda.
Ibnu Abbas menjadi seorang ahli Hadis, ahli Tafsir, ahli Fiqh yang tersohor di zamannya. Sehingga beliau mendapat tempat istimewa di sisi Khalifah Ar-Rasyidin dalam membantu kepimpinan berkaitan urusan pentadbiran dan agama. Beliau dikenali sebagai orang yang paling mengikuti dan mentaati sunnah Nabi Muhammad.
Dalil Mengenai Tahnik Bayi
Dalil dari dua masalah di atas (tahnik dan mendo’akan keberkahan) banyak sekali diantaranya:
1. Hadits Abu Musa
2. Hadits Anas bin Malik tentang kiash Abu Thalhah dan istrinya Ummu Sulaim
3. Asma’ binti Abi Bakar Ash-Shiddiq ketika melahirkan anaknya Abdullah bin Zubair.
Ketiga hadits di atas telah saya turunkan di fasal ke 20 masalah yang pertama “waktu memberi nama kepada anak”.
4. Hadits Aisyah.
عَنْ عَائِشَةَ – رضى الله عنها – قَالَتْ أُتِىَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – بِصَبِىٍّ يُحَنِّكُهُ ، فَبَالَ عَلَيْهِ ، فَأَتْبَعَهُ الْمَاءَ
“Dari Aisyah, ia berkata, “Didatangkan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam seorang bayi laki-laki beliau mentahniknya, lalu bayi itu mengecinginya, kemudian beliau memercikkannya dengan air“
Hadits shahih dikeluarkan oleh Bukhari (no. 5468) dan Muslim (I/163-164). Lafadz hadits ini oleh Bukhari. Dan dalam lafadz Muslim sebagai berikut.
عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يُؤْتَى بِالصِّبْيَانِ فَيُبَرِّكُ عَلَيْهِمْ وَيُحَنِّكُهُمْ فَأُتِىَ بِصَبِىٍّ فَبَالَ عَلَيْهِ فَدَعَا بِمَاءٍ فَأَتْبَعَهُ بَوْلَهُ وَلَمْ يَغْسِلْهُ
“Dari Aisyah istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di datangkan kepada beliau beberapa bayi kemudian beliau mendo’akan keberkahan atas mereka dan mentahnik mereka. Lalu dibawa kepada beliau seorang bayi laki-laki, lalu bayi itu kencing dipangkuan beliau, kemudian beliau meminta air dan memercikkannya ke kencing bayi tersebut dan beliau tidak mencucinya“