Cara Meredam Rasa Marah menurut Islam, Salah Satunya dengan Ta'awudz
Penting untuk mengetahui cara meredam rasa marah agar bisa mengontrol emosi tersebut. Karena kemarahan bisa membuat seseorang jadi gelap mata sehingga dapat melakukan tindakan atau mengucapkan perkataan yang berakibat buruk bagi diri dan orang lain.
Setiap orang pasti pernah merasa marah, meski wujud marah yang muncul berbeda antara satu orang dengan yang lainnya. Ini adalah bagian dari emosi manusia ketika mereka merasa frustasi atau dalam situasi yang sulit.
Meski marah adalah emosi normal yang dimiliki oleh manusia, Rasulullah SAW pernah memberikan nasehat kepada seorang sahabat agar dirinya tidak marah. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, seorang lelaki berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kenapa pacar kamu marah? Perasaan kesal dan marah tidak dapat dihindari ketika terjadi masalah dalam sebuah hubungan romantis.
-
Kenapa Tamara Tyasmara marah? Tamara merasa kesal setelah melihat adik terdakwa tertawa-tawa selama persidangan berlangsung.
-
Kapan Raden Rakha lahir? Raden Rakha memiliki nama lengkap Raden Rakha Daniswara Putra Permana. Ia lahir pada 16 Februari 2007 dan kini baru berusia 16 tahun.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan Ki Hitam? Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
“Berilah aku wasiat.” Beliau menjawab, “Janganlah engkau marah.” Lelaki itu mengulang-ulang permintaannya, (namun) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (selalu) menjawab, “Janganlah engkau marah.” (HR. Bukhari).
Ketika kita marah, sebaiknya bersabar dan menahan amarahnya. Karena kemarahan bisa membuat seseorang jadi gelap mata sehingga dapat melakukan tindakan atau mengucapkan perkataan yang berakibat buruk bagi diri dan orang lain.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara meredam rasa marah agar bisa mengontrol emosi tersebut. Dalam artikel berikut ini, kami akan sampaikan bagaimana cara meredam rasa marah menurut Islam yang dilansir dari berbagai sumber.
Membaca taawudz
©2023 Merdeka.com/Pexels/Michael Burrows
Cara meredam rasa marah menurut Islam pertama adalah dengan ta’awudz, yaitu meminta perlindungan kepada Allah SWT. Saat marah, penting untuk meminta perlindungan dari setan, karena terdapat dalil-dalil yang memperlihatkan bahwa marah bisa berasal dari setan. Jadi, kita bisa mengamalkan firman Allah dari ayat berikut,
“Dan jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar Maha Mengetahui.” (QS. Al-A’raf: 200)
Sulaiman bin Shurod radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Pada suatu hari aku duduk bersama-sama Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam sedang dua orang lelaki sedang saling mengeluarkan kata-kata kotor satu dan lainnya. Salah seorang daripadanya telah merah mukanya dan tegang pula urat lehernya. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Sesungguhnya aku tahu satu perkataan sekiranya dibaca tentu hilang rasa marahnya jika sekiranya ia mau membaca, ‘A’udzubillahi minas-syaitani’ (Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan), niscaya hilang kemarahan yang dialaminya.” (HR Bukhari).
Diam
Cara meredam rasa marah menurut Islam yang kedua yaitu cukup dengan diam. Kenapa diam? Karena saat kita marah, seringkali keluar kata-kata yang tidak diridhai oleh Allah SWT. Ada yang mengeluarkan kata-kata kufur, kalimat caci maki, kalimat laknat, hingga keluar kalimat cerai. Tentu ucapan-ucapan ini bisa menghancurkan perasaan orang lain.
Jadi, ketika seseorang memaksa dirinya untuk diam saat akan marah, maka hal-hal yang rusak tadi tidak akan terjadi.
Ada hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad,
“Jika salah seorang di antara kalian marah, diamlah.” (HR. Ahmad. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan lighairihi).
Berganti posisi
Cara meredam rasa marah menurut Islam yang ketiga yakni dengan berganti posisi. Mungkin sedikit membingungkan, tapi hadis dari Abu Dzarr radhiyallahu ‘anhu menjelaskan, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Bila salah satu di antara kalian marah saat berdiri, maka duduklah. Jika marahnya telah hilang (maka sudah cukup). Namun jika tidak lenyap pula maka berbaringlah.” (HR. Abu Daud).
Mengambil air wudhu
Cara meredam rasa marah menurut Islam yang keempat adalah dengan berwudhu. Ini adalah cara yang banyak orang anjurkan ketika kita merasa marah atau akan marah. Cara ini didasarkan pada hadis dari Athiyyah as-Sa’di Radhiyallahu anhu, yang berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:
“Sesungguhnya amarah itu dari setan dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudhu.” (HR. Abu Daud. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
Ingat wasiat dan janji Nabi
©2023 Merdeka.com/Pexels/Ahmet Polat
Cara meredam rasa marah menurut Islam yang kelima yaitu dengan mengingat wasiat dan janji Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam. Sebelum marah kepada orang lain atau benda sekalipun, baiknya kita memperhatikan hadis yang berisi pesan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini,
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, seorang lelaki berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berilah aku wasiat.” Beliau menjawab, “Janganlah engkau marah.” Lelaki itu mengulang-ulang permintaannya, (namun) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (selalu) menjawab, “Janganlah engkau marah.” (HR. Bukhari).
Dari Mu’adz radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barang siapa menahan amarahnya padahal mampu meluapkannya, Allah akan memanggilnya di hadapan para makhluk pada hari Kiamat untuk memberinya pilihan bidadari yang ia inginkan.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini sanadnya hasan).
Dari Abu Ad-Darda’ radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Wahai Rasulullah tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang dapat memasukkan dalam surga.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas,
“Jangan engkau marah, maka bagimu surga.” (HR. Thabrani).