Cerita di Balik "Demam" Rolling Stones di Bandung, Anak Band Tahun 1970-an Wajib Bawa Lagu Rock and Roll
Saat itu anak band akan diakui jika membawakan lagu The Rolling Stones di Bandung.
Saat itu anak band akan diakui jika membawakan lagu The Rolling Stones di Bandung.
Cerita di Balik "Demam" Rolling Stones di Bandung, Anak Band Tahun 1970-an Wajib Bawa Lagu Rock and Roll
Gegap gempita rock pernah merajai belantika musik mainstream Indonesia pada dekade 1970-1980-an. Saat itu, budaya barat memang ramai masuk di masa pemerintahan Orde Baru. Akibatnya banyak kaset pita dari grup luar negeri seperti The Beatles, Deep Purple, Led Zeppelin hingga The Rolling Stones yang beredar di Indonesia.
Maraknya penjualan kaset ini kemudian digandrungi kalangan anak muda, hingga ke pelosok daerah salah satunya Bandung. Di pusat kota priangan itu kemudian muncul demam musik barat, salah satunya dari The Rolling Stones.
-
Bagaimana cara warga Gang Stones di Bandung menjaga semangat The Rolling Stones? Warga selalu kompak untuk menghias gang tersebut dengan mural dari The Rolling Stones.Salah satu warga yang juga ketua RW setempat, Engkus menyebut jika permukimannya sudah berkali-kali viral.
-
Siapa yang memperkenalkan The Rolling Stones ke warga Gang Stones di Bandung? Menurut asal usulnya, gang ini sudah hingar bingar dengan hentakan lagu rock dari The Rolling Stones sejak 1970-an silam.
-
Mengapa warga Gang Stones di Bandung membuat mural The Rolling Stones? Untuk mengekspresikan kecintaannya, mereka kemudian bersepakat untuk membuat mural sepuar band tersebut di sepanjang jalan gang.
-
Apa yang unik dari Gang Stones di Bandung? Di sepanjang gang, terpampang banyak mural lidah menjulur khas band rock Inggris The Rolling Stones. The Rolling Stones seperti hidup di Bandung.
-
Dimana Gang Stones di Bandung berada? Diketahui gang ini berada di kawasa Jalan Pelesiran, RW 06, Kelurahan Lebak Siliwangi, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat.
-
Kapan video gang permukiman padat penduduk di Bandung diunggah? Merujuk kanal Youtube Walking Stories, Jumat (8/3), pintu masuk menuju permukiman padat penduduk di tengah Kota Bandung ini kondisinya menurun tajam.
Grup yang digawangi oleh Mick Jagger vokal, Ronnie Wood gitar, Keith Richards gitar dan Charlie Watts drum (RIP) ini memang pernah sangat digemari sebagian warga Bandung. Saking berpengaruhnya, siapapun yang memiliki band diwajibkan menguasai lagu-lagunya untuk ditampilkan.
Tak hanya itu, kegemaran warga Bandung akan grup bentukan tahun 1962 itu juga masih terasa hingga sekarang di salah satu gang perkampungan. Kabarnya di sana, seluruh warganya menggemari The Rolling Stones.
Berikut fakta-fakta demam The Rolling Stones yang pernah melanda Bandung puluhan tahun silam.
(Gambar: Instagram The Rolling Stones)
Musik Rock Merajalela di Bandung
Pertengahan dekade 1970-an, musik rock benar-benar hidup di Bandung.
(Gambar: Mat Setun Band yang jadi salah satu tribute The Rolling Stones di Bandung)
Ini didukung dengan masifnya radio pemancar yang sudah banyak mengudara di Bandung, hingga membuat budaya musik rock kian berkembang.
Disampaikan akademisi Seni Musik Universitas Pasundan, Djaelani, tahun 1970-an, jadi masa paling emas dari genre musik rock karena keragamannya.
"Dulu Harry Roesli bersama gangnya memainkan berbagai musik mulai dari pop, rock hingga kontemporer. Dia salah satu yang memberikan banyak kontribusi bagi perkembangan musik di Kota Bandung," kata dia, mengutip ANTARA.
- 9 Cara Sederhana Bikin Ruangan Kedap Suara yang Bebas Bising, Cocok untuk Anak Band
- Fakta Menarik Gang Stones di Bandung, Berasa Jadi Tetangganya Mick Jagger
- Om Rocker 'Cegat' Jenderal Polisi di Pinggir Jalan, Ini yang Dilakukannya
- Cerita Band Slank 'Turun Gunung' dan Dukung Ganjar-Mahfud: Indonesia Sedang Tak Asyik-Asyik Saja
Wajib Membawakan The Rolling Stones
Di tahun itu, The Rolling Stones dianggap merajai musik rock di Indonesia. Musiknya yang keras namun tetap nyaman di telinga jadi sebabnya.
Gaya busana panggung oleh band tersebut juga mewakili anak muda, dengan kemeja, jaket kulit hitam, celana jeans belel dan sepatu boot.
Akibatnya, para penggemar tak sekedar menikmati alunan musiknya tetapi juga meniru gaya hidup band tersebut melalui grup-grup musik tribute bentukan anak muda Bandung. Ketika itu, band-band yang tampil wajib membawakan lagu dari The Rolling Stones agar diterima.
"Kalau dulu itu kontestasinya mirip-miripan, semakin mirip yang asli, baik dari sound, sentuhan melodi, sampai gaya berdandan, itu paling oke," tambah Djaelani, yang saat ini menjabat sebagai Kelapa Program Studi Seni Musik di Universitas Pasundan.
Tidak Gaul Kalau Tidak Bawakan Lagu The Rolling Stones
Salah satu musisi yang aktif membawakan lagu The Rolling Stones sejak tahun 1980-an adalah Beben Bena. Ia mengatakan dalam sebuah podcast di kanal YouTube Raspati Management Official, bahwa di era itu banyak acara musik di Bandung yang pengisinya diminta membawakan lagu The Rolling Stones.
Menurut dia, ketika ada band yang tidak membawakan band legendaris tersebut akan menjadi sasaran pelembaran dari para penonton.
“Waktu itu lihat pertunjukan musik kan di Agustusan biasanya, pas naik panggung sama penonton diminta bawakan lagu The Rolling Stones, kalau tidak itu akan dilempar sama penonton,” terang Beben.
Itulah sebabnya Bandung jadi salah satu kota di Indonesia yang memiliki banyak penggemar musik rock and roll dari The Rolling Stones.
“Waktu itu The Rolling Stones juga menjual gaya hidup yang disukai anak-anak muda,” tambahnya.
Demam The Rolling Stones sampai ke Gang-Gang Permukiman
Selain di kalangan anak muda dan pesta musik, The Rolling Stones rupanya juga mewabah di kalangan masyarakat luas. Bahkan, banyak gang-gang di Bandung yang warganya menjadi stones alias penggemar grup tersebut.
Salah satu yang sempat viral belakangan ini adalah Gang Stones yang terletak di Jalan Pelesiran, Lebak Siliwangi, Kecamatan Coblong, Kota Bandung. Di sana, tiap sudutnya memiliki mural dari logo lidah khas The Rolling Stones.
Menurut informasi, sejak tahun 1970 hingga 1990-an seluruh warga di sana sudah menjadi penggemar dari grup musik rock and roll tersebut. Saat ini, generasi milenial juga menggemari grup tersebut yang diturunkan dari kakek serta orang tuanya.